Economic Issues

PTPN III Mendorong Swasembada Pangan Melalui Lima Komoditi Strategis: Apa Saja?

Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani (kanan) dalam Acara Media Briefing Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas dengan tema "Road Map BUMN Menuju Ketahanan Pangan" di Sarinah, Jakarta, Senin (23/9/2024). (Foto: Audrey/SWA)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III berkomitmen untuk mendukung swasembada pangan Indonesia. Dalam lima tahun ke depan, perusahaan ini akan memfokuskan usahanya pada lima komoditi utama yang dianggap strategis: kelapa sawit, gula, kopi, teh, dan karet. Fokus ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian pangan nasional.

Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, mengungkapkan bahwa dari kelima komoditi tersebut, tanaman tebu mendapat perhatian khusus sebagai bagian dari strategi swasembada gula. Ghani menyoroti pentingnya Tebu Rakyat (TR) melalui lima strategi utama yang dirancang untuk memperkuat sektor gula nasional.

“Kami menargetkan swasembada gula pada tahun 2028, yang akan mengurangi ketergantungan pada impor dan menghemat devisa negara,” katanya dalam acara Media Briefing Penguatan BUMN di Jakarta, Senin (23/9/2024).

5 Strategi Penguatan Tebu Rakyat

Pertama, percepatan bongkar ratoon, di mana komposisi ratoon di atas 3 tahun akan dikurangi dari 86% menjadi 25%. Hal ini sejalan dengan perbaikan kultur teknis tanaman serta penyediaan bibit, pupuk, pestisida, dan akses pendanaan yang lebih baik.

Kedua, penguatan organisasi tebu rakyat dengan membentuk struktur PTPN yang akan mengatur kemitraan antara petani dan perusahaan. Kolaborasi ini akan meningkatkan kapabilitas petani melalui pendampingan teknis, akses pendanaan dan offtaker, serta digitalisasi ekosistem TR untuk memonitor operasional, perencanaan finansial, dan panen.

Strategi ketiga adalah penguatan program makmur dengan melibatkan berbagai pihak seperti Himbara, Askrindo, Pupuk Indonesia, dan BUMN pangan lainnya (PTPN, ID FOOD, dan Bulog) untuk memastikan pemenuhan sarana produksi dan asuransi bagi petani.

Keempat, penataan varietas melalui peningkatan luas lahan tanaman tebu yang seimbang (percepatan masuk awal dari 7,5% menjadi 30%). Tujuannya adalah untuk mencapai momentum tebang yang optimal dan menghasilkan bibit bersertifikasi.

Terakhir, penerapan Harga Acuan Penjualan (HAP) atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berkeadilan. PTPN III akan berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional untuk menetapkan harga gula yang seimbang antara kepentingan petani dan konsumen, serta mengatur neraca pangan nasional.

Tantangan dan Dukungan Pemerintah

Untuk mencapai target swasembada, PTPN III membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah, terutama dalam alokasi Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk klaster tebu. Selain itu, regulasi yang mewajibkan Pabrik Gula (PG) untuk melakukan pembinaan terhadap petani tebu akan menjadi kunci penting.

Menurut Gani, tanaman tebu merupakan salah satu komoditi penting di Indonesia karena dalam siklus agronominya, tebu yang ditanam tahun ini akan dipanen empat tahun kemudian. Jadi, terdapat tanaman tebu pada tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat, setelah itu dilakukan pembongkaran.

Secara teori agronomi, setiap tahun idealnya setengah dari total lahan tebu harus diremajakan. Saat ini, sekitar 86% tebu di Indonesia berusia lebih dari empat tahun. Jawa Timur adalah salah satu daerah dengan lahan tebu terbanyak.

“Kami menargetkan swasembada gula pada tahun 2028, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menghemat devisa negara," ujarnya

Dengan swasembada gula, PTPN III tidak hanya berupaya memastikan ketersediaan produk di pasar, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani tebu. "Kami berharap pendapatan petani tebu dapat meningkat satu setengah kali lipat dalam empat tahun ke depan, sehingga mereka dapat menikmati hasil kerja keras mereka dengan lebih baik," tambah Ghani.

Raih Rp15 Triliun

Selain gula, komoditas kelapa sawit akan difokuskan untuk mendukung produksi minyak makan dan biodiesel. Sementara itu, kopi dan teh akan dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan ekspor. Selama empat tahun terakhir, PTPN III berhasil mencapai pendapatan hingga Rp15 triliun, berkat dukungan dari pemerintah dan manajemen yang solid.

Ghani juga menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. "Dengan menciptakan lapangan kerja dan memastikan pendapatan petani meningkat, kami percaya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik," ujarnya.

Ia juga mengapresiasi dukungan dari Menteri BUMN, Erick Thohir, serta pemerintah dalam membantu PTPN III mengatasi tantangan operasional dan keuangan di masa lalu.

Dengan visi yang jelas dan strategi yang solid, PTPN III optimistis dapat berperan besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional serta memperkuat posisi Indonesia di pasar komoditas global. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved