Koloborasi Unilever Indonesia, FeminisThemis, Komisi Nasional Disabilitas RI, Lakukan Edukasi Bagi Teman Tuli
Program FeminisThemis Academy 2024 dari FeminisThemis, usai digelar untuk memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional. Program ini didukung oleh Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia dan Unilever Indonesia.. Selama tiga bulan program berjalan, lebih dari 150 teman Tuli mendapatkan edukasi tentang hak perempuan Tuli untuk hidup lebih aman, adil, dan setara melalui pengetahuan tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Nissi Taruli Felicia Co-Founder dan Direktur Eksekutif FeminisThemis menuturkan program ‘FeminisThemis Academy 2024’ telah berlangsung selama Juli-September secara hybrid, terdiri dari Training of Trainers untuk fasilitator Tuli, workshop offline di tiga kota yaitu Bandung, Yogyakarta, dan berakhir di Malang, serta rangkaian webinar. “Kami menemukan banyak insight menarik dari para peserta seputar tantangan yang dihadapi perempuan Tuli untuk mendapatkan keadilan gender, khususnya di kota Bandung dan Yogyakarta.” katanya dalam siaran pers yang diterima swa.co.id, Rabu (25/9).
Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion Board Unilever Indonesia menambahkan Hari Bahasa Isyarat Internasional ini jadi momentum yang baik untuk menguatkan komitmen semua pihak dalam mewujudkan dunia yang lebih adil, beragam, dan inklusif.
“Kami harap kolaborasi ini mampu mengangkat urgensi tentang pentingnya bagi lebih banyak pelaku usaha untuk menempatkan penyandang disabilitas sebagai bagian dari masyarakat yang sepatutnya mendapatkan perhatian dan dukungan yang adil dan setara,” katanya.
Diakui Kristy Unilever Indonesia memiliki tiga fokus Equity, Diversity & Inclusion yang sejalan dengan program ”FeminisThemis Academy”, yaitu Keadilan Gender: memberikan kesempatan yang sama, perlakuan adil, dan support yang sesuai dengan kebutuhan unik dari tiap perempuan; Keadilan untuk Penyandang Disabilitas: menciptakan masyarakat yang ramah disabilitas dan membuka peluang yang adil untuk membuktikan kemampuan mereka tanpa keraguan, serta Penghapusan Diskriminasi dan Stigma: menghormati hak asasi manusia dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang dengan melawan berbagai bentuk diskriminasi dan stigma.
Dr. Rachmita Maun Harahap, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas RI (KND RI) menjelaskan secara hukum, perempuan dengan disabilitas berhak mendapatkan perlindungan yang lebih dari tindak kekerasan, termasuk kekerasan dan eksploitasi seksual. Namun nyatanya, mereka memiliki kerentanan berlapis pada kekerasan serta diskriminasi.
Tugas dan fungsi KND RI adalah terus melakukan pemantauan, evaluasi, dan advokasi terhadap pemenuhan hak penyandang disabilitas di Indonesia termasuk hak para perempuan Tuli untuk mendapatkan hak edukasi kesehatan seksual dan reproduksi. “Tentunya upaya ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas seperti FeminisThemis dan pelaku usaha seperti Unilever Indonesia,” ujarnya.
Rangkaian program “FeminisThemis Academy 2024” di Bandung dan Yogyakarta maupun webinar telah memberi manfaat ke lebih dari 150 teman Tuli. “Kedepannya, ‘FeminisThemis Academy’ akan merangkul lebih banyak peserta hingga ke level akar rumput untuk mengedukasi lebih banyak orang mengenai kesehatan seksual dan reproduksi,” kata Nissi.
Kota Malang menjadi puncak rangkaian workshop offline ”Feminis Themis Academy 2024”, pada tanggal 20-22 September 2024, diikuti oleh 40 peserta. Kota ini dipilih karena merupakan kota ramah disabilitas, dibuktikan dengan memiliki Peraturan Daerah, minimnya praktik diskriminasi, dan tersedianya berbagai layanan fasilitas publik yang ramah bagi penyandang disabilitas.