Perdana, Virgin Australia Airlines Gunakan Sustainable Aviation Fuel Pertamina
Virgin Australia Airlines menjadi maskapai internasional pertama yang menikmati layanan SAF (Sustainable Aviation Fuel) atau bahan bakar pesawat ramah lingkungan dari Aviation Fuel Terminal (AFT) di Bandara I Gusti Ngurah Rai. General Manager Sustainability Virgin Australia Airlines, Fiona Walmsley, mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah awal antara Indonesia dan Australia dalam upaya mewujudkan target Net Zero Emission di kedua negara.
Indonesia dan Australia sepakat berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dan mengimplementasikan solusi ramah lingkungan inovatif. “Kolaborasi ini menunjukkan tekad untuk membangun masa depan sektor aviasi yang lebih berkelanjutan dan bersih,” kata Walmsley pada First International Uplift di Bali International Airshow (BIAS) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Rabu (18/9/2024).
Kurang lebih 160 kiloliter SAF disalurkan kepada pesawat Boeing 737 milik Virgin Australia pada gelaran Bali International Airshow untuk dua hari penerbangan Virgin Australia di Ngurah Rai, yaitu pada 18-19 September 2024. Virgin Australia melayani rute penerbangan dari Denpasar ke Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast.
Penyaluran SAF ke pasar global menjadi komitmen nyata PT Pertamina Patra Niaga yang agresif mendorong transisi energi di sektor aviasi dan mendukung target Net Zero Emission Indonesia tahun 2060. SAF, yang diproduksi dari limbah, diolah di kilang bersamaan dengan bahan bakar fosil untuk menghasilkan bahan bakar sintetis rendah karbon, mengurangi emisi karbon hingga 84% dibandingkan bahan bakar jet konvensional, serta telah disertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC RED-EU.
Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga di Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, mengatakan momen penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai ini menandai Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional. “Saat ini, SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon, tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet,” ungkap Maya.
SAF yang disalurkan sudah mengacu framework sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation( CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU). Selain itu, SAF telah memenuhi standar internasional yang diatur oleh American Society of Testing and Materials (ASTM) dan terjamin aman karena sudah termasuk sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) yang dapat diklaim kepada International Civil Aviation Organization (ICAO).
Maya menyampaikan langkah baru menuju penerbangan berkelanjutan ini mampu mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil. "Karena SAF Pertamina merupakan perpaduan dari 38,43% synthetic kerosene yang diproduksi dari minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) dan 61,57% avtur yang berasal dari fosil,” ujar Maya. (*)