Daewoong Resmikan Pabrik Sel Punca, Siap Tingkatkan Pengobatan Regeneratif di Indonesia
Kemitraan antara Daewoong Pharmaceutical dan Indonesia telah memasuki babak baru dengan peresmian pabrik sel punca di Cikarang. Setelah 20 tahun berkolaborasi, Daewoong Biologics Indonesia (DBI) mengumumkan bahwa pabrik tersebut kini resmi beroperasi setelah mendapatkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sertifikasi ini menjadi penanda kesiapan Daewoong untuk memenuhi kebutuhan terapi berbasis sel punca di Indonesia, yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi lanjut usia di negara ini.
CEO Daewoong Pharmaceutical, Shawn Park, menyatakan bahwa langkah ini merupakan tahap awal dari proyek riset dan pengembangan berskala besar yang akan dilakukan bersama industri farmasi dan biofarmasi di Indonesia.
“Dengan sertifikasi GMP ini, Daewoong telah mengambil langkah pertama dalam proyek penelitian dan pengembangan berskala besar bekerja sama dengan industri farmasi dan biofarmasi Indonesia,” ujar Shawn Park, menegaskan komitmen Daewoong untuk terus mendukung perkembangan industri kesehatan di Indonesia.
Kemitraan ini bukan sekadar kerja sama bisnis, melainkan juga bagian dari visi jangka panjang untuk berkontribusi pada kesehatan masyarakat Indonesia, terutama di era penuaan penduduk. Pada tahun lalu, Indonesia resmi memasuki fase "era penuaan" dengan lebih dari 7% penduduk berusia lanjut.
Kondisi ini mendorong lonjakan permintaan akan terapi untuk penyakit degeneratif seperti osteoartritis, kanker, dan gangguan otak. Menyadari kebutuhan tersebut, Daewoong berkomitmen menyediakan sel punca berkualitas tinggi untuk mendukung terapi yang lebih efektif di 14 rumah sakit yang telah ditunjuk di Indonesia.
Taruna Ikrar, Kepala BPOM, menggarisbawahi pentingnya peran Daewoong dalam mendukung pengembangan teknologi pengobatan berbasis sel punca di Indonesia. "Sangat penting bahwa kita telah meletakkan fondasi utama bagi pengembangan pengobatan berbasis sel punca berkualitas tinggi," ujar Taruna Ikrar, saat peresmian pabrik tersebut.
Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 100.000 meter persegi ini juga didukung oleh transfer teknologi dari Korea, memungkinkan produksi sel punca berkualitas tinggi yang berasal dari tali pusat dan jaringan lemak, serta rencana ekspansi untuk mengembangkan sel eksosom dan sel imun.
Hubungan Daewoong dengan Indonesia sudah terjalin sejak 2005, ketika mereka mendirikan kantor cabang di Jakarta. Dalam dua dekade terakhir, Daewoong terus menunjukkan komitmen untuk mendukung perkembangan industri farmasi Indonesia.
Pada tahun 2012, Daewoong memulai langkah besar dengan mendirikan pabrik biofarmasi pertama di Indonesia melalui perusahaan joint-venture, Daewoong Infion. Produk biosimilar pertama mereka, Epodion, diluncurkan pada 2017 dan memberikan dampak signifikan terhadap pengobatan anemia bagi pasien dialisis dan kanker, dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas tinggi.
Pembukaan pabrik sel punca ini menandai babak baru dalam upaya Daewoong untuk membawa inovasi lebih lanjut di bidang biofarmasi. Teknologi sel punca yang mereka kembangkan tidak hanya akan digunakan untuk pengobatan regeneratif, tetapi juga untuk riset dan pengembangan pengobatan bagi penyakit yang sulit diobati dengan metode konvensional.
"Sebagai perusahaan Korea pertama yang memperoleh sertifikasi GMP untuk pemrosesan sel punca di pasar lokal, kami tidak hanya akan mengejar pengobatan regeneratif berdasarkan bioteknologi tetapi juga penelitian dan pengembangan serta komersialisasi pengobatan untuk penyakit yang sulit diobati," ungkap seorang pejabat Daewoong Pharmaceutical.
Selain kontribusi di bidang farmasi, Daewoong juga berinvestasi dalam berbagai sektor seperti botulinum toksin, peralatan medis, serta penelitian dan pengembangan di bidang kosmetik. Daewoong juga menjalin kemitraan dengan beberapa universitas di Indonesia, seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, untuk mendirikan pusat penelitian bioanalisis dan pusat penelitian formulasi, yang bertujuan mengembangkan bakat-bakat lokal dan memperkuat ekosistem riset biofarmasi di Indonesia.
Kemitraan yang erat antara Daewoong dan Indonesia ini diharapkan tidak hanya berdampak positif terhadap pengembangan industri farmasi, tetapi juga terhadap penciptaan lapangan kerja dan pengembangan sumber daya manusia lokal.
Lebih dari 120 talenta berbakat dari Indonesia kini bekerja di Daewoong Korea, berkontribusi pada pengembangan global perusahaan tersebut dan memperkuat kolaborasi antara kedua negara.
Pembukaan pabrik sel punca ini merupakan pencapaian penting dalam sejarah panjang hubungan Daewoong dengan Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan kemitraan yang solid, Daewoong optimis dapat terus membawa inovasi di bidang farmasi dan biofarmasi, serta berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui teknologi pengobatan yang mutakhir. (*)