Indonesia Pegang Predikat Eksportir Netto Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mempertahankan peringkat Indonesia dalam hal eksportir netto produk perikanan. Komoditas ekspor terbesar adalah udang sebesar US$1,03 miliar dan tuna-cakalang-tongkol senilai US$651,59 juta, sementara total ekspor perikanan Indonesia US$ 3,73 miliar per Januari-Agustus 2024.
Sedangkan dalam periode yang serupa, komoditas impor perikanan mengalami penurunan ketimbang Januari-Agustus 2023. Mulai dari makarel yang turun 60,82%, rajungan-kepiting jenis tertentu yang menyusut sebesar 26,18%, ikan cod turun 17,04%, dan tepung ikan anjlok sebesa 24,48%. Oleh karenanya total impor perikanan Indonesia mencapai US$315,51 juta atau turun 30% ketimbang tahun 2023.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo lantas mengungkapkan nilai neraca perdagangan perikanan Indonesia. "Dengan surplus perdagangan sebesar USD 3,41 miliar, ini menunjukkan bahwa meskipun ada impor, Indonesia tetap merupakan eksportir netto di sektor perikanan," ucapnya dalam siaran pers, dikutip Kamis (26/9/2024).
Budi menegaskan bila impor perikanan bertujuan memenuhi kebutuhan pasar yang tak dapat terpenuhi oleh produksi domestik. Adapun jenis ikan yang diimpor berupa salmon-trout US$47,27 juta, makarel US$38,33 juta, rajungan jenis tertentu US$38,13 juta, dan cod US$23,31 juta.
Sebagai tambahan informasi, negara asal impor terbesar adalah Tiongkok USD$ 49,97 juta (menurun 50,81%), Norwegia sebesar US$31,41 juta, dan Amerika Serikat sebesar US$26,43 juta. (*)