Laris Manis Jual Rumah, Marketing Revenue TRIN Capai Rp1,1 Triliun Per Agustus 2024
PT Perintis Triniti Properti Tbk atau Triniti Land (TRIN) per Agustus 2024 mencatatkan kinerja pendapatan pra penjualan (marketing revenue) sebesar Rp1,1 triliun, meningkat sebesar 114% dari Rp546,9 miliar di periode yang sama pada 2023. Kenaikan tersebut didorong oleh proyek rumah tapak (landed house), yang kini dalam tahap pembangunan. Dengan begitu, marketing revenue perusahaan telah mencapai 91% dari target perusahaan hingga akhir tahun.
“Peningkatan ini menunjukkan pasar properti sudah kembali bergairah, dan kami optimis bahwa target marketing revenue sebesar Rp1,2 triliun hingga akhir 2024 akan tercapai,” kata Direktur Utama dan CEO Triniti Land, Ishak Chandra dalam keterangan resmi yang dikutip pada Selasa (10/9/2024).
Ishak meyakini perusahaan dapat bergerak di segmen properti, khususnya rumah tapak. Sementara itu, perusahaan kini tengah menerapkan strategi pertumbuhan melalui proyek yang sedang berjalan, peluang pengembangan rumah tapak dan kawasan logistik dan pusat bisnis, perbaikan struktur permodalan, hingga memprioritaskan sumber daya manusia sebagai aset perusahaan.
“Pertumbuhan ini juga menunjukkan kepercayaan konsumen terhadap proyek-proyek yang dikembangkan serta kemampuan perseroan untuk memenuhi permintaan pasar,” tambah Chief Finansial Officer (CFO) dan Corporate Secretary Triniti Land, Riska Ariani. (*)
Proyek rumah tapak Sequoia Hills di Sentul Bogor diklaim menjadi penyumbang marketing revenue perusahaan, dengan capaian sebesar Rp511,8 miliar atau sebesar 43% dari total marketing revenueperusahaan. Proyek rumah tapak Sequoia Hills diklaim mampu menarik minat konsumen dengan performa penjualan produk unggulan, yaitu The Leroy, Earthville, dan Mono. Kini, perusahaan bersiap meluncurkan klaster keempat dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Triniti Land mencatatkan kinerja penjualan dan pendapatan sebesar Rp97,7 miliar pada semester I/2024. Ini naik 43,05% secara tahunan atau year on year (yoy) dari yang sebelumnya sebesar Rp68,3 miliar. Namun, perusahaan mencatatkan kinerja rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp49,4 miliar. Ini naik 34,97% yoy atau menjadi Rp36,6 miliar dari periode sebelumnya.