Indonesia Percepat NZE di 2050, Ini Strateginya
Dalam rangka pembukaan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS), Kementerian Perindustrian menargetkan industri manufaktur di Indonesia bisa mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050. Ini menjadi percepatan 10 tahun lebih awal dari target nasional yakni 2060.
Sejumlah asosiasi industri telah melakukan upaya dekarbonisasi untuk mencapai target tersebut. Mereka adalah Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), dan Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) dan masih banyak lagi.
Debut AIGIS 2024 ini, mengusung tema "Transformation into Greener Industry for Sustainable Economy". Kemenperin akan memfasilitasi transformasi industri hijau di Indonesia dengan mempercepat dekarbonisasi. AIGIS 2024 pun akan ada diskusi tentang percepatan tersebut. Nantinya dalam berdiskusi membicarakan opsi pembiayaan hijau, Green Industry Service Company (GISCO) untuk penghijauan perusahaan.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menuturkan saat ini Indonesia peringkat 12 Leading Manufacturing Countries skala global. Adapun nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia 2023 mencapai US$255 miliar, meningkat US$14 miliar atau naik sebesar 5,83% dibandingkn tahun sebelumnya. "Nilai MVA Indonesia naik 4,47% di tahun 2019 hingga 2023," ucap Agus pada keterangan tertulis yang dikutip swa.co.id di Jakarta, Sabtu (21/9/2024).
Upaya penerapan prinsip industri hijau di Indonesia terlihat pengembangannya berdasarkan data The Green Future Index 2023. "Indonesia peringkat 49 di dunia sebagai negara transisi menuju energi dan industri yang ramah lingkungan lewat investasi energi terbarukan," tutur Agus. (*)