Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lakukan Inovasi dan Adaptasi dalam Menghadapi Dinamika Bisnis
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSS) adalah perusahaan Indonesia yang telah menunjukkan ketahanannya dalam menghadapi dinamika bisnis yang kompleks dan beragam saat ini.
Dalam lima tahun terakhir, perusahaan penambangan batu bara dan pembangkit listrik yang juga berbisnis di bidang multimedia, perdagangan pupuk, dan bahan kimia ini berhadapan dengan berbagai tantangan internal maupun eksternal. Namun, DSS terus berinovasi dan beradaptasi untuk tetap relevan dan mempertahankan kinerja yang positif.
Lay Krisnan Cahya, Presiden Direktur PT Dian Swastatika Sentosa Tbk., mengakui tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya datang dari berbagai faktor eksternal yang di luar kendali perusahaan. Salah satu tantangan utamanya, fluktuasi harga batu bara yang tak terhindarkan dan berdampak signifikan pada sektor pertambangan perusahaan.
Harga komoditas ini sangat dipengaruhi pasar global. Dan, seiring dengan meningkatnya kampanye global menuju penggunaan energi bersih, dukungan terhadap batu bara semakin berkurang.
Berbagai tantangan tersebut telah mendorong DSS berinovasi dan mengembangkan strategi baru, antara lain memperluas pasar dan menjaga kestabilan operasional dengan tetap memperhatikan efisiensi biaya.
Namun, harga batu bara yang fluktuatif hanyalah salah satu dari sekian banyak tantangan yang harus dihadapi DSS. Curah hujan yang tinggi di beberapa daerah pengoperasian tambang juga mengakibatkan produksi yang tidak optimal. Selain itu, pandemi Covid-19 pada 2020 memaksa pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar, yang berdampak langsung terhadap aktivitas operasional perusahaan.
Meskipun begitu, DSS mampu menavigasi tantangan tersebut dengan langkah-langkah mitigasi yang efektif, termasuk mengamankan likuiditas dan menerapkan digitalisasi operasional untuk meningkatkan efisiensi. Perusahaan pun terus berfokus pada peningkatan kapasitas produksi dengan tetap menjaga keseimbangan antara risiko dan peluang pasar global yang dinamis.
Tantangan lainnya datang dari sektor perdagangan pupuk dan bahan kimia. Selama beberapa tahun terakhir, harga bahan baku produk ini terus berfluktuasi mengikuti tren harga komoditas global. Konflik antara Rusia dan Ukraina pada 2022 semakin memperburuk situasi, menyebabkan gangguan pada rantai pasokan global. DSS pun harus lebih selektif dalam memilih pelanggan dan melakukan manajemen persediaan dengan ketat untuk memastikan kelancaran operasi.
Meski situasinya tidak mudah, DSS berhasil menjaga pertumbuhan pendapatan dengan memperluas pasar, meningkatkan pangsa pasar, dan mengoptimalkan persediaan untuk menekan biaya operasional. Perusahaan juga menjajaki peluang dalam pengembangan model bisnis total solution yang memungkinkannya menawarkan solusi menyeluruh kepada pelanggan.
Di sektor energi, DSS telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih dengan memulai investasi besar-besaran dalam energi terbarukan. Perusahaan ini menjajaki peluang investasi dalam proyek pembangkit listrik tenaga surya dan panas bumi. Investasi dalam energi terbarukan ini menjadi salah satu tonggak penting bagi DSS dalam menjawab tantangan global untuk beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, DSS juga terlibat dalam proyek pembangunan pabrik sel dan panel surya terbesar di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai lebih dari US$100 juta di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Perusahaan pun bertekad memainkan peran penting dalam mendorong transformasi energi di Indonesia dan menempatkan diri sebagai salah satu pemain utama di sektor energi terbarukan.
Dalam menghadapi semua tantangan ini, DSS tidak hanya berfokus pada operasional, tetapi juga terus menjaga efisiensi sebagai kunci keberlanjutan. Lay menjelaskan, selama lima tahun terakhir (2019-2023), perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi operasional secara signifikan.
“Kami mencatat peningkatan margin laba kotor dari 34,7% pada 2019 menjadi 41,3% di 2023, sementara margin laba bersih juga meningkat dari 4% menjadi 17,3%,” ungkapnya.
Peningkatan efisiensi ini didorong oleh berbagai langkah strategis, termasuk pengelolaan biaya operasional yang ketat, peningkatan produktivitas, serta pemanfaatan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi biaya energi.
Selain itu, DSS juga berupaya menjaga kesejahteraan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Baginya, sumber daya manusia merupakan aset berharga bagi perusahaan, dan perusahaan telah menyediakan pelatihan serta pengembangan karier yang memadai untuk semua karyawan.
“Kami memberikan kompensasi yang adil dan kompetitif serta memastikan karyawan memiliki akses terhadap pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas mereka,” ungkap Lay. DSS juga menerapkan standar keselamatan kerja yang ketat di semua lokasi operasinya, terutama di wilayah pertambangan yang memiliki risiko kecelakaan yang tinggi.
Dari sisi inovasi, DSS terus mendorong pertumbuhan melalui strategi yang sigap dan fleksibel. Perusahaan selalu memetakan pasar serta menganalisis tren untuk memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan. Salah satu inovasi terbesar yang dilakukan oleh DSS ialah pengembangan jaringan layanan internet melalui entitas anak bisnisnya, MyRepublic Indonesia.
Dengan target mencapai 6 juta home-pass pada 2024, MyRepublic telah mengimplementasikan berbagai inovasi digital, termasuk integrasi data end-to-end dan penggunaan Geographic Information System (GIS) untuk mempercepat ekspansi jaringan. Selain itu, MyRepublic juga telah meningkatkan jumlah pelanggannya dengan terus berfokus pada kualitas layanan yang lebih baik.
Tak hanya berinovasi di sektor teknologi, DSS juga melakukan transformasi digital yang signifikan dengan melakukan investasi dalam berbagai platform digital. Antara lain, DANA, salah satu dompet digital terbesar di Indonesia, dan Vidio, platform over-the-top (OTT) yang diklaim nomor wahid di negeri ini.
Investasi tersebut tidak hanya mendukung ekosistem digital yang lebih luas, tetapi juga menunjukkan komitmen DSS dalam mengakselerasi transformasi digital di Indonesia. Selain itu, perusahaan juga terus berfokus pada inovasi di sektor pertambangan dan perdagangan batu bara dengan mengadopsi digitalisasi operasional, yang memungkinkannya mengelola tambang secara lebih efisien dan mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Inovasi yang dilakukan DSS juga meluas ke sektor kesehatan, dengan pendirian klinik dan farmasi di bawah merek GWS Medika dan GWS Farma. Menurut Lay, langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk mendiversifikasi bisnis serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dalam hal kesehatan dan kesejahteraan. DSS berharap bisnis kesehatan ini akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan layanan kesehatan berkualitas di Indonesia.
Tantangan yang dihadapi DSS tidak hanya terbatas pada operasional dan teknologi. Perusahaan juga menghadapi tantangan dalam mempertahankan kinerja sahamnya di tengah pasar yang bergejolak.
“Kami senantiasa berupaya mempertahankan reputasi-baik perseroan serta menjaga kepercayaan pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya dengan melaksanakan tata-kelola perusahaan yang bertanggung jawab dalam mencapai pertumbuhan kinerja operasi dan keuangan perseroan,” kata Lay.
Salah satu langkah yang diambil DSS ialah membeli kembali saham pada Agustus dan September 2023, yang bertujuan meningkatkan likuiditas saham serta memberikan fleksibilitas dalam mengelola kebutuhan modal. Selain itu, pada Juli 2024, DSS juga memecah saham dengan rasio 1:10 untuk mendukung pertumbuhan nilai perusahaan serta meningkatkan daya beli investor.
Bagi Lay, keberhasilan DSS bukanlah hasil dari strategi manajemen semata, tetapi juga berkat dedikasi seluruh karyawan yang bekerja keras dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
“Kami bangga dengan pencapaian yang telah diraih dan terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat luas,” katanya.
Bagi DSS, inovasi dan adaptasi akan terus menjadi kunci dalam menghadapi tantangan di masa depan. Adapun fleksibilitas dan ketahanan perusahaan akan menjadi landasan untuk terus tumbuh dan berkembang dalam industri yang semakin kompetitif. (*)