Tegakkan Pertanian Berkelanjutan, Syngenta Meningkatkan Produktivitas Petani Berbasis AI
Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh sektor bisnis saat ini, tak terkecuali pertanian. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) penyebab pemanasan global seperti penggunaan air yang tidak bijak, penggunaan pupuk kimia berlebihan dan pembakaran.
Perubahan iklim memukul sektor pertanian dengan sangat keras, hal ini bisa dilihat dari waktu panen yang sulit diprediksi, hasil panen yang terus berkurang, hama, kondisi tanah yang buruk hingga kekeringan. Untuk mengatasi ini, inovasi-inovasi pertanian harus terus dikembangkan dan diciptakan agar sektor ini bisa terus berkelanjutan.
“Perubahan iklim adalah masalah yang sangat besar, tapi di sisi lain kebutuhan manusia terhadap pangan juga sangat besar. Jadi hal itu harus diselesaikan, salah satunya adalah dengan meningkatkan produktivitas di lahan yang existing, bukan menambah lahan baru yang akan meningkatkan dampak ke lingkungan,” kata CEO Syngenta Group Jeff Rowe di Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Jeff menegaskan pihaknya menempatkan petani sebagai fokus utama dari semua kegiatan usaha maupun upaya keberlanjutan dengan berinvestasi dalam teknologi inovatif untuk membantu petani mengatasi tantangan mereka. Inovasi terdepan Syngenta, termasuk solusi pertanian digital, AI, dan teknik pertanian presisi, memungkinkan petani mengoptimalkan produksi mereka. Dengan meningkatkan efisiensi dan mengurangi konsumsi sumber daya, solusi dan teknologi Syngenta membantu petani meningkatkan produktivitas dan mendorong keberlanjutan.
Terobosan pertama perusahaan adalah membuat Klub 10 Ton, sebuah forum berbagi ilmu teknis pertanian berkelanjutan serta praktik agronomi yang baik kepada petani padi dan meningkatkan hasil tani hingga 10 ton per hektar. Transfer pengetahuan menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas petani kecil. Teknologi dapat diletakkan di tangan petani, tetapi tanpa pengetahuan tentang cara menggunakan teknologi tersebut dan memasarkan hasilnya, petani tidak dapat meningkatkan produksi dan keuntungan secara berkelanjutan.
Program ini diprakarsai oleh Syngenta sejak 2011. Tujuannya untuk mendorong para petani padi yang progresif untuk mau berbagi keahlian dengan para petani lain, mendorong mereka untuk membuat perubahan yang nyata dengan meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan mereka. Petani yang berhasil meningkatkan hasil panen hingga 10 ton per hektare diundang untuk bergabung dengan Klub 10 ton.
Syngenta memiliki tim riset dan pengembangan (R&D) untuk pengembangan produk dan sebagainya, Perusahaan ini membuat Syngenta Learning Center yang dimulai sejak 2013 dan berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan teknologi Syngenta yang berbasis ilmu pengetahuan di bidang perlindungan tanaman dan perbenihan.
Learning Center ini juga menjadi tempat pelatihan dan berbagi ilmu kepada petani agar mereka mendapat akses pengetahuan tentang teknologi mutakhir di bidang pertanian berkelanjutan, manajemen budidaya yang baik, dan tepat, serta pengelolaan usaha pertanian.Dampak nyata dari Learning Center ini adalah perubahan cara kami bekerja dalam hal standarisasi aktivitas di lapangan dan pengetahuan pekerja lapangan.
Untuk mengatasi masalah pertanian di lahan kering, dengan kualitas tanah yang buruk, Perusahaan membuat inovasi manajemen air, sebuah metode bagi petani padi di lahan kering dengan ketersediaan air yang terbatas. (*)