Strategy

Inovasi dan Digitalisasi: Strategi Pupuk Indonesia untuk Ketahanan Pangan

Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero), Panji W. Ruky (dua dari kiri) dalam Acara Media Briefing Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas dengan tema "Road Map BUMN Menuju Ketahanan Pangan" di Sarinah, Jakarta, Senin (23/9/2024). (Foto: Audrey/SWA)

PT Pupuk Indonesia (Persero) terus berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Melalui pemberdayaan masyarakat dan penyaluran pupuk yang meningkatkan unsur hara dan kualitas pangan, perusahaan ini telah membuktikan diri sebagai produsen pupuk N-base terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.

Namun, kontribusi Pupuk Indonesia tidak hanya terbatas pada produksi pupuk, melainkan juga pada inovasi, digitalisasi, dan komitmen untuk keberlanjutan. Sejak memulai transformasi pada tahun 2019, Pupuk Indonesia berhasil mencatat peningkatan signifikan dalam kinerja perusahaan.

Hal ini ditegaskan oleh Panji W. Ruky, Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero). "Pada tahun 2019, laba kami sekitar Rp3,4 triliun, dan pada tahun 2022 sudah mencapai Rp6,3 triliun, hampir dua kali lipat," ungkap Panji dalam acara Media Briefing di Sarinah, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Pupuk Indonesia bahkan mendapat pengakuan dengan terpilihnya sebagai “One of the Billion” dalam Fortune 100 Asia serta meraih penghargaan sebagai “Most Trusted Company” di Indonesia.

Peningkatan laba ini tidak lepas dari upaya transformasi yang dijalankan Pupuk Indonesia, termasuk dalam bidang digitalisasi. Proses bisnis perusahaan kini telah berbentuk end-to-end dan melibatkan perubahan budaya kerja.

"Kami punya budaya inovasi, setiap tahun membuat program inovasi, semua karyawan ikut berlomba untuk driving performance melalui inovasi. Kami menerapkan budaya seperti prototyping, design thinking, dan scrub. Sementara untuk digitalisasi, kami melakukan blur-shoot," jelas Panji.

Pupuk Indonesia telah mengembangkan sistem digital yang memungkinkan perusahaan untuk memantau pergerakan stok pupuk di setiap lini, mulai dari gudang hingga kios. Sistem digital ini diberi nama Distribution Planning & Control System dan terhubung dengan SAP serta aplikasi gudang dan web commerce iPubers.

Sejak diluncurkan pada Januari 2024, iPubers telah memproses lebih dari 15,7 juta transaksi, dengan rata-rata 2,1 juta transaksi per bulan. Saat ini, sebanyak 91% dari kios terdaftar di Indonesia telah menggunakan sistem tersebut.

Selain inovasi digital, Pupuk Indonesia juga berhasil menyediakan 9,5 juta ton pupuk subsidi, termasuk urea dan NPK, yang sangat penting bagi produktivitas petani. "Kami fokus pada ketahanan pangan melalui dua hal utama, yaitu memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk," tegas Panji.

Menurutnya, subsidi pupuk sangat membantu petani dalam mengurangi biaya produksi, terutama untuk komoditas seperti padi, jagung, dan tebu. Subsidi ini mampu menekan biaya pupuk dari 23% menjadi sekitar 9% dari total biaya produksi.

Pengurangan subsidi atau kenaikan harga pupuk, lanjut Panji, dapat mengakibatkan penurunan volume penggunaan pupuk, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas tanaman pangan hingga 0,5 ton per hektar. Penurunan produktivitas ini berpotensi meningkatkan ketergantungan pada impor beras.

Pupuk Indonesia juga berkomitmen terhadap keberlanjutan melalui inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG). Salah satu langkah yang diambil adalah menggunakan clean ammonia untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2).

"Kami menyediakan produk-produk yang fokus pada tanaman pangan. Untuk menyediakan 4,5 juta ton pupuk, kami harus mengimpor bahan baku seperti fosfat dan potas dari Timur Tengah," ujar Panji. Ke depan, Pupuk Indonesia berupaya menjaga tata kelola perusahaan yang baik agar bisa terus tumbuh secara berkelanjutan.

Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi nasional hingga 20 September 2024 telah mencapai 73,5% dari alokasi anggaran tambahan sebesar Rp7,1 triliun. Ini menunjukkan komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan, tidak hanya melalui produksi, tetapi juga melalui tata kelola yang baik dan berkelanjutan.

Data penyaluran hingga tanggal tersebut mencatat realisasi penebusan sebesar 4,82 juta ton, atau 73,5% dari alokasi penyesuaian anggaran tambahan sebesar Rp7,1 triliun, yang dialokasikan untuk 6,57 juta ton. Sementara itu, realisasi berdasarkan Keputusan dan Peraturan Menteri Pertanian (Kepmentan) 249/2024 mencapai 50,6% dari alokasi terbaru, yakni sebesar 9,55 juta ton.

Melalui inovasi, digitalisasi, dan komitmen terhadap keberlanjutan, PT Pupuk Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri pupuk yang tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada masa depan ketahanan pangan nasional. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved