Trends

UI Gelar Penyuluhan Pemanfaatan Kecombrang untuk Masyarakat Badui

Penyuluhan mahasiswa UI penggunaan bedak tabur berbahan dasar kecombrang di Lebak, Banten. (Dok. UI)

Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF UI) baru-baru ini melaksanakan kegiatan penyuluhan di Kampung Kadujangkung, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat Badui mengenai penggunaan bedak tabur berbahan dasar alami, yaitu kecombrang yang dipercaya efektif dalam mengatasi masalah kulit.

Masyarakat Badui, yang mendiami kawasan terpencil di Kabupaten Lebak, Banten, sering kali menghadapi keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan modern. Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat di wilayah terpencil, Tim Pengmas FF UI hadir dengan solusi inovatif berupa penyuluhan penggunaan bedak tabur yang berbahan dasar kecombrang.

Kegiatan yang dipimpin oleh Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed, ini diinisiasi berdasarkan data dari Klinik Saung Sehat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak pada 2021. Data tersebut mencatat sejumlah permasalahan kesehatan signifikan, di antaranya 238 kasus penyakit kulit, 147 anak mengalami stunting, serta puluhan kasus influenza, infeksi luka terbuka, dan gangguan jiwa.

Dengan akses kesehatan modern yang terbatas—Puskesmas terdekat berjarak 10 kilometer dan rumah sakit rujukan 30 kilometer dari desa—Prof. Anton menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan.

"Dengan keterbatasan ini, kami sangat menyadari pentingnya kolaborasi untuk meningkatkan layanan kesehatan di wilayah ini," ujar Prof. Anton.

Masyarakat Badui sudah lama memanfaatkan tanaman kecombrang sebagai bahan alami untuk mandi dan membersihkan gigi, menggantikan produk sabun kimia yang dilarang oleh adat setempat. Tim Pengmas UI pun memperkenalkan penggunaan bedak tabur kecombrang sebagai solusi yang lebih praktis untuk menjaga kesehatan kulit.

"Kecombrang adalah contoh bagaimana kearifan lokal dapat diintegrasikan dengan praktik hidup bersih dan sehat (PHBS)," kata Prof. Anton. Ia juga menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan agar manfaat tanaman ini dapat digunakan lebih luas tanpa melanggar tradisi setempat.

Selain penyuluhan, tim juga mengajarkan masyarakat cara membuat bedak tabur dari tanaman kecombrang yang bisa diproduksi secara mandiri. Proses pembuatan dimulai dari pemanenan bunga kecombrang, pengeringan, hingga penghalusan untuk kemudian diolah menjadi bedak siap pakai.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Tim Pengmas FF UI bekerja sama dengan Bidan Ira dari Dinas Kesehatan setempat serta beberapa mitra, termasuk PT Rohto dan PT Ultrasakti, yang turut menyediakan produk pembersih kulit.

Penyuluhan dilakukan menggunakan poster bergambar untuk memudahkan masyarakat yang mayoritas belum bisa membaca dan menulis memahami informasi kesehatan yang diberikan. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved