Sajian Utama

Golden Energy Mines: Fokus Berinvestasi pada Infrastruktur Tambang untuk Genjot Kinerja

Presiden Direktur GEM, Bonifasius (Foto: Wisnu Tri Rahardjo/SWA)

PT Golden Energy Mines Tbk. meraih skor WAI positif pada pemeringkatan tahun 2023 ini. WAI dihitung dari kinerja keuangan selama lima tahun terakhir (2019-2023), dan GEM termasuk dari 21 perusahaan big cap di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mampu mencetak WAI positif.

Ini sebuah prestasi yang mudah diraih. Sebab, pemeringkatan ini tidak di-track dalam kurun 1-2 tahun terakhir saja, tapi dihitung dalam time frame lima tahun.

Emiten Grup Sinarmas yang membidangi perdagangan hasil tambang dan jasa pertambangan memang meraih kinerja fundamental yang baik dalam beberapa tahun terakhir, sehingga bisa memberikan return positif ke investor yang menjadi pemegang saham.

Skor WAI positif tersebut mencerminkan bahwa GEM mampu menciptakan value pemegang sahamnya. Tentu, hal itu tak lepas dari kemampuan perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis dengan melakukan langkah-langkah strategis yang relevan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan membangun kepercayaan investor.

Hasil-hasil positif itu tentu tak lepas dari penguatan dan penajaman strategi bisnis yang dilakukan manajemen GEM sehingga kinerja tetap bisa optimal. Dari sisi kemampuan produksi batu bara, misalnya, selama 2023, GEM mencatat total produksi sebesar 46,12 juta ton, naik 20,10% dari tahun sebelumnya. Capaian ini memungkinkan perusahaan memenuhi volume DMO (domestic market obligation) mewajibkan setiap perusahaan menjual minimal 25% dari total produksi batu bara ke pelanggan di dalam negeri) yang lebih tinggi.

Tak hanya itu, volume penjualan juga tercatat meningkat 20,69% dari 38,86 juta ton pada 2022 menjadi 46,90 juta ton pada 2023. Prestasi itu tentu menjadi pertimbangan bagi investor yang memegang saham GEM.

Sebagaimana dijelaskan Presiden Direktur GEM Bonifasius, sebenarnya perusahaannya menghadapi tantangan yang tak mudah. Contohnya, kondisi ekonomi dunia sedang diwarnai pelambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju serta ketidakpastian geopolitik yang meningkat.

Kondisi tersebut menyebabkan harga beberapa komoditas penting nasional, termasuk batu bara, cenderung fluktuatif. Hal ini terlihat dari rata-rata harga batu bara acuan (HBA) yang terpangkas sangat signifikan, sebesar 37,4%, dibandingkan pada tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh ekspektasi volume penjualan batu bara yang lebih tinggi daripada permintaan Tiongkok, serta kenaikan harga gas alam cair (liquified natural gas atau LNG) dan minyak bumi.

Belum lagi, ada pula perubahan kebijakan produksi dan penjualan batu bara domestik di Tiongkok, India, dan Australia yang kurang kondusif bagi kinerja perusahaan. Juga ada pelarangan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap baru berbahan bakar batu bara, serta perkembangan energi terbarukan berpengaruh ke GEM,kata Bonifasius.

Itu belum termasuk tantangan internal yang dihadapi perusahaan dalam lima tahun terakhir. Antara lain, kondisi infrastruktur tambang di anak perusahaan yang belum memadai, efisiensi biaya pertambangan disesuaikan dengan harga rata-rata batu bara pada tahun berjalan, dan tunturan keberlanjutan dalam mendukung penerapan ESG.

Sebagai emiten yang listed di bursa, GEM juga mendapat tantangan karena saham Perseroan di pasar reguler dan pasar tunai sempat dihentikan perdagangannya oleh BEI pada 30 Januari 2018 - 26 April 2021 terkait dengan tidak terpenuhinya aturan free float minimal 7,5% ─bukan terkait dengan kegiatan operasional.

Namun, dengan telah terpenuhinya Ketentuan V.1, BEI mencabut penghentian sementara perdagangan efek Perseroan sejak sesi I perdagangan efek pada 26 April 2021. Sejak itu, saham Perseroan juga mulai aktif diperdagangkan di seluruh pasar. Sejak itu pula, harga saham Perseroannya meningkat.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan menghasilkan return yang baik ke para investor, manajemen GEM mejalankan sejumlah terobosan. Contohnya, melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses produksi dan pengendalian biaya produksi secara efektif, tanpa mengurangi target pertumbuhan.

Dengan itu, kinerja diharapkan tetap terkontrol dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari komitmen perseroan dalam memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dalam bentuk pembayaran dividen tunai.

Lalu, melakukan pembangunan infrastruktur yang memadai di area tambang, termasuk upgrading jalan dan pelabuhan, untuk mendukung peningkatan produksi secara berkesinambungan. Di sisi lain, digitalisasi pertambangan melalui automasi proses penambangan terus dilakukan untuk memudahkan pengawasan, meningkatkan keselamatan kerja, serta mengumpulkan data yang lebih terintegrasi. Selain itu, tetap menjaga hubungan dengan pelanggan serta terus meningkatkan diversifikasi pasar batubara.

Jadi, agar benar-benar efektif, “Investasi kami terutama ditujukan untuk peningkatan infrastruktur dan digitalisasi pertambangan, sehingga dapat memastikan operasional berjalan secara optimal dan mendukung peningkatan produksi batu bara, Bonifasius menjelaskan.

Sebut contoh, investasi untuk membangun fasilitas pelabuhan dan jalan tambang yang menjadi lalu-lintas produk tambang. Investasi ini memberikan dampak yang signifikan kepada kinerja perseroan, lanjutnya.

Agar investasi yang dilakukan efektif, pada setiap pengajuan investasi perseroan selalu dilakukan analisis kelayakan investasi. Semua aspek dinilai dan dikaji, mulai dari operasional, legal, lingkungan, sosial, sumber daya manusia, hingga keuangan.

Tentu saja, strategi itu dilakukan dengan prioritas bahwa GEM adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara sehingga yang bisa menaikkan nilai perusahaan dan pemegang saham ialah kemampuan meningkatkan produksi dan penjualan batu bara.

Sejauh itu, investasi infrastruktur yang dilakukan memang berdampak langsung pada kinerja produk. Contohnya, realisasi produksi GEM di 2023 sebesar 46,89 juta ton batu bara, meningkat dibandingkan produksi tahun 2019 yang sebesar 30,83 juta ton.

Dari sisi pemasaran, GEM pun tak ingin pasarnya tergantung pada pembeli dari China dan India yang sebelumnya selalu menjadi traditional market bagi eksportir batu bara asal Indonesia. Beberapa tahun terakhir, kami telah melakukan diversifikasi negara tujuan penjualan selain China dan India, yaitu ke negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Kamboja, Vietnam, dan Filipina, juga ke Pakistan, papar Bonifasius.

Selama 2019-2023, GEM tidak melakukan corporate action tertentu karena kondisi operasional dan keuangan Perseroan yang cukup stabil alias baik-baik saja. Kondisi permodalan dalam kondisi aman dan cukup. Secara rutin GEM membagikan dividen tunai, baik berupa dividen interim maupun dividen tahunan.

Terkait permodalan, manajemen GEM secara berkala melakukan review dan analisis terhadap pengelolaan modal kerja, terutama manajemen piutang, persediaan, dan utang usaha. Selain itu, perseroan pun terus berusaha melakukan penempatan dana secara prudent dan menjaga tingkat return yang paling optimum.

Struktur permodalan perseroan berada pada kondisi yang optimum, hal ini tampak dalam debt to equity ratio perseroan yang cukup rendah, Bonifasius menunjuk data.

Karena itu, untuk menjaga kondisi keuangan agar optimal bagi kepentingan investor, pihaknya terus berinovasi, termasuk dengan memanfaatkan teknologi informasi digital untuk mendukung operasional perusahaan di semua lini. Tujuannya, meningkatkan cost leadership perusahaan sehingga efisiensi yang optimal bisa dicapai. Tak mengherankan, setiap pos pembelanjaan selalu dilakukan dengan prinsip cost consciousness dan menjaga kas perseroan secara hati-hati.

Untuk mengantisipasi risiko yang akan terjadi ke depan, manajemen GEM menerapkan perhitungan proyeksi secara keseluruhan. Baik terhadap aktivitas operasional, pendanaan, maupun aktivitas investasi dengan memperhitungkan kondisi saat ini dan ke depan. Strategi menggenjot produksi batu bara yang diimbangi dengan prinsip cost leadership ini diharapkan tetap mempertahankan target capaian perusahaan.

Dan, tampaknya hal itu bukan sebuah upaya yang sia-sia. Contohnya, untuk tahun 2024 ini sepertinya produksi batu bara sebesar 50 juta ton akan bisa tercapai. Target produksi tersebut memang mengalami kenaikan dibandingkan realisasi produksi batu bara GEM sepanjang 2023 yang sebesar 42 juta ton.

GEM menganggarkan belanja modal sebesar US$60 juta atau Rp942,3 miliar untuk tahun 2024 ini. Belanja modal ini digunakan untuk mendukung kinerja operasional, seperti pembangunan fasilitas pelabuhan, hauling road, serta fasilitas pendukung kinerja operasional lainnya.

Sejauh ini, di tengah iklim bisnis dunia yang belum terlalu kondusif, GEM terbukti mampu menyesuaikan strateginya dengan kondisi pasar. Perusahaan ini berhasil menunjukkan kemampuannya dalam beradaptasi dan ketangguhannya dalam menghadapi dinamika lingkungan bisnis yang kompleks.

Total tingkat produksi dan penjualan batu bara di 2023 masing-masing bisa meningkat 20,10% dan 20,66% dari tahun sebelumnya. Hal ini bukan pekerjaan mudah, sekaligus mencerminkan kemampuannya mengelola risiko dan menangkap peluang bisnis yang ada.

Selama ini target sasaran penjualan produk GEM ialah industri semen, kertas, smelter, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Di samping itu, GEM berhasil melakukan penjualan ke negara ASEAN.

Bila dirinci, dari total 31 juta ton penjualan batu bara GEM ke pasar luar negeri, Tiongkok mengambil pangsa pasar penjualan terbesar, sekitar 41%. Diikuti India sebesar 18%, dan lain-lain sebesar 8%.

Tak hanya itu. Melalui tiga entitas anak usahanya, GEM juga berhasil mengalokasikan 33% dari total produksi batu bara atau sekitar 15 juta ton untuk memenuhi konsumsi dalam negeri dalam konteks DMO. Manajemen GEM tetap berkomitmen untuk mendahulukan pasokan kebutuhan batu bara dalam negeri, baik untuk sektor kelistrikan maupun non-kelistrikan.

Yang menarik, tahun 2023, GEM berhasil meraih laba bersih tahun berjalan sebesar US$ 528,75 juta walaupun di pasar terjadi pukulan telak, yaitu menurunnya harga batu bara acuan yang rata-rata terkoreksi 37,4% dari tahun 2022. Tahun 2023, GEM sukses membukukan pendapatan US$ 2,90 miliar.

Tampaknya, kinerja positif dalam tiga tahun terakhir juga diapresiasi investor publik yang tecermin pada harga saham GEM. Pada sekitar awal Agustus 2021, harga sahamnya di kisaran Rp3.800, tapi per 30 Agustus 2024 sudah mencapai Rp14.000. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved