Tim Penerbang Elit Indonesia dan Australia Bakal Menghiasi Langit di Bali
Tim Aerobatik Jupiter TNI AU dan Tim Aerobatik Neptunus TNI AL serta penampilan atraksi solo dari F-35A Lightning II milik Angkatan Udara Australia akan memeriahkan ajang Bali International Airshow (BIA) 2024 pada 18-21 September 2024. Pertunjukkan udara ini akan digelar setiap hari selama acara berlangsung. Pengunjung dapat menyaksikan sesi pertama rangkaian aksi yang ini pada 18 September 2024 pukul 10:30 WITA, dilanjutkan dengan aksi kedua dan ketiga pada pukul 12:30 WITA dan 15:30 WITA.
Sedangkan, pengunjung di 19-21 September 2024 dapat menyaksikan empat sesi pertunjukkan udara mulai pukul 9:30 WITA, 10:30 WITA, 12:30 WITA, dan 15:30 WITA. Masing-masing sesi akan menampilkan aksi akrobatik selama 20 menit. “Sebagai tuan rumah Bali International Airshow 2024, kami sangat bangga dapat menampilkan bakat luar biasa dari Tim Aerobatik Jupiter dan Neptunus. Aksi ini bukan hanya menunjukkan keterampilan dan koordinasi serta presisi dari penerbang-penerbang tersebut di udara, tetapi juga merupakan simbol dari kehebatan negara kita yang terus berkembang di sektor penerbangan dan kedirgantaraan. Penerbang-penerbang tangguh ini mewakili semangat inovasi dan keunggulan yang mendefinisikan Indonesia,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Bali, beberapa waktu lalu.
Tim Aerobatik Jupiter TNI AU akan menerbangkan enam pesawat KT-1B Wongbee. Pesawat ini memiliki ciri khas berwarna merah dan putih, dilengkapi dengan generator asap dan akan melakukan formasi manuver-manuver yang rumit nan memukau di langit Bali. KT-1B Wongbee, dengan lebar sayap 10,6 meter dan kecepatan tertinggi 350 knot (648,2 km/jam), akan memungkinkan tim penerbang untuk menunjukkan kemampuan aerobatik mereka yang telah diasah selama bertahun-tahun.
Tim Aerobatik Neptunus TNI AL akan berpadu dengan menerbangkan enam pesawat Bonanza G36 dengan formasi dan manuver akrobatik yang berbeda dengan Tim Jupiter. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik pesawat. Pesawat Bonanza G36, dengan lebar sayap 10,12 meter dan kecepatan tertinggi 205 knot (463 km/jam), telah menjadi salah satu aksi yang paling ditunggu para pengunjung di berbagai acara kedirgantaraan.
Memamerkan keahliannya secara tunggal di langit Bali, tim Angkatan Udara Australia akan mengoperasikan F-35A Lightning II. Pesawat ini berada di garis depan teknologi tempur udara dengan sensor canggih dan data fusion yang memungkinkannya untuk mengumpulkan serta berbagi informasi lebih cepat dari sebelumnya. Dengan kecepatan tertinggi mencapai 1,6 mach (1.960 km/jam), pesawat ini memiliki kemampuan terbang supersonik dengan tetap mempertahankan stealth. Selain itu, F-35A memiliki level akselerasi, kelincahan, dan kemampuan manuver 9G (gaya gravitasi) yang luar biasa.
“Dengan dukungan industri penerbangan dan kedirgantaraan di skala lokal dan global, Bali International Airshow 2024 akan meningkatkan posisi Indonesia di sektor kedirgantaraan dan pertahanan global. Dengan memanfaatkan inovasi dan keahlian dari berbagai pihak, kami percaya bahwa pameran ini akan melambungkan nama Indonesia sebagai pemain kunci di kancah penerbangan dunia,” tambah Luhut.
BIA 2024 bukan hanya tentang pertunjukan udara yang menarik, tapi kegiatan penting untuk pengunjung bisnis yang terlibat dalam industri penerbangan dan kedirgantaraan. Pengunjung masih dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan tiket masuk secara daring di situs resmi Bali International Airshow 2024. Harga tiket bervariasi mulai dari Rp165 ribu hingga Rp3,1 juta. “Kami sangat senang dapat menyelenggarakan acara yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendorong kolaborasi dan inovasi dalam komunitas penerbangan,” kata Andy Wismarsyah, Presiden Direktur PT Inaro Tujuh Belas yang menyelenggarakan BIAS tahun ini.
Dia optismistis BIA ini mengindikasikan peran Indonesia yang semakin besar di sektor kedirgantaraan global. BIA menempati area seluas 78 ribu m2. Acara ini akan memamerkan koleksi pesawat statis di area seluas 70 ribu m2 dan ruang pamer seluas 8 ribu m2. Pameran ini diproyeksikan menyedot pengunjung sebanyak 6.000 orang dari segmen pengunjung bisnis, 100 perusahaan, serta mempertemukan lebih dari 100 delegasi dari 35 negara. (*)