Diunduh 1,5 Juta Kali! SkorLife Ubah Cara Akses Data Kredit dan Pangkas Biaya Operasional Hingga 50%
SkorLife, perusahaan fintech asal Indonesia, menggunakan teknologi Generative AI (GenAI) untuk meningkatkan layanan pelanggan. Langkah ini berhasil memangkas biaya operasional hingga 50% serta meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan.
Pencapaian ini menegaskan komitmen SkorLife terhadap inovasi dan penggunaan teknologi mutakhir untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Ongki Kurniawan, CEO dan Co-Founder Skor Technologies, bergabung dalam episode podcast andalan AC Ventures, Indonesia Digital Deconstructed, untuk membahas SkorLife dan bagaimana aplikasi ini membantu masyarakat Indonesia mengelola data kredit mereka. Diskusi tersebut juga menyoroti penggunaan AI dan GenAI oleh SkorLife.
"Salah satu tantangan utama adalah kecepatan teknologi yang tidak selalu sejalan dengan regulasi di Indonesia, yang menimbulkan berbagai hambatan. Kami perlu memastikan bahwa teknologi dan regulasi berkembang secara bersamaan untuk benar-benar memberdayakan konsumen lokal,” ujar Ongki dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (5/9/2024).
Di Indonesia, sebagai pasar yang sedang berkembang dengan kelas menengah yang terus bertambah, banyak konsumen kesulitan membangun skor kredit mereka dengan baik. Akibatnya, banyak dari konsumen tidak bisa sepenuhnya meraih mobilitas sosial-ekonomi yang lebih baik karena sulit mendapatkan akses ke pinjaman dan instrumen keuangan lainnya di luar rekening tabungan.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kejelasan informasi. Meskipun biro kredit di Indonesia memiliki data yang diperlukan, belum ada cara yang mudah bagi konsumen untuk mengakses data kredit mereka dan membuat keputusan yang tepat untuk memperbaiki skor mereka. Akibatnya, sembilan dari sepuluh aplikasi pinjaman di Indonesia ditolak.
SkorLife mengatasi tantangan ini dengan memberikan kontrol penuh kepada pengguna atas informasi kredit mereka melalui platformnya. Diluncurkan pada 2022, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 1,5 juta kali, menjadikannya yang pertama dari jenisnya di Indonesia.
Pendekatan komprehensif ini dalam pengelolaan, pemahaman, dan penyelesaian sengketa data kredit membantu menyelesaikan masalah transparansi dan aksesibilitas keuangan yang sudah lama ada.
Ongki, yang memiliki latar belakang profesional dengan peran di perusahaan-perusahaan keuangan dan teknologi multinasional seperti Citi Group, BCG, XL Axiata, Grab, dan Stripe, telah menerapkan pemahaman mendalamnya tentang kemajuan teknologi dan nuansa regulasi di Indonesia untuk mengatasi tantangan kredit yang unik dihadapi oleh jutaan konsumen.
“Salah satu tantangan utama adalah kecepatan teknologi yang tidak selalu sejalan dengan regulasi di Indonesia, yang menimbulkan berbagai hambatan. Kami perlu memastikan bahwa teknologi dan regulasi berkembang secara bersamaan untuk benar-benar memberdayakan konsumen lokal,” ujar Ongki.
Di Indonesia, sebagai pasar yang sedang berkembang dengan kelas menengah yang terus bertambah, banyak konsumen kesulitan membangun skor kredit mereka dengan baik.
Akibatnya, banyak dari konsumen tidak bisa sepenuhnya meraih mobilitas sosial-ekonomi yang lebih baik karena sulit mendapatkan akses ke pinjaman dan instrumen keuangan lainnya di luar rekening tabungan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kejelasan informasi.
Meskipun biro kredit di Indonesia memiliki data yang diperlukan, belum ada cara yang mudah bagi konsumen untuk mengakses data kredit mereka dan membuat keputusan yang tepat untuk memperbaiki skor mereka. Akibatnya, sembilan dari sepuluh aplikasi pinjaman di Indonesia ditolak.
SkorLife mampu mengatasi tantangan dengan memberikan kontrol penuh kepada pengguna atas informasi kredit mereka melalui platformnya. Diluncurkan pada 2022, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 1,5 juta kali, menjadikannya yang pertama dari jenisnya di Indonesia.
Pendekatan komprehensif ini dalam pengelolaan, pemahaman, dan penyelesaian sengketa data kredit membantu menyelesaikan masalah transparansi dan aksesibilitas keuangan. (*)