Trends

Nusa Penida Dirancang Sebagai Pulau Energi Terbarukan

Foto : IESR.

Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berkomitmen mendukung inisiatif Bali Net-Zero Emission 2045 lantaran memulai inisiatif Nusa Penida 100% energi terbarukan pada 2030.

Langkah ini terangkum pada peta jalan terintegrasi untuk mencapai target tersebut. Sinergi dan dukungan dari berbagai pihak untuk mendorong implementasi inisiatif Nusa Penida 100% energi terbarukan.

Untuk itu, IESR bersama dengan sejumlah mitra strategis yang mencakup pemangku kepentingan utama di sektor energi Indonesia, yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Asosiasi Energi Angin Indonesia (AEAI), dan PT Bali Kerthi Development Fund Ventura, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk merealisasikan Nusa Penida sebagai pulau 100% energi terbarukan di tengah-tengah perhelatan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta.

Penandatanganan MoU ini menurut Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menandai adanya komitmen para pemangku kepentingan utama energi terbarukan di Indonesia untuk mendorong investasi serta mobilisasi dukungan sumber daya untuk pemanfaatan 100 persen energi terbarukan untuk menjadi Nusa Penida, pulau ikonis energi terbarukan.

Pemanfaatan energi terbarukan yang melimpah di wilayah tersebut akan meningkatkan daya tarik Nusa Penida sebagai tujuan wisata utama, yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan melestarikan lingkungan alam Bali.

“Dalam waktu enam tahun mendatang sistem kelistrikan di Nusa Penida harus mulai menambah kapasitas energi terbarukan untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik sebelum akhirnya mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sepenuhnya dengan energi terbarukan," kata Fabby di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Untuk itu, sebelum 2030 harus dibangun PLTS ground mounted, PLTS atap, PLT Angin, PLT biomassa, sistem penyimpanan energi, dan penguatan grid; dengan kebutuhan investasi mencapai US$100 juta.

"Kebutuhan pendanaan dan skala pembangunan energi terbarukan di Pulau Nusa Penida hanya bisa terjadi kalau terjadi kemitraan antara PLN, PT Indonesia Power, dan para pelaku usaha yang berinvestasi di pembangkit energi terbarukan,” ucapnya.

Berdasarkan analisis IESR dan Center of Excellence Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana, potensi energi terbarukan di Nusa Penida mencapai lebih dari 3.219 megawatt (MW), terdiri atas 3.200 MW PLTS ground-mounted atau terpasang di tanah, 11 MW PLTS atap, 8 MW biomassa, belum termasuk potensi energi angin, arus laut, dan biodiesel.

Di Peta Jalan Nusa Penida 100% Energi Terbarukan, terdapat rekomendasi tiga fase implementasi inisiatif ini dengan pembangunan PLTS dan penurunan operasional PLTD, penguatan jaringan dan manajemen sistem, dan pembangunan PLTBm serta energi terbarukan lain ditambah dengan sistem penyimpanan energi untuk sepenuhnya menggantikan PLTD.

Dewanto, Vice President Aneka Energi Terbarukan di PLN, mengatakan PLN menjalankan program pemerintah dalam pencapaian NZE, serta reduksi penggunaan energi fosil secara signifikan. Upaya ini dilakukan juga di daerah yang sumber listriknya masih berasal dari PLTD.

Solihin J. Kalla, WKU Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kadin Indonesia, menuturkan pihaknya selaku wadah bagi pelaku bisnis di Indonesia ingin mendorong transisi energi sebagai salah satu primadona investasi negeri ini. Untuk itu, implementasi peta jalan Nusa Penida untuk mencapai target 100% energi terbarukan pada 2030 dapat menjadi salah satu model transisi energi yang kolaboratif dan inklusif.

Sementara itu, Andhika Prastawa, Ketua II METI menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung percepatan energi bersih di Bali dengan menjaga stabilitas PLTS Hybrid Nusa Penida sebagai pilar utama pencapaian Bali NZE 2045.

Made Ayu Hapsari, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menyebut keuntungan pemanfaatan PLTS di Nusa Penida. Menurutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan menjadi pembangkit yang dapat diandalkan, dengan keunggulan berupa kemudahan dalam pengaplikasian serta perawatannya.

Kemudian, Agung Hernawan, Ketua Umum AEAI menyatakan, potensi pengembangan energi bayu di Nusa Penida cukup menjanjikan, meski belum sepenuhnya dioptimalkan. Direktur Utama PT Bali Kerthi Development Fund Ventura (BDF), I Made Gunawirawan, menyampaikan dukungannya bisa dalam bentuk pembiayaan untuk pengadaan PLTS bagi masyarakat Nusa Penida. Inisiatif Bali NZE 2045 juga didukung oleh lembaga filantropi asal Indonesia ViriyaENB dan Koalisi Bali Emisi Nol Bersih yang terdiri dari WRI Indonesia, Nexus Indonesia, CAST Foundation, serta IESR. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved