Berawal dari Passion, Linda Antar Buttonscarves ke Pasar Global
Linda Anggrea, Founder dan CEO Buttonscarves, adalah sosok di balik kesuksesan brand hijab yang telah mendunia. Sebelum menapaki dunia bisnis fesyen, Linda telah memiliki latar belakang yang solid di bidang administrasi bisnis. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2013 dengan gelar Sarjana Administrasi Bisnis di bidang Keuangan dan Jasa Manajemen Keuangan, dia sempat meniti karier di beberapa institusi terkemuka, seperti Citi, Bank Indonesia, dan CT Corpora.
Mengikuti Passion
Namun, dunia korporat tidak sepenuhnya sejalan dengan passion-nya. “Saya merasa ini bukan jalan yang saya mau. Sejak saat itu, saya mencoba mengikuti passion saya,” ungkap Linda.
Selama magangnya di Divisi e-Business Citi pada tahun 2012, Linda pun mulai memahami pentingnya teknologi dalam membentuk masa depan bisnis. Pengalaman ini dilanjutkan dengan bekerja sebagai Research Fellow di Bank Indonesia pada tahun 2013, di mana dia terlibat dalam berbagai proyek riset yang memperdalam pemahamannya tentang ekonomi dan perbankan. Setelah itu, Linda juga sempat bekerja di CT Corpora sebagai profesional Pengembangan Bisnis, sebelum akhirnya kembali ke Bank Indonesia sebagai Asisten Manajer untuk Program PDPM.
Meskipun karier perbankannya cukup menjanjikan, Linda merasa bahwa dunia korporat bukanlah panggilan hidupnya. Terinspirasi oleh ketertarikannya pada fashion dan entrepreneurship, dia memutuskan untuk mengejar mimpinya.
Dia melihat adanya celah di pasar hijab yang saat itu masih didominasi oleh desain yang monoton dan bahan yang kurang nyaman. "Saya merasa ada sesuatu yang kurang di industri fashion hijab saat itu, baik itu kurang nyaman atau desainnya monoton," jelas Linda, menegaskan keinginannya untuk menciptakan hijab yang nyaman sekaligus stylish.
Buttonscarves Lahir
Tahun 2016, Buttonscarves lahir. Brand ini muncul dari keinginan Linda untuk menghadirkan hijab yang tidak hanya berfungsi sebagai penutup kepala, tetapi juga menjadi fashion statement. Dimulai dari produksi rumahan dengan modal kecil, dia pun merancang dan memproduksi hijab yang kemudian dijual kepada teman-teman dan kerabatnya. Di fase awal ini, dia banyak mengerjakan semuanya sendiri, dari membuat desain sampai menjadi admin.
Perjalanan Buttonscarves tidak selalu mulus. Di awal berdirinya, wanita ini harus menghadapi tantangan besar berupa persaingan ketat di industri fesyen. Banyak merek besar yang sudah lebih dulu menguasai pasar.
Toh Linda tak ciut. Dia percaya bahwa kunci sukses terletak pada kualitas produk dan inovasi. Dengan kata lain, dia harus punya strategi yang kuat untuk menunjukkan apa yang membedakan Buttonscarves dengan merek lainnya. Dia pun intens mengembangkan desain hijab yang unik, menggunakan bahan berkualitas tinggi, serta fokus pada kenyamanan pengguna.
Fokus pada kualitas tidak hanya terletak pada produk, tetapi juga pada cara Linda memimpin tim. Sebagai CEO, dia selalu berusaha menciptakan lingkungan kerja yang positif dan kolaboratif. Dirinya percaya bahwa dengan memberikan ruang bagi anggota tim untuk berinovasi, ide-ide terbaik akan lahir dan mendorong perkembangan bisnis.
“Saya sangat terbuka terhadap ide-ide baru dari anggota tim. Saya percaya dengan memberikan kebebasan, kita bisa menghasilkan ide yang lebih inovatif,” katanya.
