Pandangan Pakar Terhadap Transformasi Digital di BUMN
Transformasi digital di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lima tahun terakhir telah menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk meningkatkan dayasaing, efesiensi dan kinerja BUMN. Sejak tahun 2020, Kementerian BUMN Indonesia meluncurkan roadmap transformasi digital yang bertujuan untuk meningkatkan adopsi teknologi digital di seluruh BUMN.
Beberapa inisiatif utama yang dilakukan meliputi, pertama pembentukan BUMN digital task force, unit ini bertugas untuk mengoordinasikan pelaksanaan transformasi digital di berbagai sektor BUMN. Kedua, pengembangan infrastruktur digital dengan membangun pusat data, adopsi komputasi awan dan penerapan internet of thing (IoT) yang menjadi priotas. Ketiga, peningkatan kompetensi sumber daya manusia melalui program pelatihan dan reskiling karyawan BUMN untuk mingkatkan pemahaman dan kemampuan mereka dalam tekonologi digital. Terakhir, kolaborasi dengan teknologi global, BUMN bekerja sama dengan perusahaan teknonologi internasional untuk mengadopsi teknologi canggih seperti AI, blockchain, dan analisa mahadata (big data analytics).
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, berpendapat transformasi digital telah membawa dampak positif terhadap kinerja BUMN terutama dalam efisiensi operasional karena telah terjadi pengurangan biaya operasional melalui otomatisasi proses bisnis. Indonesia memasuki industry 4.0 yang mengadopsi big data analytics, IoT, komputasi awan, blockchain dan lain sebagainya. Pandemi Covid-19 mempercepat penggunaan digital secara siginifikan. Hampir semua sektor tidak bisa lepas dari sentuhan digitalisasi terutama dengan memanfaatkan internet dan telepon seluler. Tidak ada sektor dan layanan yang bisa mengjhindar dari perkembangan digitilasi.
"Kepuasan pelanggan juga meningkat karena layanan berbasis digital yang lebih cepat sehingga kualitas layanan publik lebih baik. Transformasi ini juga berdampak pada transparansi dan akuntabilitas BUMN dalam pengelolaan anggaran dan sumber daya," ujar Heru saat dijumpai swa.co.id di Sarinah, Jakarta, Jumat (4/10/2024) kemarin.
Meski begitu, Heru menyebut masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi BUMN dalam proses transformasi digital. Dia mengungkap adanya ketimpangan infrastruktur teknologi di berbagai BUMN. Tidak semua BUMN memiliki akses terhadap infrastruktur digital yang canggih. Dari sisi SDM, Heru menyoroti munculnya resistensi terhadap perubahan. Ada hambatan budaya yang menghalangi adaptasi terhadap teknologi baru. Demikian juga soal keamanan data dan privasi. Dalam banyak kasus, perlindungan data dan privasi pelanggan banyak yang belum terjamin.
Heru menyarankan, agar proses transformasi digital di BUMN terus berlanjut, investasi berkelanjutan dalam teknologi harus terus dilakukan, seperti AI dan blockchain. Kemudian, peningkatan kemampuan SDM harus dilakukan melalui berbagai pelatihan intensif bagi tenaga kerja untuk memanfaatkan teknologi baru secara optimal. "Penguatan kolaborasi dengan swasta dan startups jangan dilupakan. BUMN harus membangun kemitraan dengan sektor swasta untuk mendorong inovasi," kata Heru.
Heru menjabarkan dampak transformasi digitalisasi di berbagai sektor khusunya BUMN. Pertama, efesiensi operasional, BUMN mampu mengurangi biaya operasional melalui otomisasi proses bisnis dan pengelolaan data yang lebih efisieen. Pertamina, misalnya, mampu meningkatkan efisensi rantai pasokannya melalui penggunaan IoT. Kedua, Peningkatan layanan publik, banyak BUMN, khususnya di sektor perbankan dan transportasi, mengalami peningkatan kepuasan pelanggan berkat layanan berbasis digital yang lebih cepat dan mudah diakses.
Selanjutnya, transparansi dan akuntabilitas, dengan penggunaan sistem digital, BUMN dapat meningkatkan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan sumber daya yang berkontribusi pada pengurangan risiko penyelewengan. Terakhir, pendapatan yang lebih tinggi, beberapa BUMN seperti BRI dan Mandiri mencatat peningkatan pendapatan dan layanan keuangan digital dan platform lokapasar (e-commerce).
Penerpan Teknologi di BUMN telah berdampak signifikan pada beberapa sektor kunci BUMN, termasuk infrastruktur dan layanan digital serta ekosistem digital di Telkom dengan menyiapkan infrastruktir digital berbasis kabel, seluler dan satelit serta mentransformasikan layanan ke digital dan membangun ekosistem digital. Telkom memanfaatkan peluang dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 200 juta, 27 ribu aplikasi milik kementerian, lembaga dan pemerintah daerah lalu banyaknya jumlah perusahaan rintisan atau startup yang membutuhkan penyimpanan data yang cukup besar
Percetakan uang dan dokumen berbasis digital di Peruri dengan mengadopsi teknologi digital untuk efesiensi dan otomisasi pencetakan, digitalisasi dokumen, digital security solution (sertifika digital, e-materai dan tanda tangan digital). Sementara, di sektor perbankan dan Keungan (BRI dan Mandiri), transformasi ini berfokus pada adopsi layanan keuangan digital seperti mobile banking, pembayaran digital, dan integrasi sistem pembayaran melalui aplikasi.
Kemudian, sektor energi di Pertamina dan PLN dengan menggunakan teknologi untuk optimalisasi rantai pasokan, sistem manajemen energi berbasis digital, serta pemantauan dan pengelolaan distribusi energi secara real-time. Di sektor transportasi pada Garuda Indonesia dan Kereta Api Indonesia melakukan penjualan tiket, layanan pelanggan serta optimasisasi operasional berbasis data. Garuda Indonesia, misalnya, telah menerapkan sistem e-tickteting dan manajemen rute. (*)