Program Budidaya Rumput Laut di Wakatobi Sukses Besar, Ini Ceritanya
Setelah diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono akhir tahun lalu, program modeling budidaya rumput laut berbasis kawasan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara kini mencapai masa panen raya. Kawasan budidaya seluas 51,25 hektare tersebut sukses menghasilkan sekitar 250 ton rumput laut.
“Ini kabar gembira yang kita tunggu-tunggu bersama, akhirnya menuai hasil,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu.
Proses produksi menuju panen ini tidaklah mudah. Menurut Tb Haeru, banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari produksi bibit rumput laut kultur jaringan yang membutuhkan waktu sekitar 12-13 bulan, uji coba pelampung ramah lingkungan, hingga tantangan berupa penyakit dan cuaca ekstrem seperti El Nino.
"Bapak Menteri sudah melihat langsung tahapan produksi kultur jaringan mulai dari penyiapan media, hingga menghasilkan bibit rumput laut yang berkualitas dan siap ditanam di laut. Prosesnya memang cukup rumit namun hasilnya juga maksimal," jelas Tb Haeru.
Modeling budidaya di Wakatobi telah dilengkapi fasilitas produksi bibit rumput laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter rumput laut, dan sejumlah perahu ketinting untuk mendukung aktivitas para pembudidaya. Di sektor hilir, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga telah membangun fasilitas pengolahan rumput laut guna mendukung rantai pasok secara lebih optimal.
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bupati Wakatobi atas dukungannya terhadap kegiatan modeling budidaya ini. Pengelolaan Modeling oleh koperasi dan kelompok tentunya tidak mudah, sehingga kami berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk terus melakukan pengawalan, pembinaan, serta evaluasi hingga modeling terus bisa berkembang, tidak hanya 50 Ha yang saat ini dibangun, namun bisa bertambah luas lahannya,” ungkap Tb Haeru.
Dirjen Tb Haeru juga berharap agar Pemerintah Daerah Wakatobi terus mendampingi Koperasi dan Kelompok Pembudidaya Rumput Laut dalam mengelola dan mengoperasikan sarana prasarana secara berkelanjutan. Terutama, dalam hal penyediaan sumber daya manusia yang mampu menangani produksi bibit rumput laut kultur jaringan di UPBRL.
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar, Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya, selalu siap memberikan pembinaan pada modeling budidaya rumput laut di Wakatobi. Khususnya dalam hal menyediakan teknologi untuk memproduksi planlet bibit rumput laut kultur jaringan yang berkualitas bagi SDM di Wakatobi.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan bahwa pembangunan modeling budidaya di Wakatobi merupakan upaya meningkatkan kualitas rumput laut nasional, serta mendukung program ekonomi biru untuk mendorong hilirisasi industri rumput laut di Indonesia. (*)