Talent War di Indonesia Terus Berlanjut, Ini Tips dari Gita Wirjawan
Sebagai platfrom daring pencari lowongan kerja, Jobstreet by SEEK menghadirkan gerakan #NextMilionJobs sebagai jawaban dari persoalan kesenjangan antara industri yang kekurangan tenaga kerja terampil, dengan lulusan perguruan tinggu yang sulit mencari pekerjaan sesuai latar belakang pendidikannya. Hadirnya #NextMilionJobs mampu menghadirkan satu juga potensi lapangan kerja baru untuk seluruh pencari kerja Indonesia.
Beberapa tahun belakangan ini, terkenal istilah Talent War yang berarti perusahaan-perusahaan sangat selektif memilih kandidat pekerja dengan kesesuaian kriteria atau skill yang dibutuhkan. Jobstreet by SEEK melihat Talent War berdasarkan skill tinggi dan skill rendah. Jika perusahaan mencari kandidat dengan skill tinggi, maka kebutuhannya adalah kandidat yang paling cocok dan sesuai kriteria rekrutmen dalam waktu yang tepat.
Berbanding sebaliknya, perusahaan yang mencari kandidat dengan skill rendah biasanya melihat peluang yang kecil. Perusahaan akan melakukan penagihan pada hari seorang kandidat tersebut jika ada yang melamar dan langsung bisa bekerja, sedangkan jika tak ada kandidat sama sekali maka penagihan pada satu hari tersebut hilang.
COO Indonesia di Jobstreet by SEEK, Varun Mehta, menjelaskan perusahaan yang memilih kandidat skill rendah, biasnaya tim rekrutmen memutuskan kriteria skill yang diturunkan jika benar-benar tak ada kandidat skill tinggi yang melamar. “Strong match relevant dengan role-nya. Kalau role-nya ada untuk semi skill itu lebih ke how fast. Kalau role-nya itu skill tinggi, itu menjadi high match dan high reward-nya akan ditunggu sampai perusahaan dapat kandidat tersebut. Perfect candidate atau closest to perfect,” ucapnya di Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Varun pun sependapat dengan Mantan Menteri Perdagangan ke-27, Gita Wirjawan, yang menyampaikan mempelajari bahasa asing seperti Bahasa Inggris, mampu memperbesar peluang seorang kandidat mendapat pekerjaan. Gita mencontohkan salah satu desa di Kepulauan Rote, Nusa Tenggara Timur yang belajar Bahasa Inggris selama tiga bulan.
Hasilnya, sangat menakjudkan. Salah satu dari penduduk desa pun bekerja di perhotelan internasional berkat kemampuan berbahasa asing tersebut. Menurut Gita, sejumlah tempat di Indonesia sudah memilki akses internet. Dengan begitu masyarakat di sana bisa belajar melalui akses digital tentang berkomunikasi dalam bahasa asing. “Kalau menurut saya untuk bisa melebarkan peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan itu penguasaan bahasa. Itu penting sekali. Dan syukur-syukur dia bisa dapat peluang bekerja di luar negeri. Itu juga bisa meningkatkan pengantar pendidikan,” imbuh Gita. (*)