Elevee Condominium Peduli Penerapan Praktik ESG
Akhir-akhir ini praktik ESG (Environmental, Social, and Governance) di industri properti semakin penting, seiring meningkatnya tuntutan terhadap bisnis agar lebih bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial. ESG adalah kerangka kerja yang digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja mereka dalam hal dampak lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan. Pada gilirannya upaya ini untuk mewujudkan keberlanjutan.
Dalam praktiknya, keberlanjutan (sustainability) di properti dapat direalisasikan melalui beberapa cara, seperti penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan, penggunaan sumber energi terbarukan, penghematan energi, pengelolaan limbah yang baik, dan pengurangan dampak lingkungan dari transportasi. Dengan demikian dapat dihasilkan bangunan yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Langkah ini adalah upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dan tindakan investasi jangka panjang untuk masa depan Bumi.
Salah satu pengembang yang peduli dengan ESG adalah PT Alfa Goldland Realty, anak perusahaan PT Alam Sutera Realty yang menerapkannya di pembangunan Elevee Condominium. Hunian vertikal ini mengusung konsep one stop living, green living, dan community living. Hebatnya, kondominum ini dirancang oleh Broadway Malyan, firma arsitektur, urbanisme, dan desain global yang didirikan tahun 1958 oleh arsitek Cyril Broadway dan John Malyan serta telah meraih banyak penghargaan internasional.
Lokasi Elevee Condominium sebagai bagian dari Alam Sutera berada di kawasan premium, yaitu di downtown atau Central Business District-nya Alam Sutera, Tangerang Selatan. Elevee Condominium berada di dalam kawasan yang dinamakan Escala yang luasnya mencapai 19 hektare dan dirancang sebagai kawasan bisnis dan lifestyle.
Lebih dari itu, menurut Soelaeman Soemawinata, Praktisi Perkotaan dan Properti yang juga Ketua Badan Kejuruan Teknik Kewilayahan dan Perkotaan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), saat ini kawasan Alam Sutera berkembang menjadi new territory di barat Jakarta dan telah menjadi barometer dalam pembangunan properti di Jabodetabek. Selain menjadi kawasan hunian juga menjadi kawasan bisnis dan lifestyle yang bergairah dan berkembang selama 24 jam karena kawasan Alam Sutera terkoneksi dengan ruas tol Jakarta-Merak.
Lantas, seperti apa penerapan konsep ESG di internal Elevee Condominium dan kawasan Alam Sutera?
Pertama, dari aspek Lingkungan (Environmental). Elevee mendesain bangunan hemat energi. Hunian vertikal yang menerapkan prinsip ESG biasanya dirancang untuk mengurangi konsumsi energi. Ini termasuk penggunaan material bangunan yang efisien di sisi energi, pemasangan jendela berlapis untuk mengurangi kehilangan panas, dan penggunaan sistem ventilasi serta pendingin udara yang hemat energi.
Penggunaan teknologi smart building, seperti sensor pencahayaan otomatis, pemantauan konsumsi energi, dan sistem pengelolaan air pintar, membantu meningkatkan efisiensi kondomonium/apartemen dan mengurangi jejak lingkungan. Hal ini juga dalam perhatian pembangunan Elevee.
Selain bangunan hemat energi, hunian vertikal perlu pemanfaatan energi terbarukan. Banyak apartemen modern dilengkapi dengan panel surya atau sistem energi terbarukan lainnya untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Ini tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga membantu mengurangi biaya operasional jangka panjang bagi penghuni. Dan ini bisa dilakukan oleh Elevee Condominium.
Elevee juga bisa berusaha mendapatkan Green Building Certifications. Banyak hunian vertikal yang kini berusaha mendapatkan sertifikasi bangunan hijau seperti LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) atau EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies). Sertifikasi ini memastikan bahwa apartemen dibangun dengan memperhatikan efisiensi energi, pengelolaan air, dan dampak lingkungan minimal.
