CDP: Pengelolaan Sumber Daya Air Jaga Rantai Pasok Global
Rantai pasok barang memainkan peran penting dalam kelancaran ekonomi dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sistem ini menjadi lebih kompleks dan rentan. Rute perdagangan utama terganggu oleh konflik, politik, atau masalah lain seperti kapal kandas.
Dunia sangat bergantung pada arus barang yang bebas hambatan. Di tingkat yang lebih kecil, rantai pasok melintasi berbagai wilayah dan sungai. Kerentanan ini terutama disebabkan oleh perubahan iklim dan praktik rantai pasok yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, rantai pasok harus lebih tangguh dalam menghadapi cuaca ekstrem dan mengurangi dampak negatif terhadap alam.
Riset baru CDP, lembaga nirlaba global yang mendorong transparansi lingkungan hidup bagi kalangan perusahaan, kota, dan pemerintah daerah, telah mengkaji permasalahan tersebut dengan memakai data yang berasal dari sejumlah perusahaan.
Patricia Calderon, Global Head Water di CDP, mengatakan pihaknya mencermati 3.163 perusahaan besar dengan pendapatan tahunan di atas EUR/US$250 juta. Perusahaan-perusahaan ini mengisi kuesioner tahunan tentang ketahanan air CDP. Sebanyak 1.542 perusahaan atau 50% dari jumlah itu mempersiapkan rantai pasok barang menghadapi risiko air.
Beberapa upaya yang ditempuh antara lain mencantumkan klausul standar air dalam kontrak kerja sama dengan pihak pemasok, mengumpulkan data air, serta meningkatkan kesadaran publik terkait isu tersebut, atau berkolaborasi mewujudkan inovasi.
Analisis lanjutan juga menyajikan perspektif unik tentang cara yang ditempuh perusahaan-perusahaan terbesar di dunia dalam menangani permasalahan air. Satu di antara lima perusahaan berhadapan dengan risiko rantai pasok yang berpotensi menimbulkan kerugian besar dari sisi finansial atau strategis terhadap bisnis.
Risiko ini bahkan diperkirakan mencapai nilai US$77 miliar. Dan, menurut 79 perusahaan, aset senilai US$7 miliar rentan terkena risiko akibat kelangkaan air, pangan, serta permasalahan regulasi dan reputasi. Data tersebut menunjukkan, persediaan air kian rentan, dan nilai kerugian finansial terus melonjak. Tanggung jawab kini terletak di pundak perusahaan besar yang menghadapi dampak air terbesar. Perusahaan-perusahaan besar ini juga dituntut agar bekerja sama dengan pihak pemasok demi menjawab tantangan risiko air.
Menurut riset CDP, beberapa sarana tengah digunakan perusahaan-perusahaan yang bertanggung jawab--insentif finansial, kontrak yang lebih ketat, serta kerja sama yang lebih erat merupakan kunci utama.
Sejumlah perusahaan visioner juga tengah menangani permasalahan tersebut. Sebanyak 443 perusahaan--14%--menawarkan insentif untuk meningkatkan pengelolaan air di seluruh rantai pasokan kepada para eksekutif senior, termasuk dewan direktur. Beberapa perusahaan lain bahkan menyediakan insentif finansial secara langsung untuk kepala bagian atau staf pengadaan barang
Pihak pembeli dan pemasok barang harus berkolaborasi agar inisiatif keberlanjutan menjadi norma bisnis. Hal tersebut perlu dianggap sebagai daya saing pihak pemasok barang. Jika gagal menjawab tantangan ini, dampak finansial dari risiko air pun kian melonjak.
Laporan ini menjadi dasar untuk berbagai perusahaan agar segera menangani permasalahan air dalam rantai pasok barang, serta menawarkan enam langkah penting. Setiap indikator ini saling terkait: melakukan asesmen tentang risiko dan dampak rantai pasok; menentukan target global; memberikan insentif bagi eksekutif perusahaan agar mengambil tindakan; mencantumkan klausul pengelolaan air sebagai persyaratan pihak pemasok; bekerja sama dengan pihak pemasok barang; serta memberikan insentif dan dukungan untuk pihak pemasok. (*)