Ekonomi Global Membaik, IHSG Sentuh Rekor Tertinggi pada September 2024
Pergerakan pasar keuangan global yang didorong oleh sentimen positif akibat penurunan suku bunga acuan, membuat pasar saham domestik di September 2024 menguat dan sempat mencatatkan rekor tertinggi di level 7.905,39 pada 19 September 2024. Pada September itu, indek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,34% ke level 7.696,92 poin secara bulanan.
Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.875 triliun atau turun 1,82%. Namun, IHSG sejak awal tahun hingga 30 September itu (year to date) naik 10,37%. Investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp25,02 triliun secara bulanan dan Rp52,75 triliun (year to date).
“Secara bulanan, penguatan terjadi di hampir seluruh sektor dengan penguatan terbesar di sektor technology dan property & real estate. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat Rp12,86 triliun,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers RDKB di Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,28% ke level 396,13, dengan yield SBN rata-rata turun 10,76 basis poin dan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp20,82 triliun per 26 September 2024. Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp0,11 triliun.
Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp853,53 triliun, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp504,80 triliun atau naik 1,28% dan net subscription senilai Rp1,31 triliun.
Penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif, tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp137,05 triliun. Fundraising dari 28 emiten baru yang senilai Rp4,39 triliun . Sementara itu, masih terdapat 127 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp53,80 triliun.
“Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF, hingga 26 September 2024 telah terdapat 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 625 penerbitan Efek, 163.792 pemodal, dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,22 triliun,” tutur Inarno.
Pada Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 27 September 2024, tercatat 81 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 613.894 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp37,06 miliar, dengan rincian nilai transaksi 26,75% di pasar reguler, 23,18% di Pasar Negosiasi, 49,87% di pasar lelang, dan 0,21% di marketplace.
“Ke depannya, potensi Bursa Karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 3.974 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan,” ucapnya. (*)