Miniso Menggebrak: Kucurkan US$890 Juta, Siap Goyang Pasar Supermarket China
Ketika dunia ritel sedang menghadapi transformasi besar-besaran, Miniso membuat langkah yang mengejutkan dengan mengakuisisi 29,4% saham Yonghui Superstores senilai US$890 juta (sekitar Rp13,4 triliun).
Keputusan ini langsung mengundang perhatian banyak pihak, mengingat Miniso dikenal sebagai peritel dengan fokus pada gaya hidup modern dan produk-produk kecil, jauh dari model supermarket raksasa seperti Yonghui atau Sam’s Club. Namun, di balik langkah ini, Miniso tampaknya memiliki visi besar yang melampaui ekspektasi banyak orang.
Dari Produk Gaya Hidup ke Supermarket Raksasa
Sejak didirikan pada tahun 2013, Miniso telah membangun reputasi sebagai peritel global yang menjual produk-produk gaya hidup terjangkau, mulai dari barang rumah tangga, mainan, hingga kosmetik. Dengan desain yang menarik dan harga yang kompetitif, Miniso berhasil menarik konsumen di berbagai negara, termasuk di luar China.
Namun, keputusan untuk membeli saham Yonghui, supermarket terbesar kedua di China, menandai perubahan besar dalam strategi perusahaan. Banyak pengamat industri awalnya bingung dengan langkah ini. Pasar bahkan merespons negatif dengan menurunnya saham Miniso hingga 16%. Lalu, apa yang sebenarnya Miniso incar?
Inspirasi dari Pangdonglai: Revolusi Ritel China?
Salah satu alasan di balik langkah Miniso adalah inspirasi dari Pangdonglai, jaringan supermarket kecil namun sangat menguntungkan di Henan. Dengan hanya 12 toko, Pangdonglai berhasil mencetak peningkatan penjualan hingga 8 kali lipat dan jumlah pengunjung 10 kali lipat di beberapa toko yang telah direnovasi.
Model bisnis Pangdonglai, yang fokus pada pengalaman pelanggan, ukuran kemasan yang pas untuk keluarga China, serta perhatian yang besar pada karyawan, tampaknya cocok dengan visi Miniso.
Ye Guofu, pendiri sekaligus CEO Miniso, melihat model ini sebagai peluang besar di pasar supermarket China yang sedang dalam fase transformasi. “Ada peluang struktural sekali dalam 20 tahun di pasar supermarket offline China,” ujar Ye dalam sebuah pertemuan dengan para investor. Menurutnya, Miniso dapat bekerja sama dengan Yonghui untuk menciptakan “versi China dari Sam’s Club,” yakni toko keanggotaan dengan fokus pada kebutuhan konsumen lokal.
Mengapa Sam's Club?
Langkah Miniso ini tak lepas dari pengaruh perubahan lanskap ritel di China. Dalam beberapa tahun terakhir, konsep 'ritel baru' yang digembar-gemborkan oleh para raksasa e-commerce seperti Alibaba dan JD.com tampaknya mulai kehilangan arah. Meski mereka berusaha menggabungkan pengalaman belanja online dan offline, hasilnya tidak sejalan dengan harapan.
Di sisi lain, Sam’s Club, jaringan toko keanggotaan milik Walmart, justru berhasil mengukuhkan posisinya di pasar China. Sam’s Club fokus pada penawaran eksklusif dengan konsep keanggotaan yang memikat konsumen kelas menengah atas.
Ye tampaknya ingin mengadopsi konsep ini, namun dengan sentuhan lokal melalui Yonghui dan Pangdonglai. Miniso berharap dapat menggabungkan keahlian dalam rantai pasokan dan pembangunan merek dengan keahlian Yonghui dalam produk segar dan kebutuhan harian. Hasilnya adalah perpaduan antara inovasi dan tradisi yang diharapkan dapat menggoyang pasar supermarket di China.
Optimisme di Tengah Tantangan
Meskipun ada keraguan dari para pengamat dan pasar, Ye tetap optimis. Dalam sebuah unggahan di WeChat seperti dikutip thelowdown.momentum.asia, ia menuliskan pesan yang penuh semangat, “Tetap optimistis terhadap China, berinvestasi di China, dan di industri ritel. Selama kita terus berinovasi, selalu ada peluang besar!”
Langkah Miniso ini memang penuh tantangan, namun juga memperlihatkan keberanian perusahaan untuk beradaptasi dan mencoba hal baru di tengah persaingan yang semakin ketat. Di balik akuisisi ini, ada visi besar untuk menggabungkan kekuatan dalam memenuhi kebutuhan konsumen modern di China. Jika berhasil, Miniso mungkin akan menjadi pemain utama dalam revolusi ritel yang akan datang.
Pastinya, dengan hati yang berani, Ye ingin Miniso membuka lembaran baru dalam dunia ritel China. (*)