CEO Interview

Donny Donosepoetro: Dari Graduate Trainee hingga Pimpin Standard Chartered di 4 Negara

Rino “Donny” Donosepoetro, Cluster CEO Indonesia and ASEAN Markets. (Foto: Ist)

Pada Mei 2024, Standard Chartered menunjuk Rino “Donny” Donosepoetro sebagai Cluster CEO Indonesia dan ASEAN Markets (Australia, Brunei, dan Filipina), sebuah langkah strategis yang memperkuat posisi bank ini di kawasan penting tersebut.

Donny menggantikan Andrew Chia, yang kini menjabat sebagai Head of Wealth and Retail Banking (WRB) untuk Singapura, ASEAN, dan Asia Selatan.

Sebagai bankir senior Indonesia dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di Standard Chartered, Donny memulai perjalanan profesionalnya sebagai Graduate Management Trainee di Standard Chartered Indonesia.

Kariernya berkembang pesat, membawanya ke kantor pusat Standard Chartered di London dan tujuh negara lainnya, termasuk UAE, Chile, Singapura, Falkland Islands, dan Brunei Darussalam.

Penunjukan Donny untuk mengawasi pasar utama seperti Indonesia, Australia, Brunei, dan Filipina tidak hanya mencerminkan kemampuan kepemimpinannya yang luar biasa, tetapi juga komitmen Standard Chartered dalam mengembangkan talenta lokal. Selain itu, penetapan Indonesia sebagai pusat untuk tiga wilayah lainnya—Australia, Brunei, dan Filipina—menggarisbawahi pentingnya Indonesia dalam peta strategi global Standard Chartered.

Lantas, bagaimana Donny mengarahkan strategi dan kepemimpinannya dalam memimpin institusi perbankan besar ini?

Temukan wawasan mendalam dari hasil wawancara eksklusif SWA.co.id dengan Donny baru-baru ini.

1. Apa yang menjadi prioritas utama Anda dalam peran baru ini?

Prioritas utama saya dalam menjalankan peran ini adalah mendorong pertumbuhan strategis dan menciptakan nilai jangka panjang (long-term value) bagi para pemangku kepentingan kami di Indonesia, dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Brunei, Filipina dan juga Australia. Untuk mencapai hal ini, saya akan fokus pada beberapa pilar.

Pertama terus mendorong dan memanfaatkan kapabilitas digital kami, kedua membantu memfasilitasi terciptanya iklim bisnis lintas batas yang kondusif dan arus investasi ke ASEAN dan Indonesia, ketiga mendorong keuangan berkelanjutan dan inklusivitas, serta keempat memperdalam hubungan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) kami.

2. Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi dalam mengelola pasar yang beragam seperti Indonesia, Australia, Brunei, dan Filipina?

Tantangan terbesar bagi saya adalah memastikan bahwa strategi dan pendekatan kami dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing negara, namun dengan tetap mempertahankan konsistensi dan standar kami sebagai bank internasional yang penuh keunggulan.

Keberagaman ekonomi dan peraturan. Setiap negara memiliki lingkungan ekonomi dan regulasi yang berbeda. Contohnya di Indonesia, kita masih melihat masih adanya tantangan dalam penciptaan inklusi keuangan serta infrastruktur digital yang bisa lebih dikembangkan lagi. Sebaliknya, Australia merupakan pasar yang lebih maju, dimana terdapat kebutuhan untuk melakukan inovasi secara terus menerus dan memenuhi ekspektasi tinggi dari para klien kami yang sudah terbiasa dengan layanan digital yang canggih.

Menyesuaikan strategi dengan kebutuhan lokal. Untuk masing-masing negara, sangat penting bagi kami untuk memahami budaya lokal perilaku konsumen, dan tren pasar. Sebagai contoh, langkah atau pendekatan yang jitu di Australia mungkin tidak akan berhasil di Indonesia, Brunei ataupun Filipina. Oleh karena itu, strategi kami harus cukup fleksibel untuk mampu menyesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi lokal, tanpa menghilangkan core value dari Standard Chartered.

Mengelola tim dan kepribadian yang beragam. Memimpin tim yang tersebar di berbagai negara dengan budaya kerja yang berbeda juga merupakan sebuah tantangan tersendiri. Penting bagi saya untuk memastikan bahwa semua anggota tim saya merasa dihargai dan didengar, dan memiliki peluang yang sama untuk berkembang. Membangun budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif, dimana setiap orang merasa termotivasi dan terinspirasi untuk memberikan yang terbaik, merupakan salah satu prioritas utama saya.

3. Apa langkah-langkah konkret yang akan Anda ambil untuk mendukung pertumbuhan bisnis di Indonesia?

Kami selalu optimis pada potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang begitu besar. Belum lama ini, tim riset kami memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia di tahun ini sebesar 5,1%. Kami berharap bisa turut memanfaatkan potensi tersebut untuk lebih mengembangkan bisnis kami, baik melalui bisnis corporate banking maupun retail banking.