Selanjutnya adalah manajemen air yang berkelanjutan. Penggunaan air yang efisien, termasuk daur ulang air hujan untuk irigasi dan penggunaan teknologi hemat air di kamar mandi dan dapur, adalah bagian penting dari inisiatif ESG. Selain itu, teknologi pengelolaan limbah air diterapkan untuk memastikan bahwa air limbah diolah dengan baik sebelum dibuang.
Tak kalah pentingnya adalah pengelolaan sampah. Kondominum atau apartemen yang berorientasi pada lingkungan sering menyediakan fasilitas daur ulang sampah dan sistem pengelolaan limbah yang efisien. Ini bisa mencakup pengumpulan sampah terpisah untuk sampah organik, plastik, kertas, dan logam.
Kedua, dari aspek Sosial (Social). Dalam hal ini yang harus diperhatikan pengelola Elevee adalah kesejahteraan penghuni. Pembangunan apartemen dengan pendekatan ESG memprioritaskan kualitas hidup dan kesehatan penghuni. Ini termasuk menciptakan ruang terbuka hijau, fasilitas olahraga, area bermain anak, dan ruang komunitas untuk meningkatkan interaksi sosial. Selain itu, desain apartemen memperhatikan pencahayaan alami yang cukup dan kualitas udara dalam ruangan yang baik.
Pengembang Elevee juga perlu memberikan perhatian pada kesejahteraan sosial dengan menyediakan fasilitas komunitas yang memungkinkan penghuni berinteraksi dan berkolaborasi, seperti taman bermain, pusat kebugaran, dan ruang bersama. Beberapa tuntutan ini telah dipenuhi oleh Elevee.
Selain kesejahteraan penghuni adalah aksesibilitas. Apartemen atau kondominium harus ramah bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Penggunaan lift yang mudah diakses, ramp, dan pintu lebar memastikan aksesibilitas yang lebih baik bagi penghuni dengan kebutuhan khusus. Nah, kalau diperhatikan akses pedestrian menuju Elevee kurang praktis, karena jalurnya agar berkelok-kelok. Hal ini bisa diperbaiki dengan peningkatan fasilitas yang nyaman bagi pejalan kaki.
Faktor kesehatan dan keselamatan juga mesti diperhatikan. Hunian vertikal dengan penerapan ESG memerhatikan aspek keselamatan, seperti sistem pemadam kebakaran yang canggih, jalur evakuasi yang jelas, dan struktur bangunan yang tahan gempa. Selain itu, penggunaan bahan bangunan yang tidak beracun dan ramah lingkungan memastikan lingkungan yang aman bagi penghuni.
Ketiga, aspek tata kelola (Governance). Hal ini terkait dalam transparansi dan kepatuhan regulasi. Pengembang kondominium yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik harus transparan dalam hal perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan. Mereka memastikan bahwa proyek mematuhi semua regulasi lokal, termasuk standar bangunan hijau dan persyaratan keselamatan.
Aspek tata kelola ini juga jadi perhatian Elevee. Setidaknya hal ini terlihat dari progress pembangunan Elevee yang diumumkan secara transparan. “Tidak hanya ajakan atau edukasi ke pasar terkait produk Elevee, kami juga harus memberikan informasi terkini terkait progress pembangunan Elevee. Contohnya di beberapa titik media luar ruang, kami buatkan videotron LED untuk memberikan informasi progres pembangunan projek secara berkala,” tutur Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer Elevee Condominum.
Pembangunan Elevee Condominium dimulai sejak Maret 2023 lalu dan progres pembangunan ini menandakan komitmen dalam mengembangkan dan memasarkan produk. Tentunya progress pembangunan ini sejalan dengan progres penjualan dari dua tower Elevee Condominium yang sedang dibangun. Menurutnya, dalam setiap 10 hari progres pembangunan naik satu lantai.
“Progres pembangunan ini sesuai dengan rencana yang sudah dijadwalkan, dan target serah terima kunci akan dilakukan pada awal tahun 2025 mendatang. Sebelum memasuki serah terima kunci, prosesi penting lainnya yaitu topping off kedua tower ini dilakukan pada Juni 2024,” ungkap Alvin.
Terkait aspek tata kelola, juga perlu memerhatikan keterlibatan pemangku kepentingan. Pengembang sering bekerja sama dengan komunitas lokal dan pemerintah dalam tahap perencanaan proyek untuk memastikan bahwa apartemen tersebut memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, dan tidak merusak lingkungan setempat.
Tak ketinggalan, faktor keberagaman dan inklusi. Pengembang yang fokus pada ESG mendorong keberagaman dalam tim mereka dan dalam masyarakat penghuni kondominium atau apartemen. Ini termasuk kebijakan inklusi yang mendukung hak-hak semua kelompok sosial, tanpa diskriminasi berdasarkan gender, etnis, atau status ekonomi.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ESG, pembangunan hunian vertikal ` tidak hanya menciptakan bangunan yang lebih berkelanjutan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi penghuni dan masyarakat sekitar, serta menarik bagi investor yang peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan.
Menurut Adriadi Dimastanto, Sekjen Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia, penerapan prinsip ESG sangat bermanfaat untuk nilai investasi. Dalam pengembangan properti, penerapan ESG, selain memberikan kelestarian lingkungan dan tata kelola yang baik juga memberikan manfaat ekonomi.
Namun, kata dia, pengembangan properti skala kota yang menerapkan prinsip ESG membutuhkan dana yang tak sedikit. Toh, prinsip ini akan berdampak pada penjualan pengembang dan bermanfaat untuk konsumen. “Sepertinya Alam Sutera sudah sangat advance dalam pengembangannya, dan ini perlu pendanaan besar dalam pengembangannya. Selain konsep suistainble development yang dikembangkannya, konsumen pun diuntungkan karena nilai properti akan terus naik,” tegasnya.
Komitmen Keberlanjutan Pengembang
Seiring dengan berkembangnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, gaya hidup yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable living) semakin populer di kalangan masyarakat. Sustainable living bukan hanya sebuah tren, tetapi juga sebuah mindset dan tindakan yang mengutamakan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan untuk masa depan Bumi yang lebih baik.
Pembangunan Elevee Condominium sebagai sustainable living, merupakan wujud keteguhan Alam Sutera dengan janjinya dan untuk menjaga kepercayaan masyarakat, sebagai perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesa.
Seperti kita ketahui, dalam beberapa tahun terakhir banyak dijumpai proyek hunian vertikal yang gagal bangun dan dipasarkan, yang mana salah satu faktornya karena kesulitan likuiditas dan sepinyaa pasar properti akibat pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal 2020 lalu.
Menepis kekhawatiran itu, Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer Elevee Condominum mengungkapkan, secara historis, sejak dikembangkan tahun 1994, produk atau proyek yang dikembangkan di Alam Sutera tidak pernah gagal dan molor dalam pembangunan proyeknya. Berkembangnya Alam Sutera saat ini dengan luas mencapai 800 hektare tentunya diperlukan perencanaan yang matang dengan konsep modern sesuai kebutuhan pasar.
Alvin mengatakan, value tercipta dalam waktu yang panjang. Alam Sutera butuh waktu hampir 30 tahun untuk membangun kawasan seluas 800 hektare tersebut. Saat ini produk yang dibangun terus berkembang, berawal dari konsep landed house bergaya klaster dan saat ini sedang dikembangkan produk superblok
Soal fasilitas Elevee, Michelle Pringadi, General Manager Elevee Condominium menjelaskan, kondominium seluas 4 hektare ini dilengkapi banyak fasilitas internal di dalamnya. “Elevee Condominium adalah produk hunian vertikal berbeda dari produk sejenis hunian vertikal lainnya. Makanya disebut kondominium, karena ukurannya luas, mulai dari ukuran terkecil yaitu 87,8 meter persegi dengan penataan layout ruangan lebih leluasa dan maksimal,” ungkapnya.
Selain itu, penghuni nantinya juga diuntungkan karena Elevee lokasinya dekat dengan forest park seluas 4 hektare yang juga bagian dari Escala nantinya bisa digunakan oleh penghuni. Selain itu menurut Michelle, fasilitas yang ada dan sudah dikembangkan di Alam Sutera sendiri juga sudah cukup mengakomodir siapa pun yang tinggal di dalam kawasan Alam Sutera.
Michelle mengklaim, Elevee Condominium memiliki beberapa keunggulan, antara lain: pertama, lokasi strategis. Elevee terletak di kawasan Alam Sutera, yang memiliki akses langsung ke jalan tol utama yang menghubungkan dengan Jakarta dan sekitarnya. Ini memberikan kemudahan bagi penghuni yang bekerja di Jakarta atau kota-kota lain di Jabodetabek.
Kedua, fasilitasnya lengkap seperti pusat perbelanjaan, restoran, sekolah internasional, rumah sakit, dan universitas, sehingga penghuni Elevee dapat menikmati gaya hidup yang praktis dan nyaman. Ketiga, desain modern dan berkelas. Arsitektur kontemporer Elevee menawarkan desain yang modern dan elegan, memadukan elemen alam dengan fasilitas urban. Setiap unit dirancang dengan tata letak yang efisien dan estetis, dengan pencahayaan alami yang optimal serta pemandangan hijau yang menenangkan. Keempat, interior mewah, fasilitas gym, kolam renang dan sarana olahraga lainnya, serta keamanan 24 jam dengan CCTV.
“Elevee juga menerapkan konsep Green Living. Elevee didesain dengan konsep ramah lingkungan, dengan area hijau yang luas serta taman-taman yang diatur sedemikian rupa untuk memberikan suasana yang segar dan menyejukkan bagi penghuni. Ada berbagai tanaman dan pepohonan di sekitar gedung untuk menciptakan lingkungan yang lebih asri,” jelasnya.
Selain itu, di kawasan Alam Sutera baru-baru ini meluncurkan terminal bus ramah lingkungan. Dalam hal ini PT Alam Sutera Realty Tbk bekerja sama dengan Bioniqa, perusahaan bioteknologi inovatif dalam peluncuran terminal bus inovatif pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan alga bertenaga fotobioreaktor. Inisiatif ini menandai langkah signifikan menuju pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan menunjukkan potensi solusi berbasis alga untuk mengatasi masalah lingkungan hidup terutama kesehatan udara.
“Sebagai pengembang properti yang berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas hidup penghuni dan masyarakat sekitar, proyek ini sangat selaras dengan visi tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab bagi lingkungan, kami melihat integrasi teknologi fotobioreaktor di Halte Bus Synergy merupakan langkah signifikan menuju pengurangan emisi karbon dan mendukung Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang secara bersamaan terus kami kembangkan,” ungkap Andri Tedjajana, Township Division Head Alam Sutera.
Selain kehadiran Elevee, faktor lain yang juga menjadi penentu Alam Sutera menjadi kawasan yang diminati konsumen dan trendsetter adalah faktor manajemen kota atau yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi siapa saja yang ada di dalamnya.
Pengembangan township development saat ini menurut pengamat properti Anton Sitorus, selalu berlandaskan sustainability dan healthy living. Pendekatan ini selalu menjadi acuan bagi produk properti yang dikembangkan dengan konsep township. Selain sebuah kebutuhan, hal ini telah menjadi tren global yang menjadi keharusan dan terbukti produk properti yang mengedepankan unsur ini selalu diminati masyarakat.
Chief Executive Officer Leads Property Services Indonesia, Hendra Hartono tidak menampik bahwa tren pasar apartemen di Alam Sutera nyatanya diminati oleh konsumennya sendiri. Tren seperti ini mirip dengan orang-orang yang tinggal di apartemen kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. (*)