Trends

GSMA dan Kemenkominfo Pacu Transformasi Industri Indonesia Melalui Teknologi 5G

GSMA dan Kemenkominfo Pacu Transformasi Industri Indonesia Melalui Teknologi 5G
Global System for Mobile Communications Association (GSMA) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan event Digital Nations Summit di Jakarta (12/9). (Foto : Dok. GSMA).

Global System for Mobile Communications Association (GSMA) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan event Digital Nations Summit. Di ajang ini, keduanya mengungkap wawasan baru tentang bagaimana teknologi 5G dan seluler mendorong kemajuan di berbagai industri utama Indonesia. Seiring dengan perjalanan digital Indonesia yang terus berlanjut, GSMA tetap berkomitmen untuk mendukung upaya negara ini dalam mencapai visinya menuju masa depan yang sepenuhnya terhubung secara digital.

Julian Gorman, Head of APAC di GSMA, memaparkan Indonesia memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan industrinya harus bersaing secara global untuk ekspor dan investasi. Di seluruh dunia, 5G merevolusi cara sektor industri yang menjadi inti pertumbuhan Indonesia beroperasi dan dapat membuka peningkatan produktivitas ekonomi yang kuat.

Dampak transformasional yang dimiliki teknologi seluler termasuk 5G terhadap industri menekankan pentingnya Indonesia untuk membina dan mendorong ekosistem yang dinamis guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong inovasi.

Berdasarkan laporan GSMA Intelligence, meskipun 5G masih dalam tahap awal perjalanannya di Indonesia, rencana ambisius pemerintah dan operator mengindikasikan bahwa lebih dari 32% koneksi akan menggunakan 5G pada tahun 2030. Sekitar 67% koneksi diperkirakan akan menggunakan 4G pada tahun 2030 dengan 94% populasi menggunakan smartphone.

Selain itu, operator seluler dan perusahaan teknologi menyoroti inovasi yang dapat dicapai melalui kombinasi 5G, IoT, dan AI untuk mentransformasi industri secara digital, termasuk menampilkan gudang pintar 5G pertama di Indonesia, yang membawa peningkatan efisiensi operasional dan manajemen logistik yang signifikan.

Sektor pertambangan juga diharapkan mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi seluler. Di tingkat internasional, teknologi 5G meningkatkan operasi dan protokol keselamatan yang menawarkan peningkatan untuk sumber daya pertambangan kelas dunia di Indonesia.

Selain penerapan jaringan 5G, kemajuan dalam komunikasi satelit akan memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif. Upaya-upaya ini sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat transformasi digital menjangkau seluruh pelosok nusantara. Layanan internet Starlink diluncurkan secara resmi pada Juni 2024, dengan harapan akan memberikan konektivitas yang sangat dibutuhkan ke pulau-pulau terpencil di Indonesia. Pemerintah Indonesia dan SpaceX juga telah menandatangani kesepakatan untuk meningkatkan konektivitas di sektor kesehatan dan pendidikan.

Laporan “Mobile Economy Asia Pacific 2024” terbaru dari GSMA menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler dan potensi besar untuk pertumbuhan di masa depan. Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar smartphone terbesar kedua di Asia Pasifik dengan 387 juta koneksi smartphone, membuka berbagai layanan digital baru dan meningkatkan produktivitas ekonomi.

Laporan Mobile Economy juga menyoroti bagaimana empat operator seluler terkemuka di Indonesia — Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, dan Smartfren — telah memperkenalkan layanan API baru seperti Number Verify, SIM Swap, dan Device Location sebagai langkah awal di bawah inisiatif ‘GSMA Open Gateway’ yang akan memungkinkan era baru inovasi untuk meningkatkan keamanan dan mengoptimalkan pengalaman pelanggan dalam transaksi keuangan online dan layanan digital.

Dr. Ir. Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika menambahkan selain Roadmap Spektrum International Mobile Technologies (IMT) Indonesia yang penting, yang merupakan bagian sentral dari strategi transformasi digital adalah fokus pada pengembangan dan pelepasan pita frekuensi utama untuk memungkinkan layanan canggih seperti 5G.

Kolaborasi dengan pemangku kepentingan adalah salah satu strategi penting untuk membangun kerangka kerja yang komprehensif bagi visi digital Indonesia dalam pengembangan dan penggunaan teknologi digital di seluruh Indonesia.

Teguh Prasetya, Ketua Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), sependapat perlunya pendekatan kolaboratif untuk mencapai tujuan transformasi digital. Sehingga diperlukan komitmen dari sektor publik dan swasta bukan hanya penting, tetapi juga esensial untuk mewujudkan Indonesia yang produktif dan maju secara digital.

Diakui Teguh melalui upaya kolektif, kita dapat memanfaatkan potensi penuh 5G dan teknologi seluler lainnya untuk mendorong inovasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi semua. “Transformasi digital ini akan memberikan solusi yang lebih baik dalam industri seperti pertanian dan kesehatan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat Indonesia,” kataya.

Temuan GSMA mengungkapkan bahwa Indonesia berpotensi mendapatkan investasi sekitar $18 miliar di industri seluler antara 2024 dan 2030 dengan sebagian besar dialokasikan untuk jaringan 5G. Investasi tersebut diproyeksikan akan menyumbang $41 miliar terhadap PDB Indonesia dalam enam tahun ke depan, menyoroti pentingnya ekonomi dari teknologi seluler.

Untuk mempertahankan dan mempercepat kemajuan ini, GSMA merekomendasikan pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan industri untuk mengatasi tantangan regulasi dan investasi. Rekomendasi utama termasuk mendorong berbagi infrastruktur, menyederhanakan proses regulasi, dan menyediakan insentif kebijakan untuk mendukung perluasan jaringan 5G.

Pada Digital Nations Summit, KOMINFO menandatangani Nota Kesepahaman dengan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia untuk mempercepat transformasi digital di seluruh industri Indonesia. Hal itu akan dicapai melalui penggunaan 5G dengan menghubungkan penyedia solusi dengan pengguna, serta mendorong kolaborasi untuk mengembangkan ekosistem perangkat teknologi digital dan mendukung pengembangan industri domestik.

Ke depan, Teguh mengulangi visi jangka panjang untuk Indonesia, menekankan pentingnya inklusivitas dalam revolusi digital. Tujuan memastikan bahwa setiap daerah di Indonesia mendapat manfaat dari kemajuan ini, dari pusat-pusat perkotaan hingga daerah paling terpencil. “Upaya gabungan dari regulator dan industri akan meletakkan dasar bagi kepemimpinan Indonesia dalam ekonomi digital global, memastikan bangsa yang tangguh dan siap menghadapi masa depan,” kata Teguh.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved