Trends

Inovasi Ban Leng Bertahan sebagai Obat Herbal di Indonesia

Obat herbal Ban Leng, produksi CV San Sidarta. (Dok. Ban Leng)

Dalam dunia kesehatan, ada istilah obat dalam dan obat luar. Sesuai namanya, obat dalam dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Sebaliknya, obat luar tidak untuk dikonsumsi.

Namun berbeda dengan Ban Leng, sebagai merek yang terdaftar di BPOM sebagai obat dalam, namun juga bisa digunakan untuk obat gosok. Keunggulan inilah yang membedakan produk minyak tradisional yang hadir sejak tahun 1928 ini dengan obat minum atau obat gosok lainnya.

Handoko Lie, Direktur CV San Sidarta, produsen Ban Leng mengatakan, keunggulan utama dari produk yang dimiliki adalah komposisinya yang mengandung berbagai obat herbal dengan khasiat saling melengkapi. Misalnya, licorice atau akar manis, yang dikenal dapat meredakan sakit tenggorokan dan batuk, serta memperlancar saluran pernafasan.

Dia menambahkan, radix angelica tuhuo juga merupakan bahan penting dalam Ban Leng yang membantu meredakan gejala masuk angin dan sakit kepala, serta prunus persicae semen yang dapat meredakan rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan luka. Keunikan Ban Leng terletak pada proses pembuatannya. Bahan-bahan herbal direndam dan dimasak dengan teliti, sehingga sari pati obat benar-benar terserap dalam minyak.

“Ini membuat Ban Leng tidak hanya efektif untuk mengatasi berbagai keluhan seperti tenggorokan kering, masuk angin, batuk dan pilek, tetapi juga sebagai obat gosok untuk mengatasi berbagai jenis luka, cantengan, gatal atau infeksi gigitan serangga dan binatang berbisa, ruam popok serta wasir atau ambeien,” tegasnya.

Ban Leng bisa digunakan oleh semua usia, dari bayi hingga lansia, dan juga aman untuk ibu hamil dan menyusui. Dosis penggunaannya pun bervariasi tergantung pada kebutuhan, dengan panduan khusus untuk anak-anak dan bayi.

Berkat inovasi yang dihadirkan, Ban Leng pun mampu bertahan di tengah persaingan bisnis, terutama dengan obat modern. Eksistensi Ban Leng juga tak luput dari strategi yang dijalankan, yang berkomitmen untuk mengatasi perang harga antar reseller, dengan tujuan untuk menjaga margin para reseller. “Selain itu ekspansi akan dilakukan secara bertahap dengan menjalin hubungan dengan reseller baru,” ujar Handoko.

Sejarah Ban Leng berawal dari dedikasi seorang dokter tradisional bernama Xue Jia Qi, atau lebih dikenal dengan nama Sie Ka Tje. Pada tahun 1928, Xue Jia Qi mendirikan Rumah Obat “Tjeh She Tong”, yang berarti "tempat untuk membantu dunia". Di sinilah Xue Jia Qi menciptakan Ban Leng Yoe, yang diartikan sebagai “minyak dengan puluhan ribu manfaat.”

“Ban Leng adalah obat herbal pertama di Indonesia dengan khasiat saling melengkapi, sebagai obat dalam, tetapi juga memiliki banyak khasiat untuk penggunaan luar,” ungkap Handoko.

Kualitas dan khasiat Ban Leng menjadi bukti dari kekuatan ilmu pengobatan kuno yang tak lekang oleh waktu. “Ini adalah pengingat bahwa tradisi dan inovasi dapat bersinergi untuk menciptakan solusi kesehatan di segala zaman,” Handoko mengakhiri. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved