Kepengurusan Asosiasi Kedelai Cermati Ketegangan Geopolitik

Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) menetapkan kepengurusan periode 2024-2029. Munaslub ini menetapkan Hidayatullah Suralaga terpilih sebagai Ketua Umum, Rayfarrell Dwia sebagai Sekretaris Jenderal, dan Rossy Wanandi sebagai Bendahara Askindo.

Munaslub yang dihadiri oleh anggota Askindo dari berbagai pelaku usaha kedelai ini bertujuan untuk merevitalisasi dan konsolidasi organisasi. Hidayatullah mengajak seluruh anggota untuk berkolaborasi demi kemajuan organisasi dan masyarakat. “Melalui Munaslub ini, kami berharap Akindo dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan anggotanya dan masyarakat luas,” ujarnya, dikutip Senin (7/10/2024).

Sementara, Rayfarrell menekankan pentingnya kolaborasi dan mengajak pelaku usaha kedelai lainnya untuk bergabung dengan Akindo. “Mari kita bergandengan tangan untuk memperluas jaringan dan jangkauan, sehingga kemanfataan asosiasi ini bisa dinikmati semakin banyak kalangan. Kita jadikan Akindo sebagai wadah penyampaian aspirasi kepada pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan lebih tepat guna dan sesuai sasaran,” katanya. Akindo berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan kedelai dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, menyampaikan kedelai itu berbeda dengan beras karena bukan kebutuhan pokok masyarakat. Namun jika bahan makanan yang satu ini menghilang di pasaran dan harganya melonjak tinggi, pemerintah bakal kebingungan dan akan mendapat tekanan dari perajin tahu dan tempe. “Ini pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, yang mana harga kedelai mencapai Rp135 ribu hingga Rp145 ribu per kilogram. Hilangnya kedelai diikuti dengan berhentinya produksi tempe yang sudah begitu lekat dengan rakyat,” jelas Huda.

Huda juga mengingatkan agar pengurus baru Akindo untuk lebih berhati-hati, karena tantangan yang akan dihadapi akan lebih berat. Situasi di Timur Tengah yang makin panas dan perang Rusia - Ukraina yang tak kunjung berakhir akan berpengaruh pada harga kedelai di pasar global. (*)

# Tag