Memperdayakan Petani Kakao, Kunci Sukses Kakao Indonesia Mendunia
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengikuti ajang konferensi global Cocoa Association of Asia-International Cocoa Conference Exhibition (CAA-ICCE) 2024 di Raffles City Convention Center, Singapura. Konferensi tersebut berlangsung pada 12-13 September 2024. CAA merupakan asosiasi pedagang biji kakao di Asia, dengan adanya konferensi global mampu menciptakan pertumbuhan keberlanjutan kakao dan kesejahteraan petani kakao.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Khrisna Hasibuan, mengungkapkan hasil upaya tersebut. Mulai dari mendorong peningkatan kapasitas dan produktivitas kakao, mendorong iklim investasi sektor kakao, hilirisasi produk kakao dengan penggunaan teknologi, dan meningkatkan pelatihan untuk petani kakao serta generasi muda untuk berperan aktif.
Indonesia, imbuh Bara, berkomitmen untuk menjadi bagian dari industri kakao global yang berkelanjutan dan inklusif. “Memastikan penerapan prinsip konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, Indonesia mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku industri, serta perlindungan konsumen,” ucapnya seperti dikutip Jumat (13/9/2024).
Menurut data Internasional Cocoa Organization, Indonesia menjadi negara produsen biji kakao terbesar se-Asia dengan tujuan ekspor India (17%), Uni Eropa(16%) dan Amerika Serikat (15%). Produk ekspor Indonesia mayoritas berkode HS 1804 berupa mentega, lemak dan minyak kakao. Alhasil pada 2023, Indonesia mengantongi US$ 1,2 miliar dari produk ekspor.
Tentunya, ekspor terbesar itu merupakan hasil upaya Kemendag Perdagangan di tengah harga kakao dunia yang turun signifikan. Belum lagi produksi kakao dunia juga ikut menurun imbas hama, penyakit, dan perubahan cuaca yang membuat tanaman kakao tak bisa bertahan lama.(*)