Strategi Ari Fahrial Syam Mewujudkan UI sebagai Kampus Kelas Dunia
Universitas Indonesia (UI) tengah melakukan seleksi pemilihan calon rektor periode 2024-2029. Salah satu nama yang masuk dalam bursa tersebut adalah Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran UI (FKUI). Saat ini, Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) menetapkan 7 kandidat rektor UI, dari berbagai fakultas.
Ari menawarkan kombinasi unik antara pengalaman lapangan, keahlian medis, kepemimpinan akademis, dan visi internasional. Dengan latar belakangnya yang beragam - mulai dari dokter PTT di daerah terpencil hingga menjadi Ketua Dekan Fakultas Kedokteran PTN se-Indonesia dan ketua Dekan Fakultas Kedokteran se-ASEAN, dia memiliki pemahaman mendalam tentang tantangan dan potensi dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia.
Ari juga concern terhadap kondisi mahasiswa dan penanganan pandemi Covid-19 dalam bentuk keterlibatan sebagai tim gugus tugas kendali Covid-19 dan aktif dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat luas melalui berbagai platform. Dia juga mendapat penghargaan dari UI dan BNPB untuk edukator dan tim pakar medis nasional penanganan Covid-19 "Seorang dokter itu profesi pengabdian, harus ditanamkan sejak belajar," ujar Ari pada keterangan tertulis yang dikutip swa.co.id pada Minggu (15/9/2024)
Pernyataannya itu mecerminkan filosofinya dalam memimpin dan mengajar. Pernyataan ini menunjukkan komitmennya untuk membentuk generasi profesional yang tidak hanya ahli dalam bidangnya, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi untuk melayani masyarakat.
Ari terlahir dari keluarga pedagang Tanah Abang di Jakarta pada 19 Juni 1966 yang mewarisi spirit entrepreneur sejak muda dan menyelesaikan pendidikan dokter umumnya di FKUI di 1990. Kariernya dimulai dari bawah sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap di daerah terpencil Jambi. Dia kemudian menempuh pendidikan spesialis Ilmu Penyakit Dalam yang diselesaikan pada tahun 2000, dilanjutkan dengan gelar Master of Molecular Biology dari University of Queensland, Australia pada 2001.
Berikutnya, dia pada 2011 menyelesaikan program doktor Ilmu Biomedik di FKUI, Jakarta. Tahun 2018 menandai pencapaian tertingginya dalam dunia akademik ketika resmi diangkat menjadi Guru Besar FKUI.
Sejak menjabat sebagai Dekan FKUI pada 2017, Ari juga dipercaya sebagai Ketua Dekan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia. Dalam organisasi profesi, dia menjabat sebagai Ketua Umum PB Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia 2023-2026. Pengalaman kepemimpinannya mencakup berbagai posisi penting, antara lain: President of ASEAN Medical School Network (2018-2020) ;Regional Ambassador of Association of Academic Health Centre International South East Asia (2018-2023); Ketua PAPDI Jaya (2012-2017) dan Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (2016-2023).
Ari rajin di penelitian dan publikasi ilmiah. Hingga Agustus 2024, dia telah mempublikasikan 129 artikel internasional di Scopus sebagai penulis utama atau penulis pendamping, dengan sitasi di Google Scholar sebanyak 4.324 artikel. Di bawah kepemimpinannya, FKUI berhasil menembus peringkat 201-250 dunia dalam pemeringkatan The Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) berdasarkan subjek kedokteran pada 2022, menjadikan FKUI sebagai Fakultas Kedokteran nomor 1 di Indonesia dan terbaik ke-5 di ASEAN.
Selain prestasi akademik, Ari dikenal atas dedikasinya dalam pengabdian masyarakat. Dia telah merancang program 100 hari pertama yang komprehensif dengan tujuh inisiatif strategis. Program ini dimulai dengan peluncuran riset multidisiplin melalui pembentukan research clusters yang melibatkan berbagai fakultas, diikuti dengan pengembangan blueprint program pengabdian masyarakat.
Untuk meningkatkan efisiensi administrasi, dia berencana mengimplementasikan sistem manajemen dokumen dan arsip elektronik. Selain itu, program ini juga mencakup penyerapan aspirasi seluruh stakeholder UI, menunjukkan komitmen untuk inklusivitas dalam pengambilan keputusan.
Fokus pengembangan sumber daya manusia terlihat dari rencana penyusunan jenjang karier yang didesain khusus untuk tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan (karyawan). Untuk meningkatkan visibilitas global UI, Ari merencanakan penyusunan strategi komunikasi dan branding internasional. Terakhir, program ini juga mencakup penerapan tata kelola keuangan yang transparan dan efisien, serta upaya memaksimalkan pendapatan melalui kerjasama sektor swasta (PPP) dan pemanfaatan aset universitas.
Melalui tujuh program unggulan ini, Ari menunjukkan visinya untuk mentransformasi UI menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul di tingkat global. Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI FKUI) telah mendeklarasikan dukungannya kepada Ari untuk mencalonkan diri sebagai Rektor Universitas Indonesia periode 2024-2029.
"Ari Fahrial Syam telah menunjukkan kepemimpinan dan memberikan banyak kontribusi positif bagi FKUI selama menjabat sebagai Dekan. Kamu yakin beliau memiliki visi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk memajukan UI ke depan," ujar Hariman Siregar.
CEO of Association of Academic Health Center, Steven L Kanterd MD, menambahkan, pada periode kedua Dekan Fakultas Kedokteran UI, Ari berperan penting dalam menakhodai fakultas dan berperan dalam pengembangan dan strategi menangani krisis khususnya pada saat pandemi. (*)