Kolaborasi Kreatif untuk Pangan Berkelanjutan ala Handoko Hendroyono
Di tengah derasnya arus globalisasi, Handoko Hendroyono, penggagas M Bloc Space, telah menciptakan ruang pajang unik yang tidak hanya menjadi etalase bagi produk-produk kreatif dalam negeri, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan kreativitas Indonesia.
Melalui M Bloc Space, produk-produk lokal seperti kuliner, musik, film, kerajinan tangan, hingga kebutuhan sehari-hari mendapatkan panggung utama di tengah perhatian masyarakat.
Namun, Handoko tidak berhenti di situ. Baginya, ruang pajang fisik hanyalah salah satu langkah awal dalam mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan Indonesia.
Dengan perpaduan antara kreativitas dan budaya, ia memperluas wawasannya dalam sektor pangan, menekankan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal produksi dan distribusi, tetapi juga harus menyentuh aspek budaya dan narasi kreatif.
"Narasi ini penting untuk memberi nilai tambah pada setiap produk, termasuk yang berkaitan dengan pangan," ujarnya dalam acara Media Briefing Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas dengan tema Road Map BUMN Menuju Ketahanan Pangan di Sarinah, Jakarta, Kamis (23/9/2024).
Handoko memandang bahwa dengan menceritakan kisah yang kuat, produk pangan tidak hanya dilihat sebagai komoditas, melainkan sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan bangsa.
Sebagai salah satu tokoh di balik gerakan Filosofi Kopi, Handoko memberikan contoh bagaimana kopi dapat menjadi simbol budaya yang kuat. Kopi, yang tersebar luas di berbagai wilayah geografis Indonesia, memiliki keunikan yang bisa menjadi cerita tersendiri.
"Melalui narasi kreatif, kita bisa mempromosikan kopi sebagai lebih dari sekedar komoditas. Ini tentang bagaimana kita menyampaikan cerita di balik kopi itu," jelasnya. Dengan menggali cerita di balik setiap produk, Handoko percaya bahwa nilai tambah yang dihasilkan bisa mengangkat derajat produk tersebut di pasar lokal maupun internasional.
Tidak hanya berbicara soal narasi, Handoko juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan pangan di masa depan. Menurutnya, pendekatan inovasi terbuka yang melibatkan publik dan berbagai pelaku industri menjadi kunci penting.
"Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab sektor pertanian, tapi juga sektor kreatif, teknologi, dan budaya," ujarnya dengan penuh semangat. Ia percaya bahwa inovasi yang melibatkan banyak pihak akan menghasilkan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Handoko juga melihat potensi besar Indonesia dalam memanfaatkan kekayaan budaya dan hayati sebagai bagian dari diplomasi kultural. Baginya, keanekaragaman hayati Indonesia, seperti kopi dengan 34 indikasi geografis yang berbeda, adalah aset yang bisa digunakan untuk membangun identitas budaya Indonesia di kancah internasional. "Ini bisa kita gunakan untuk membangun identitas budaya yang kuat di dunia internasional," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Melalui visi dan semangatnya, Handoko mengajak seluruh pihak untuk lebih berani berinovasi dan berkolaborasi demi memajukan ketahanan pangan Indonesia. Dengan pendekatan yang menggabungkan kreativitas, budaya, dan inovasi, ia yakin Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sekaligus menjadi pemain penting di pasar global.
Melalui narasi-narasi yang kuat, ia ingin setiap produk Indonesia, terutama pangan, diakui dunia sebagai cerminan kekayaan budaya bangsa yang tak ternilai harganya. (*)