Forum Bisnis Usaha Kreatif 2024 untuk Tarik Investasi Sektor Ekonomi Kreatif
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan RI dan Asosiasi Komik Seluruh Indonesia (AKSI), menyelenggarakan Forum Bisnis Usaha Ekonomi Kreatif 2024 di Artotel Thamrin dan The Dharmawangsa Hotel, Jakarta. Forum ini bertujuan mempertemukan pelaku ekonomi kreatif, pemangku kepentingan, dan calon investor, serta berbagi informasi dan pengalaman untuk mempromosikan dan menarik investasi ke sektor ekonomi kreatif.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata, mengatakan bahwa produk berbasis digital menjadi prioritas utama dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional. Fokus tersebut diarahkan pada klaster konten yang mencakup film, animasi, video, komik, aplikasi, dan pengembangan game.
"Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat daya saing industri kreatif Indonesia di pasar global, dengan harapan sektor ekonomi kreatif dapat menjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya (23/9/2024).
Rangkaian kegiatan Forum Bisnis Usaha Ekonomi Kreatif 2024 meliputi berbagai acara, seperti networking night, business tour, business matching, dan seminar Jakarta Creative Conference. Dalam sesi business matching, enam perusahaan pembeli potensial asal Jepang dipertemukan dengan 15 perusahaan Intellectual Property (IP) dari Jakarta, termasuk Bumilangit Entertainment, Cocoon Studio, Getter Studio, Goxtoon Studio, dan KMI, serta Kisai Entertainment, KOSMIK, Beyondtopia, RE:ON, Bengkel Animasi, Pionicon, Tampar Production, Forge Fun, Gambir Studio, dan Game Changer Studio. Harapannya, semua pihak dapat mencapai kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan.
Pada Seminar Jakarta Creative Conference juga diselenggarakan dua diskusi panel yang membahas potensi ekonomi kreatif Jakarta. Panel pertama diisi oleh Dra. Erwita Dianti, M.Si (Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI); Prof. Rhenald Kasali (Founder Rumah Perubahan dan Guru Besar FEB UI); Kim Young Soo (Direktur Regional KOCCA Indonesia), dan Diaz Hendrassukma (Ketua Komite Ekonomi Kreatif Indonesia).
Panel kedua menghadirkan Tatsuki Hirayanagi (Advisor of the Indonesian Comics Association); Rina Damayanti (Direktur Festival Jakarta Film Week), dan Noviar Rahman (Chief of Investment in INFIA Group). Kedua panel tersebut mengeksplorasi potensi, peluang, serta tantangan dalam pengembangan ekonomi kreatif di Jakarta.
“Jakarta akan terus mengembangkan ekosistem yang mendukung dan mempromosikan ekonomi kreatif melalui berbagai inisiatif pemerintah, penyediaan infrastruktur yang memadai, serta dukungan kepada para pelaku ekonomi kreatif,’ jelas Andhika. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota terdepan dalam pengembangan ekonomi kreatif di tingkat global.
Benang merah dari diskusi tersebut industri kreatif di Jakarta menghadapi beberapa tantangan utama, antara lain: pertama, akses ke pembiayaan, karena banyak pelaku industri kreatif, terutama yang baru memulai, mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan atau investasi yang memadai untuk mengembangkan ide mereka.
Tantangan kedua, infrastruktur dan dukungan. Keterbatasan infrastruktur yang mendukung industri kreatif seperti ruang kerja yang terjangkau, fasilitas produksi, dan jaringan distribusi dapat menghambat pertumbuhan.
Ketiga, regulasi dan hak cipta. Tantangan dalam hal perlindungan hak cipta dan hak kekayaan intelektual sering kali menjadi masalah, mengingat masih adanya pelanggaran dan ketidakpastian hukum.
Keempat, keterbatasan pasar. Meski Jakarta adalah pasar besar, beberapa pelaku industri kreatif mengalami kesulitan dalam menjangkau pasar internasional atau memperluas jaringan pelanggan mereka.
Ke depan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menyelenggarakan Forum Bisnis, khususnya business matching dengan skala yang lebih besar. Jumlah exhibitor pelaku ekonomi kreatif dan pembeli yang diundang akan meningkat. Selain itu, subsektor ekonomi kreatif yang terlibat dalam business matching juga akan diperluas.
Untuk tahun ini, subsektor yang terlibat mencakup game developer, komik, dan animasi. Tahun depan, diharapkan dapat ditambahkan subsektor film, musik, desain, kuliner, atau kriya. Rencana untuk tahun depan termasuk kolaborasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta BUMD DKI Jakarta dalam rangka untuk peningkatan ekosistem ekonomi kreatif. (*)