10 Tahun Diplomasi, Investasi Asing Langsung (FDI) ke Indonesia Menjadi US$50 Miliar pada 2023
Diplomasi Indonesia telah mencatat berbagai pencapaian penting di kawasan dan panggung internasional selama satu dekade terakhir. Dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk “Satu Dasawarsa Diplomasi Indonesia Hadapi Dinamika Global”, Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia tetap berpegang pada prinsip bebas aktif, yang dilaksanakan secara well-measured & well-calculated, serta berorientasi pada aksi dan hasil (action & result oriented).
Menurut Pahala, salah satu pilar utama diplomasi Indonesia selama 10 tahun terakhir adalah diplomasi ekonomi. Indonesia berhasil memperluas akses pasar dan meningkatkan arus investasi asing ke Tanah Air, melalui 27 perjanjian perdagangan internasional yang membuka pasar baru di Amerika Latin, Afrika, dan Karibia. “Diplomasi ekonomi berjalan di tengah tantangan global seperti perang dagang, proteksionisme, dan krisis geopolitik,” katanya.
Keberhasilan ini juga tercermin dari peningkatan signifikan investasi asing langsung (FDI), yang naik dari US$28 miliar pada 2014 menjadi US$50 miliar pada 2023. Investasi ini mengalir ke sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan, pangan, dan kesehatan, menunjukkan efektivitas diplomasi ekonomi Indonesia.
Diplomasi kesehatan juga menjadi sorotan selama pandemi Covid-19. Pahala mengungkapkan bahwa Indonesia berhasil mengamankan 516 juta dosis vaksin, dengan 26,5% di antaranya diperoleh melalui hibah internasional.
“Indonesia memainkan peran penting dalam COVAX AMC Engagement Group, memastikan akses vaksin yang adil bagi negara-negara berkembang,” ujarnya.
Pencapaian lainnya adalah saat Indonesia memimpin Presidensi G20 di tengah situasi global yang penuh tantangan. Indonesia berhasil menggalang konsensus internasional untuk memajukan kerja sama konkret dalam pemulihan pasca-pandemi. “Dokumen G20 Action for Strong and Inclusive Recovery mencerminkan komitmen Indonesia untuk pembangunan ekonomi yang adil bagi semua,” tambah Pahala.
Dalam Presidensi G20, Indonesia juga mendorong pembentukan Pandemic Fund untuk memperkuat kesiapan global menghadapi pandemi di masa depan, terutama bagi negara-negara berkembang yang rentan.
Selain itu, peran kunci Indonesia di ASEAN, terutama selama Keketuaan ASEAN 2023, juga patut diacungi jempol. Pahala menekankan bahwa Indonesia mendorong visi jangka panjang ASEAN untuk menjadi kawasan yang lebih tangguh menghadapi tantangan global. Salah satu inisiatif utamanya adalah ASEAN Indo-Pacific Forum, yang menghasilkan 93 proyek kerja sama senilai US$38,2 miliar.
Selama sepuluh tahun terakhir, capaian diplomasi Indonesia membuktikan komitmen negara ini untuk terus berperan aktif dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih adil, stabil, dan damai. Indonesia tidak hanya menjadi bagian dari dialog global, tetapi juga menjadi motor penggerak dalam mencari solusi atas tantangan-tantangan besar dunia, dari perdamaian, keamanan, hingga perubahan iklim dan pemulihan ekonomi. (*)