Seiring dengan pertumbuhan bisnis, Linda segera membangun komunitas yang kuat dengan para pelanggannya melalui media sosial dan berbagai event. Strategi ini membantu Buttonscarves membangun loyalitas pelanggan, sekaligus memperkuat posisi brand di pasar yang kompetitif. Linda juga tidak ragu untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti desainer dan public figure ternama, guna memperluas jangkauan pasar Buttonscarves. Menurutnya, kolaborasi tidak hanya memperkaya desain produk Buttonscarves, tetapi juga memperluas jangkauan pasar.
Selain kolaborasi, teknologi menjadi salah satu elemen penting dalam strategi pemasaran Buttonscarves. Dengan memanfaatkan platform digital dan e-commerce, Buttonscarves mampu menjangkau konsumen yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Melalui website resmi dan berbagai platform media sosial, Linda memastikan bahwa produk Buttonscarves dapat diakses dengan mudah oleh konsumen, termasuk dari berbagai penjuru dunia. “Teknologi memberikan dampak signifikan, memungkinkan kami menjangkau pelanggan di seluruh dunia tanpa batasan geografis,” katanya.
Masuk ke pentas global membuat Linda membuat strategi sendiri. Dalam menghadapi persaingan global, dia meluncurkan campaign #ButtonscarvesGoesGlobal sebagai upaya untuk menegaskan kehadiran Buttonscarves di pasar internasional.
Buttonscarves juga dibawanya aktif berpartisipasi dalam berbagai event global, seperti fashion show dan instalasi seni, untuk memperkenalkan produk hijab lokal ke panggung dunia. “Kami berkomitmen membawa Buttonscarves ke pasar global melalui berbagai campaign internasional,” ujarnya.
Merek Hijab Global
Visi Linda untuk Buttonscarves dalam lima tahun ke depan adalah membawa brand ini menjadi merek hijab global. Ekspansi pasar internasional, inovasi produk, serta peningkatan brand awareness menjadi fokus utama strategi bisnisnya. Linda yakin bahwa dengan inovasi yang terus dilakukan, Buttonscarves akan semakin dikenal di kancah internasional. “Kami memiliki ambisi besar untuk menjadikan Buttonscarves sebagai merek global,” ungkapnya.
Selain berfokus pada ekspansi pasar, dia juga menaruh perhatian besar pada pengalaman pelanggan. Setiap produk Buttonscarves dirancang dengan detail yang penuh makna, mengutamakan kualitas, dan memberikan pengalaman berbeda bagi para penggunanya. Menurutnya, setiap hijab yang dibuat memiliki makna dan cerita, yang diharapkannya dapat menginspirasi pengguna.
Untuk menjaga kualitas produk, Linda dan tim Buttonscarves menjalankan kontrol kualitas yang ketat di setiap tahap produksi. Mulai dari pemilihan bahan hingga proses akhir, setiap produk yang dihasilkan harus memenuhi standar yang tinggi. Kerjasama dengan pemasok terpercaya juga menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menjaga kualitas produk secara konsisten.
Pemasaran produk juga dilakukan secara terintegrasi dengan memanfaatkan berbagai platform digital dan berpartisipasi aktif dalam event fesyen. Tidak hanya memasarkan produk, Linda juga membangun hubungan jangka panjang dengan para pelanggannya melalui berbagai kegiatan komunitas dan engagement di media sosial. “Kami selalu berusaha mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan, itulah yang membuat mereka loyal terhadap merek kami,” ungkapnya.
Belajar dari apa yang dilakoninya, saat ditanya apa sarannya bagi para calon entrepreneur yang ingin memulai bisnis di industri fashion, jawabannya singkat dan padat: selalu mengikuti passion dan berinovasi. “Industri ini penuh tantangan, tapi kalau kita melakukannya dengan sepenuh hati, pasti bisa sukses,” ujar Linda. Menurutnya, kreativitas, kegigihan, dan pemanfaatan teknologi yang tepat adalah kunci untuk sukses di industri yang kompetitif ini.
Dari perjalanan karier yang dimulai di dunia perbankan hingga kini menjadi salah satu pemain hijab yang disegani di Indonesia, Linda Anggrea membuktikan bahwa dengan visi yang jelas, inovasi, dan ketekunan, mimpi besar bisa tercapai. Buttonscarves bukan hanya sebuah, tetapi juga simbol dedikasi dan inspirasi bagi banyak wanita Indonesia dan dunia. (*)