Pinhome: Mayoritas Generasi Sandwich Gunakan Tabungan Pribadi untuk Beli Rumah
Platform jual beli properti Pinhome bekerjasama dengan YouGov hari ini meluncurkan laporan Langkah Generasi Sandwich Menuju Kepemilikan Properti. Dalam laporan ini ditemukan bahwa mayoritas generasi sandwich menggunakan tabungan pribadi untuk membeli rumah.
Laporan ini menggabungkan data dari Pinhome dan riset secara daring terhadap 400 responden dari berbagai kelas sosial ekonomi di seluruh Indonesia yang mewakili populasi dari generasi sandwich yang ingin atau telah memiliki properti.
Berdasarkan hasil survei terhadap Generasi Sandwich yang melakukan pembelian properti dalam satu tahun terakhir, mayoritas mereka (53%) menggunakan tabungan pribadi sebagai sumber utama pembiayaan pembelian rumah. Selain itu, 29% dari mereka menerima dukungan dari keluarga untuk mewujudkan impian memiliki rumah.
Sementara itu, hanya 28% yang memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), dan 26% lainnya memilih menggunakan pinjaman lain seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kombinasi tabungan pribadi dan bantuan dana dari keluarga menjadi kombinasi pembiayaan yang paling banyak digunakan, dipilih oleh 18% dari Generasi Sandwich.
Kombinasi dengan tabungan pribadi adalah pilihan utama untuk hampir semua opsi pembiayaan lainnya. Namun, ada pengecualian di kalangan Generasi Sandwich yang menggunakan penarikan dana pensiun dan dana jaminan sosial.
"Dari Generasi Sandwich yang menarik dana pensiun, 51% memilih untuk menggabungkan dana pensiun mereka dengan pinjaman non-perbankan, seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di sisi lain, 48% dari mereka yang menarik dana jaminan sosial juga mendapatkan dukungan atau pinjaman dari keluarga,” ujar Founder dan CEO Pinhome Dayu Dara Permata, Senin (8/10/2024).
Di antara Generasi Sandwich yang memilih untuk menggunakan KPR atau KPA, terdapat kecenderungan untuk memilih tenor cicilan yang lebih pendek. Sebanyak 26% dari pengguna KPR memilih tenor 1-5 tahun, diikuti oleh 25% yang memilih tenor 6-10 tahun, dan 23% memilih tenor 11-15 tahun.
Data tersebut menunjukkan preferensi Generasi Sandwich terhadap pembayaran cicilan yang lebih cepat selesai, yang mencerminkan kehati-hatian dalam mengelola beban utang di tengah tuntutan keuangan yang beragam.
Langkah-langkah yang diambil oleh Generasi Sandwich dalam merencanakan anggaran untuk membeli properti juga cenderung konservatif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari dinamika pasar yang lebih luas.
Pada kuartal kedua tahun 2024, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, sebagai bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global yang meningkat. Kenaikan suku bunga ini berdampak langsung pada sektor pembiayaan.
Sebagai hasil dari peningkatan suku bunga acuan ini, terjadi penurunan dalam permintaan KPR dan KPA sebesar 8% pada kuartal kedua tahun 2024 dibandingkan dengan kuartal pertama. Kenaikan biaya pinjaman menjadi salah satu faktor utama yang menghambat daya beli masyarakat, yang berdampak pada keputusan mereka dalam mengakses produk KPR dan KPA.
“Selain itu, penurunan median plafon permintaan pembiayaan rumah sebesar 3% menunjukkan sikap yang lebih konservatif dari konsumen dalam mengambil jumlah pinjaman yang besar. Konsumen cenderung memilih rumah yang lebih terjangkau atau mengumpulkan uang muka (DP) yang lebih besar sebelum mengajukan KPR atau KPA, sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi dan kebijakan perbankan yang lebih ketat,” ucapnya. (*)