Economic Issues

Penggunaan Uang Digital Naik, Seiring Meleburnya Aset Tradisional dan Digital

Seiring dengan komersialisasi teknologi buku besar terdistribusi (DLT) dan aset digital yang terus berlanjut, penggunaan uang digital di luar mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currencies (CBDC) diperkirakan akan meningkat secara signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil temuan Whitepaper Citi Securities Services terbaru edisi keempat.

"Peralihan ke T+1 telah menjadi pusat perhatian dalam industri pasca perdagangan selama beberapa tahun terakhir. Ini termasuk teknologi buku besar terdistribusi dan aset digital, serta potensi signifikan tokenisasi untuk ditingkatkan. Perkembangan ini akan terus mengubah lanskap sekuritas seiring kita terus bergerak menuju siklus penyelesaian yang lebih pendek di berbagai pasar di seluruh dunia,” kata Okan Pekin, Kepala Layanan Sekuritas, Citibank, Kamis (5/9/2024).

Sebanyak 65% responden berencana menggunakan opsi non-CBDC seperti stablecoin, deposit tokenisasi, reksa dana pasar uang, dan sistem pembayaran digital untuk mendukung kebutuhan kas dan likuiditas dalam penyelesaian sekuritas digital pada tahun 2026, dibandingkan dengan 15% yang berencana menggunakan CBDC. Hal ini berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya, di mana CBDC menjadi bentuk uang digital yang lebih diminati sebesar 52%.

Dalam survei tersebut ditemukan bahwa adopsi digital berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Di Asia Pasifik dan Eropa memimpin komersialisasi DLT dan aset digital, dengan masing-masing 48% dan 46% dengan responden yang secara aktif mengejar inisiatif.

Di sisi lain, tokenisasi siap untuk diterapkan sementara native digital issuance membutuhkan waktu lebih lama. Sebanyak 62% responden dari sisi jual berfokus pada upaya DLT dan aset digital mereka pada tokenisasi berbagai kelas aset, termasuk aset publik dan pribadi, dibandingkan dengan 8% untuk native digital security issuance.

Ditemukan juga jaringan pribadi lebih diminati. Sebanyak 64% responden dari sisi-jual berharap untuk dapat menggunakan jaringan pribadi (yang dikelola oleh bank, perusahaan teknologi, dan FMI) saat melakukan tokenisasi aset. Namun, di sisi beli, manajer aset lebih berfokus pada penggunaan blockchain publik untuk tokenisasi dana dan peluang distribusi. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved