Sektor Ini Menopang Laju IHSG di Kuartal IV
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Mirae Aset Sekuritas) memproyeksikan sektor keuangan, properti, dan teknologi menyokong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset, mengatakan Mirae Asset memproyeksikan level IHSG berpeluan naik menjadi 7.915 poin dan sektor ritel menunjukkan kinerja positif di kuartal IV/2024.
Martha mengatakan sektor keuangan dan perbankan diuntungkan oleh penurunan suku bunga. “Untuk sektor teknologi diproyeksikan menguat karena harga sahamnya masih relatif rendah. Namun penurunannya cukup mendalam ketika melihat dari kinerja year to date,” jelas Martha pada Media Day: September 2024 yang bertajuk Capitalizing on Rate Cuts: Driving Retail and Stock Market Growth in the 4Q di Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Kinerja saham-saham di Indeks keuangan naik sebesar 4,8% month-to-date (mtd) dan 6% pada tahun berjalan (year to date) . Kemudian, indeks properti tumbuh 5,5% dan 7,1% di masing-masing periode tersebut, Sedangkan, indeks teknologi naik 6% namun anjlok hingga 22,6%.
Selama 2024, Mirae Asset Sekuritas juga memproyeksikan sektor-sektor yang diklaim menguat selama tren penurunan suku bunga, diiringi dengan peningkatan konsumsi rumah tangga. “Tim riset kami memperkirakan ada empat sektor yang overweight, yaitu sektor semen, retail, komponen otomotif, dan otomotif,” tambah Martha.
Martha meyakini kebijakan pemangkasan suku bunga direalisasikan Bank Indonesia sebelum akhir tahun ini bakal memperkuat daya beli masyarakat serta mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. “Kami melihat bahwa inflasi yang terkendali dan suku bunga yang lebih rendah akan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, dengan kredit konsumsi yang diproyeksikan meningkat dan berdampak langsung pada penguatan beberapa sektor, termasuk sektor ritel,” ujar Martha
Untuk sektor dan saham pilihan di pasar saham, Martha mengatakan sedang memperhatikan dua sektor yaitu perbankan (BMRI, BBCA, BBRI) dan sektor ritel dengan perhatian utama pada kinerja fundamental masing-masing perusahaan. Konsumsi rumah tangga, yang merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, diproyeksikan akan menguat pada kuartal IV/2024. Pemangkasan suku bunga dan peningkatan kepercayaan konsumen akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif melakukan pembelian barang dan jasa.
Sektor Ritel
Sektor ritel, khususnya segmen barang konsumsi, fashion, dan elektronik itu diprediksi akan mendapatkan keuntungan signifikan dari tren ini. Martha mengatakan ketiga saham bank tadi masuk ke dalam 10 saham pilihan yang masuk ke dalam top picks Mirae Asset, bersama dengan ASII, TLKM, ICBP, MYOR, MAPI, ACES, dan SIDO.
Pada kesempatan ini, Abyan Habib Yuntoharjo, Research Analyst Mirae Asset, menyatakan optimistis terhadap prospek sektor ritel yang didukung oleh urbanisasi, peningkatan adopsi teknologi digital, ekspektasi penurunan suku bunga, yang akan berdampak positif pada daya beli masyarakat, dan adanya festive season di akhir tahun.
Berpijak dari hal ini, Mirae Asset merekomendasikan overweight untuk sektor ritel, mengingat potensi pertumbuhan yang masih kuat pada kuartal IV/2024. Untuk sektor ritel, Abyan memiliki dua saham pilihan yaitu ACES dan MAPI yang juga masuk ke dalam top picks. ACES memiliki rekomendasi beli dengan target harga Rp1.100 dan MAPI pada target harga Rp1.900. Harga saham ACES pada penutupan perdagangan hari ini stagnan di Rp770 dan MAPI naik sebesar 1,50% atau menjadi Rp1.695 dari perdagangan sebelumnya. "Investor disarankan untuk mempertimbangkan saham-saham di sektor ritel, yang diprediksi akan mendapatkan keuntungan dari momentum pemulihan ekonomi dan peningkatan konsumsi domestik,” ungkap Abyan.
Sektor ritel masih dapat membukukan pertumbuhan pendapatan double digit pasca Covid-19, menunjukkan resiliensi penjualan pada masa ekonomi yang berat. Mirae Asset juga menilai bahwa peningkatan populasi usia produktif dan konsumen muda akan menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka panjang terhadap sektor ini. Konsumen muda yang lebih adaptif terhadap teknologi dan tren gaya hidup modern juga cenderung memiliki preferensi untuk berbelanja secara digital, mempercepat adopsi e-commerce dan memacu inovasi di kalangan peritel (*)