Strategi Prochiz untuk Memperluas Konsumsi Keju Masyarakat
Berdasarkan proyeksi Statista, tahun 2024, konsumsi keju di Indonesia diperkirakan 0,1 kg per kapita per tahun. Angka ini lebih kecil dibandingkan konsumsi keju negara ASEAN lainnya, misalnya dengan Filipina sebesar 0,4 kg per kapita per tahun. Meskipun masih cukup rendah, konsumsi keju di Indonesia secara umum memiliki tren positif dari tahun ke tahun.
Nah, sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan membangun kedekatan Prochiz dengan konsumen lewat budaya mengonsumsi keju, PT Mulia Boga Raya Tbk (MBR) selaku produsen Prochiz, pemimpin pasar keju olahan di Indonesia kembali menyelenggarakan "Grand Cooking Demo Prochiz". Acara kali ini spesial karena menghadirkan Chef Renatta Moeloek selaku Brand Ambassador Prochiz yang berbagi inspirasi menu masakan lezat serta demo masak secara langsung bersama lebih dari 350 partisipan di Jakarta.
Direkur Utama PT Mulia Boga Raya Tbk, Dede Patmawidjaja, mengungkapkan Prochiz memiliki misi utama untuk "meng-kejukan" masyarakat melalui beragam inisiatif. Event ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para pecinta kuliner untuk mengeksplorasi dunia memasak dan mendapatkan inspirasi baru.
"Dengan Grand Cooking Demo Prochiz ini, kami ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih berani bereksperimen dengan keju. Lebih dari itu, utamanya kami juga ingin mengedukasi masyarakat bahwa keju bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari beragam karya kuliner yang unik dan inovatif," ujar Dede (29/9/2024).
Event ini dikemas secara interaktif, sehingga partisipan yang hadir dapat bertanya langsung kepada Chef Renatta seputar dunia kuliner. Sembari meningkatkan keterampilan memasak, masyarakat juga mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat.
Dalam demo masak ini, Chef Renatta menyajikan sejumlah menu olahan simpel yang mudah dibuat, namun tetap spesial, seperti Mac and Chiz Kimchi, Bolu Keju Toasted Milk, Gold Chiz Puff, Chiz Risol Terong Balado, serta Cookies and Chiz Bar.
“Senang bisa kolaborasi lagi dengan Prochiz untuk menginspirasi masyarakat dan memperkaya pengetahuan mereka tentang keju. Produk-produk Prochiz mudah diolah, jadi cocok untuk yang suka eksplorasi di dapur, menciptakan hidangan-hidangan lezat dan kreatif dengan keju sebagai bahan utamanya,” kata Chef Renatta.
Kegiatan ini merupakan salah satu strategi Mulia Boga Raya untuk memperluas konsumsi keju dalam hidangan sehari-hari mengingat angka penetrasi keju di Indonesia yang masih tergolong rendah. Prochiz sebagai produk asli karya anak bangsa terus berinovasi dan berkomitmen untuk selalu menghadirkan keju olahan berkualitas serta dengan cita rasa keju yang khas dan mudah diolah.
Sebagai bagian dari anak usaha PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), PT Mulia Boga Raya Tbk (MBR) juga berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 85,5% dari Rp 35,87 miliar menjadi Rp 66,54 miliar pada Semester I-2024.
Pencapaian ini membuka peluang bagi MBR untuk memperluas operasionalnya melalui rencana pembukaan pabrik baru di Sumedang, Jawa Barat yang ditargetkan rampung di akhir tahun 2025 mendatang. Pabrik baru MBR diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
Dalam hal ekspansi pasar, Prochiz berambisi memperkuat ekspor ke negara-negara tetangga di ASEAN, memperkenalkan rasa keju khas Indonesia ke kancah internasional. Prochiz optimistis dapat bersaing di pasar global dan terus memperluas jangkauan produknya.
Sementara perusahaan MBR didirikan pada 2006 di Jakarta serta memiliki pabrik di Cikarang, Jawa Barat. MBR resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 25 November 2019 dengan kode emiten ”KEJU”.
MBR merupakan produsen dalam industri pemrosesan keju melalui berbagai varian produknya yakni Prochiz Cheddar, Prochiz Gold, Prochiz Spready, Prochiz Quick Melt, Prochiz Cheddar Royale, Prochiz Mozzarella, dan Prochiz Mayo yang merupakan salad dressing ataupun pendamping makanan lainnya serta keju cheddar dengan merek Top Chiz.
Hingga saat ini, MBR telah memiliki jaringan penjualan dan distribusi di lebih dari 90 kota di Indonesia serta mengekspor produknya ke kawasan Asia dan Afrika. Peningkatan dan perbaikan fasilitas produksi terus dilakukan guna memenuhi standar mutu yang tinggi.
Kini, pabrik MBR telah memperoleh sertifikasi ISO 22000: 2005, GMP (Good Manufacturing Practice), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Process), SNI (Standar Nasional Indonesia), sertifikasi HALAL dari Majelis Ulama Indonesia serta FSSC (Food Safety System Certification) 22000 yang merupakan sertifikasi tertinggi untuk mutu produk makanan. (*)