Dari corporate banking, kami berupaya untuk:

  • Memanfaatkan secara lebih jauh jaringan lintas batas Standard Chartered untuk mendukung pertumbuhan/langkah ekspansi bisnis para klien kami. Sebagai contoh, sejak tahun 2013, kami telah menjadi satu-satunya penasihat (advisor) pemerintah Indonesia terkait sovereign rating. Selain itu,kami juga telah bermitra dengan BKPM dalam upaya mendorong investasi asing ke dalam negeri, termasuk berpartisipasi dalam pembiayaan proyek seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata berkapasitas 145 MWac di Jawa Barat, Indonesia di tahun 2021.

  • Mendorong upaya transisi dan keuangan berkelanjutan para klien kami

  • Terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mempercepat pendanaan JETP

  • Menjelajahi peluang baru khususnya terkait Baterai & Electric Vehicle, rantai pasokan, pusat data, panel surya, dan meningkatnya penanaman modal dari Timur Tengah dan Asia Utara

Dari retail banking, kami berupaya untuk:

  • Selama tiga tahun terakhir, Standard Chartered telah menjalin beberapa kemitraan digital (digital partnership) dengan perusahaan-perusahaan fintech besar di sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.
  • Bahkan, kami akan mengumumkan salah satu kemitraan kami di Indonesia dalam waktu dekat.

  • Kami terus menjajaki peluang dalam memanfaatkan kemitraan dan ekosistem digital untuk lebih mendorong inklusi keuangan di wilayah ini.

  • Di Indonesia, strategi ini terbukti berhasil menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan rata-rata transaksi harian untuk Pinjaman Digital yang naik hingga US$1 juta per hari.

  • Selain itu, lini bisnis wealth management kami telah mengalami kemajuan yang baik sepanjang tahun ini, didukung oleh pertumbuhan portofolio bancassurance sebesar 46% (YoY) per bulan Mei 2024.

4. Bagaimana Anda melihat potensi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dan bagaimana Standard Chartered berkontribusi di sektor ini?

Potensi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangat besar dan menjanjikan. Dengan populasi yang besar, penetrasi internet yang terus meningkat, serta adaptasi aspek digital yang begitu cepat, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi salah satu pusat ekonomi digital di Asia Tenggara.

Di Indonesia, kami telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan fintech besar, yakni Atome dan Kredivo untuk menyediakan layanan Beli Sekarang, Bayar Nanti (BNPL) bagi para pengguna platform tersebut. Kemitraan tersebut kami lakukan dengan bertujuan untuk mendukung ekosistem keuangan yang lebih inklusif serta memperluas peluang bagi segmen yang selama ini masih kurang terlayani di Indonesia.

5. Sebagai seorang pemimpin, apa nilai-nilai utama yang Anda pegang dan terapkan dalam kepemimpinan Anda?

Sebagai seorang pemimpin saya percaya terhadap sejumlah 4 core values:

Pertama Integritas. Saya percaya bahwa integritas adalah dasar dari kepemimpinan yang efektif. Dalam mengambil setiap keputusan dan tindakan, saya selalu berusaha untuk bersikap jujur, transparan, konsisten, dan bersanding tegak dengan peraturan yang ada.

Kedua, komitmen tinggi pada pencapaian hasil terbaik. Saya selalu mendorong tim saya untuk mencapai standar tertinggi dalam segala hal yang kami lakukan. Komitmen pada pencapaian hasil terbaik berarti tidak hanya memenuhi target atau harapan di awal, namun juga melampauinya. Hal ini menuntut kita untuk terus berinovasi dan kreatif.

Ketiga, kepedulian dan empati. Kepedulian dan empati adalah nilai-nilai yang saya pegang erat dalam kepemimpinan saya. Saya percaya bahwa seorang pemimpin harus mampu memahami orang lain, dan ini mencakup memahami cara mereka berpikir, apa yang memotivasi mereka, dan cara mereka melihat sesuatu.

Keempat kolaborasi, kerja sama, serta agility dan adaptabilitas. Seiring dengan perkembangan di dunia yang sangat pesat, harus disertakan dengan kemampuan kita untuk selalu beradaptasi dengan cepat, atau secara agile. Kita harus bisa fleksibel dan siap untuk menghadapi perubahan dengan selalu berpikir secara inovatif.

Seringkali juga kita tidak bisa melakukan hal tersebut seorang diri. Oleh karena itu, sangatlah penting agar kita bisa berkolaborasi dengan lingkungan sekitar. Saya selalu memberikan penekanan kepada tim saya pada pentingnya networking. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved