Trends

LPEI Mengerek Literasi Keuangan Mahasiswa dan Gen Z di Kampus FIB UI

Donda Sarah, Senior Economist LPEI di FIB UI, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (6/9/2024)

Sebagai upaya mendorong literasi keuangan Gen Z dan semangat entrepreneurship untuk menembus ekspor, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menggelar literasi keuangan bertajuk Mendorong Genz Z Menjadi Entrepreneur Go Global dan Melek Keuangan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (5/9/2024).

Kepala Divisi Sekretariat Lembaga LPEI, Dyza Rochadi, mengatakan literasi keuangan merupakan syarat bagi Indonesia untuk terus maju dan semakin kokoh sebagai negara dengan daya saing global. "Mahasiswa, sebagai agent of change, memiliki peran penting untuk menjadi entrepreneur dan eksportir masa depan yang berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional serta memberikan developmental impact bagi Indonesia. LPEI, bersama seluruh pemangku kepentingan, siap berkolaborasi untuk memperkuat daya saing ekspor Indonesia dan mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan," tutur Dyza seperti ditulis swa.co.id pada Jumat (6/9/2024).

Alfian Syahmadan Siagian, Manajer Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni FIB UI, mengatakan kegiatan literasi keuangan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Mengingat masih ada kesenjangan pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana mengelola keuangan yang tepat. Oleh karenanya, penting bagi mahasiswa mendapatkan perspektif pengelolaan keuangan dari para ahlinya.

“Kami memang butuh perspektif yang betul tentang keuangan. Selain melek keuangan, literasi ini juga diharapkan bisa membuat mahasiswa bisa (maju) setingkat lagi menjadi entrepreneur global,” ungkap Alfian.

Alfian Syahmadan Siagian, Manajer Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni FIB UI . (Foto : Dok).

Dalam talkshow kali ini, Dian Novi Wibowo, Analis Kebijakan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Donda Sarah, Senior Economist LPEI, dan Adinda Sheila, pemilik dan pendiri Adisher Leather, menjabarkan berbagai pengetahuan dan informasi perihal ekspor produk Indonesia serta literasi keuangan.

Dian menjelaskan bahwa nilai ekspor Indonesia sejak 2022 dalam kondisi surplus lantaran terjaga dengan baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor per Juli 2024 tercatat US$22,2 miliar atau tumbuh 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan nilai impor mencapai US$21,7 miliar, tumbuh 11,1 persen .

“Namun memang, dilihat dari pertumbuhannya, pertumbuhan impor masih lebih tinggi sehingga harus ada usaha untuk meningkatkan kinerja ekspor karena ekspor kita yang masih berbasis sumber daya alam sangat tergantung pada faktor internasional,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, Donda menjelaskan LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu mendukung peningkatan ekspor melalui Pembiayan Ekspor Nasional (PEN) yang terdiri pembiayaan, penjaminan, asuransi hingga jasa konsultasi.

Untuk pembiayaan sendiri, kata Donda, LPEI memberikannya dalam bentuk Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE). Ada juga Kredit Investasi Ekspor (KIE). Ini menjadi solusi likuiditas untuk proyek/investasi yang pengembaliannya disesuaikan dengan cash flow nasabah atau untuk aset yang sudah dimiliki talangan pembayaran bunga selama masa pembangunan.

Lalu, dari fungsi penjaminan, LPEI memberikan jaminan usaha nasabah dalam bentuk jaminan pengembalian kewajiban kredit, jaminan untuk mendapatkan atau melaksanakan proyek hingga kelancaran ekspor dari supply barang impor.

“Untuk asuransi, LPEI memiliki Trade Credit Insurance, di mana eksportir mendapatkan perlindungan dari risiko gagal bayar oleh pembeli di luar negeri karena alasan politik atau komersial,” jelasnya.

Sementara, Adinda Sheila membagikan kisah suksesnya kepada mahasiswa FIB UI dalam merintis bisnis kerajinan tas kulit bernama Adisher Leather. Berawal dari kecintaannya terhadap produk fashion dan jeli melihat peluang produk kulit berkualitas Indonesia, produk Adisher Leather kini telah menembus pasar ekspor.

Pada 2018, Adinda mengikuti program Coaching Program for New Exporter (CPNE) dari LPEI untuk menambah pengetahuan dan wawasannya dalam bidang ekspor. Program ini membantunya dalam menemukan buyer baru di berbagai business matching, seperti yang pernah diikutinya, yakni Trade Expo Indonesia (TEI) 2018. “Jadi kalau sudah ikut Trade Expo Indonesia (TEI) itu peluang produk kita dikenal dunia lebih besar,” ungkapnya.

Dengan didukung oleh 10 pekerja di workshop yang berlokasi di Depok, berbagai produk Adisher Leather telah menembus 10 negara, dengan pasar terbesar di Amerika Serikat. Kemudian, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, Singapura, Jepang, berbagai negara di Eropa, dan Brazil.

Berkat LPEI, dia pada 2024 berkesempatan berangkat untuk mengikuti pameran di Australia. Permintaan konsumen Australia terhadap produk Adisher Leather tergolong atraktif . Selain Australia, Adisher Leather juga diminati di pasar Amerika. Saat ini, dirinya tengah mengerjakan special product untuk pasar khusus di Negeri Paman Sam.

Pada kegiatan ini juga ada pemaparan terkait peran Jasa Konsultasi LPEI yang dirancang khusus sebagai sarana edukasi ekspor, layanan informasi, inkubasi, peningkatan kapasitas, dan tempat bertemunya seller dan buyer (business matching). Serta, pemaparan dari Komunitas #UangKita (Komunitas), yang merupakan komunitas generasi produktif yang bergiat pada soal kebijakan pengelolaan APBN. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved