UI Terapkan Program Edukasi Kesehatan Kulit Suku Baduy
Universitas Indonesia (UI) melalui Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) dari Fakultas Farmasi (FF) UI memperkenalkan program edukasi kesehatan kulit bagi Komunitas Suku Baduy di Kampung Kadu Ketug dan Kadu Jangkung. Tim tersebut terdiri dari mahasiswa sarjana dan apoteker, yakni Faiq Firni Ramadhan, Raihana Ghibtha Putri, Nafisa Thahira, Mauna Munifah Indarwati, dan M. Mishbahus Surur. Program ini menyoroti pentingnya menjaga kesehatan kulit di tengah masyarakat Baduy, yang kini menghadapi tantangan serius berupa penyakit kulit, seperti kudis.
Ketua Tim Pengmas FF UI, Donna Maretta Ariestanti, mengungkapkan program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan kulit. “Kami ingin memastikan masyarakat Baduy memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara menjaga kesehatan kulit, dengan memadukan kearifan lokal dan praktik medis modern,” ujar Donna dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9/2024).
Dengan populasi sekitar 26.000 jiwa yang tersebar di 58 kampung di Pegunungan Kendeng, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, masyarakat Baduy dihadapkan pada keterbatasan akses layanan kesehatan. Oleh karena itu, inovasi diperlukan untuk menjangkau mereka. Tim UI menggunakan berbagai media edukasi, seperti poster dan booklet, untuk menyampaikan informasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pemanfaatan tanaman herbal sebagai solusi pengobatan.
Pentingnya edukasi mengenai kebersihan kulit ditekankan dengan memberikan panduan praktis, termasuk mandi teratur, menjemur kasur dan bantal, menjaga kebersihan rumah, serta menghindari kontak dengan pakaian atau orang yang terinfeksi tungau budug. Donna menambahkan, “Kami juga menjelaskan penggunaan tanaman herbal seperti lidah buaya, kunyit, dan daun sirsak, yang terbukti efektif dalam meredakan skabies. Kami ingin solusi ini dapat diterapkan oleh masyarakat Baduy secara mandiri,” ujarnya.
Tim UI memberikan panduan praktis penggunaan tanaman herbal, misalnya lidah buaya yang dapat dioleskan langsung pada kulit yang terkena skabies dan didiamkan selama 30 menit sebelum dibilas, atau kunyit yang dihaluskan dan dioleskan pada area luka untuk mengurangi peradangan.
Program ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dan didanai oleh Hibah Program Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia 2024. Beberapa perusahaan seperti PT Rohto Laboratories Indonesia, PT Ultra Sakti Tresnojoyo, dan PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, berkontribusi dengan menyumbangkan produk kesehatan kulit. Tim Pengmas ini membagikan 100 paket berisi makanan dan produk perawatan kulit kepada masyarakat setempat.
Sekretaris Desa, Meidi, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Tim Pengabdi UI atas edukasi yang diberikan. Kami berharap program ini membawa manfaat yang berkelanjutan bagi kesehatan kulit masyarakat Baduy,” ujarnya.
Dengan demikan, program tersebut diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan kesadaran dan perilaku sehat di kalangan masyarakat Baduy, menggabungkan pengetahuan tradisional dengan inovasi modern untuk masa depan yang lebih sehat. (*)