KAI Kian Moncer, Aset Melonjak 53% dan Laba Bersih Naik 11% Jadi Rp1,87 Triliun: Apa Rahasianya?
KAI, atau PT Kereta Api Indonesia (Persero), berhasil melewati masa pemulihan pasca pandemi COVID-19 dengan pencapaian yang membanggakan. Di tengah tantangan ekonomi yang melanda sektor transportasi selama beberapa tahun terakhir, KAI menunjukkan ketangguhan dan transformasi yang signifikan.
Tantangan Besar
Empat tahun pasca pandemi, sesungguhnya KAI menghadapi tantangan besar. Selain meningkatkan operasi seperti biasanya, KAI juga mendapat tambahan amanah untuk memimpin penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Proyek ini bukan hanya sebuah langkah besar dalam pengembangan infrastruktur transportasi, tetapi juga simbol dari ambisi Indonesia untuk bersaing di tingkat global dalam hal transportasi modern dan berkelanjutan.
Di tengah kompleksitas proyek tersebut, toh KAI berhasil menjaga pertumbuhan aset yang mengesankan — meningkat hingga 53%, mencapai Rp81,3 triliun pada akhir 2023. Dengan rata-rata pertumbuhan aset 15,23% per tahun sejak 2020, KAI menunjukkan bahwa pemulihan yang dijalani bukan hanya soal kembali ke kondisi semula, melainkan melampaui capaian sebelumnya.
Pertumbuhan ini tentu tidak lepas dari upaya strategis KAI dalam melakukan investasi berkelanjutan. Keputusan untuk terus meningkatkan kualitas aset tetap, seperti peremajaan armada lokomotif, kereta, dan gerbong, hingga modernisasi fasilitas stasiun di seluruh wilayah operasional, menjadi kunci pertumbuhan tersebut.
"Di samping itu, kami senantiasa konsisten dalam berinvestasi dan menyelesaikan proyek penugasan strategis pemerintah khususnya LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta - Bandung,“ Jelas Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI pada siaran pers yang dikutip swa.co.id di Jakarta, Minggu (29/9/2024).
Berdasarkan Laporan Tahunan KAI tahun 2023, aset KAI menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam empat tahun terakhir. Pada tahun 2020, aset KAI tercatat sebesar Rp53,2 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp62,8 triliun pada tahun 2021. Pada tahun 2022, aset kembali naik menjadi Rp71,6 triliun, dan akhirnya mencapai Rp81,3 triliun di tahun 2023.
Peningkatan aset ini sejalan dengan peningkatan kinerja perusahaan yang solid. Menutup tahun 2023, KAI mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,87 triliun, tumbuh 11% dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp1,68 triliun di tahun 2022. Pertumbuhan ini menunjukkan bagaimana KAI mampu memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi pasca-pandemi untuk memperkuat posisi keuangannya.
Efisiensi dan Optimalisasi
Pencapaian positif ini juga didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang signifikan, hasil dari upaya KAI yang secara konsisten melakukan optimalisasi aset dan menjalankan operational excellence untuk mendorong kinerja perusahaan secara berkelanjutan.
Optimalisasi aset, seperti peremajaan armada dan peningkatan fasilitas, berperan penting dalam memperbaiki kualitas layanan dan menambah kapasitas operasi, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan.
Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menekankan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya efisiensi yang terus dilakukan perusahaan. “Di sisi lain, KAI terus berupaya menjalankan program cost optimization serta efisiensi dalam mengelola biaya operasional di seluruh KAI Group, untuk menunjukkan kinerja bisnis perusahaan yang semakin gesit, lincah, dan efisien. Keberhasilan dalam optimalisasi aset dan efisiensi sangat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan," ujarnya.
Penerapan strategi efisiensi biaya dan optimalisasi aset ini menjadi landasan bagi KAI untuk terus bersaing di industri transportasi yang semakin dinamis. Dengan fokus pada peningkatan efisiensi dan kualitas layanan, KAI mampu mempertahankan pertumbuhan yang stabil, sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa KAI tidak hanya berfokus pada ekspansi, tetapi juga pada keberlanjutan dan pengelolaan bisnis yang efisien, yang menjadi kunci dalam mempertahankan daya saing di masa depan. (*)