CSR Corner

Implementasikan SDG's, Pengmas UI Cegah Anemia Pelajar di Kepulauan Seribu

Kegiatan Pengmas Universitas Indonesia (Foto: Humas UI)

Universitas Indonesia (UI) melalui Program Studi Fisioterapi, Program Pendidikan Vokasi, melakukan terobosan penting dalam upaya menekan angka stunting di Kepulauan Seribu. Program pengabdian masyarakat (Pengmas) bertemakan Sehat Bestari (Sepanjang Hayat Bergerak Bersama Fisioterapi) ini mencegah anemia pada remaja, sebagai langkah preventif untuk menurunkan prevalensi stunting di wilayah tersebut.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat angka stunting (gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak) di Kepulauan Seribu mencapai 20,50%, masuk dalam kategori medium. Kondisi ini mendorong UI untuk mengambil langkah konkret dalam menanggulangi masalah gizi buruk yang masih menjadi tantangan di daerah tersebut.

Kegiatan pengmas yang diadakan di SMPN 133 Kepulauan Seribu, Jakarta itu melibatkan sosialisasi, penyuluhan, serta pemeriksaan hemoglobin menggunakan hemoglobin test strip untuk mendeteksi anemia. Selain itu, tim pengabdi membagikan buku saku Antisipasi Anemia untuk Mencegah Stunting sebagai panduan bagi para siswa dalam menjalani pola hidup sehat.

Ketua Program Pengmas, Riza Pahlawi, menjelaskan pencegahan anemia bisa dimulai dengan pola makan sehat yang kaya zat besi, suplementasi nutrisi, gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, serta menghindari kebiasaan merokok. “Melalui serangkaian pola hidup sehat, diharapkan anak-anak SMPN 133 Jakarta dapat menerapkan pencegahan anemia tersebut, sehingga angka stunting di wilayah Kepulauan Seribu dapat ditekan,” ujar Riza, dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9/2024).

Sementara itu, Kepala SMPN 133 Jakarta, Edi Sumardi, M.Pd., dan seluruh siswa menyambut kegiatan pengmas tersebut secara antusias dan positif. Menurutnya, program pengmas tersebut sangat penting karena mayoritas siswa mengalami anemia. Bahkan, terdapat siswa yang sedang dirawat karena angka HB berada di bawah 5. “Saya berharap agar program ini berkelanjutan dan berkembang ke wilayah sekitar di Kepulauan Seribu. Selain itu, siswa-siswi SMPN 133 Jakarta juga mendapatkan pengetahuan baru, khususnya mengenai pola hidup yang sehat dan langkah yang tepat agar tidak terkena anemia,” kata Edi.

Hasil evaluasi dari pre dan post test menunjukkan peningkatan kesadaran dan pengetahuan siswa SMPN 133 Jakarta terkait anemia hingga lebih dari 80%. Hal ini menandakan keberhasilan program dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai pentingnya pencegahan anemia. "Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam menurunkan prevalensi stunting, khususnya di Kepulauan Seribu, serta mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin Good Health and Well Being," kata Riza.

Dengan demikian, program Sehat Bestari ini diharapkan menjadi model untuk inisiatif serupa di wilayah lain, sebagai bagian dari komitmen Universitas Indonesia dalam menciptakan generasi muda yang sehat dan berkualitas. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved