Bisto, AMDK Berbasis Wakaf dengan Inovasi Anti-Mainstream
Persaingan bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia semakin ketat. Banyak brand baru bermunculan, baik pemain besar maupun kecil. Mereka berebut posisi di pasar dengan strategi bisnisnya masing-masing, termasuk Bisto (PT Tegas Sabab Merial), AMDK berbasis wakaf yang diinisiasi 2022 oleh Yayasan Semangat Indonesia Berwakaf.
Direktur Eksekutif Bisto, Jenal Kaludin menceritakan bahwa Bisto didirikan atas dasar keinginan untuk menggabungkan kebaikan bisnis dengan nilai-nilai keagamaan, khususnya konsep wakaf. Awalnya, melihat peluang untuk tidak hanya menyediakan air minum dalam kemasan (AMDK) yang berkualitas tinggi, tetapi juga untuk memberikan manfaat sosial yang berkelanjutan melalui kontribusi kepada masyarakat.
“Bisto berawal dari visi untuk menghadirkan air minum dalam kemasan (AMDK) yang tidak hanya berkualitas tetapi juga berbasis pada nilai-nilai keislaman, dengan konsep wakaf sebagai landasan utamanya. Pendirian ini dimulai dari kepedulian akan pentingnya konsumsi air yang bersih dan sehat, serta dorongan untuk memberikan manfaat sosial melalui konsep wakaf,” ujar Jenal saat wawancara dengan SWA.co.id.
Bisto memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam segmen AMDK berbasis wakaf di pasar yang kompetitif. Perusahaan mengedepankan keunggulan produk berstandar Islam dan berkomitmen untuk memberikan manfaat sosial melalui program wakaf yang transparan dan berkelanjutan.
Untuk menguatkan positioning tersebut, inovasi dalam proses produksi juga anti-mainstream atau berbeda dengan AMDK kebanyakan, yakni dengan memasukkan teknologi yang memungkinkan pemutaran bacaan Al-Qur'an dalam tahap-tahap tertentu dari proses produksi. Dasar pemikiran di balik inovasi ini adalah untuk menghadirkan keberkahan dan berkah kepada konsumen, sejalan dengan nilai-nilai spiritual yang perusahaan anut.
“Pemutaran bacaan Al-Qur'an dalam tahap-tahap tertentu dari proses produksi bertujuan untuk menghadirkan keberkahan, baik keberkahan bagi perusahaan juga berkah untuk konsumen yang mengonsumsi produk kami, karena sejalan dengan nilai-nilai spiritual dan keagamaan Islam,” ucapnya.
Selain inovasi tersebut, yang membedakan brand ini dengan yang lain adalah pendekatannya yang berbasis wakaf, di mana investasi untuk produksi dan distribusi AMDK berasal dari dana wakaf yang jelas sumbernya. Perusahaan menjalankan pola bagi hasil yang adil dan transparan, di mana keuntungan dari penjualan produk didistribusikan untuk mendukung berbagai kegiatan sosial dan pengembangan masyarakat yang lebih luas.
Meski sudah memiliki positioning dan inovasi yang berbeda, Perusahaan menghadapi tantangan, utamanya membangun kesadaran dan kepercayaan konsumen terhadap konsep wakaf dalam konteks produk konsumsi sehari-hari. Perusahaan juga menghadapi tantangan dalam menjangkau dan mempertahankan pasar yang sensitif terhadap nilai-nilai keagamaan, terutama dalam segmen muslim.
“Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah membangun kesadaran di kalangan masyarakat tentang konsep wakaf dalam konteks bisnis. Kami juga berfokus pada segmen pasar yang sensitif terhadap nilai-nilai keagamaan, yang memerlukan pendekatan komunikasi yang tepat agar dapat diterima dengan baik,” ucapnya.
Untuk menghadapinya, Jenal menggunakan strategi pemasaran yang didasarkan pada pendekatan komprehensif yang menggabungkan branding berbasis nilai-nilai keagamaan, seperti kebersihan, kehalalan, dan kontribusi sosial melalui model wakaf. Perusahaan menggunakan platform digital, jejaring sosial, dan kolaborasi dengan komunitas muslim serta institusi keagamaan untuk memperkenalkan produk kami kepada masyarakat luas.
Dalam mendistribusikan manfaat wakaf, Bisto bekerjasama dengan LAZ Dewan Masjid Indonesia juga Badan Amil Zakat. Kemitraan ini memberikan manfaat berupa akses ke jaringan masjid-masjid di seluruh Indonesia, serta dukungan dalam pendidikan dan promosi mengenai konsumsi air minum yang sehat dan berkelanjutan.
Saat ini, distributor Bisto sudah ada di 70 titik yang tersebar di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bandung Raya, Serang, Sukabumi, Cilegon hingga Lebak. Mereka juga masih membuka kemitraan distributor dan menawarkan harga yang menarik bagi yang ingin bergabung. Pada awal 2025, rencananya langkah ekspansi akan diayun ke wilayah Jawa Tengah seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, Banjarnegara, Pekalongan, Purbalingga, dan Tegal.
“Prospek bisnis AMDK di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif, terutama dengan peningkatan kesadaran akan penƟngnya konsumsi air minum yang aman dan sehat. Produk-produk yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan sosial, seperti yang diusung oleh Bisto, memiliki potensi besar untuk tumbuh dan mengukuhkan posisinya di pasar yang berkembang ini,” kata Jenal. (*)