Diageo Tambah Fasilitas Produksi di Bali

Ground breaking fasilitas produksi Diageo di Tabanan, Bali, pada Senin (14/10/2024). (Foto : Istimewa).

Diageo, produsen minuman beralkohol premium di bawah naungan PT Langgeng Kreasi Jayaprima (LKJ), melakukan groundbreaking penambahan fasilitas terbaru yang seluas 8.800 m2 di Desa Nyambu, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, pada awal pekan ini. Fasilitas ini bakal melengkapi fasilitas produksi Diageo di Indonesia.

Sebelumnya, Diageo pada 2014 mendirikan pabrik pertamanya di Indonesia. Pabrik ini memproduksi beberapa merek untuk pasar Indonesia. Pada Desember 2021, Diageo mulai mengekspor merek Smirnoff dan Captain Morgan yang diproduksi di pabrik Tabanan Bali ke Thailand, Filipina dan negara- negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.

John O’Keeffe, Presiden & CEO Diageo Asia Pasifik, Global Travel dan India, mengatakan pabrik di Tabanan Bali dan perluasan fasilitas terbaru ini memperkuat rantai pasok perusahaan di regional. “Perluasan pusat pasokan kami yang kuat di Bali adalah kunci strategi regional kami yang lebih luas untuk melayani pelanggan dan konsumen dengan lebih baik di seluruh Asia Pasifik dan berkontribusi pada ambisi global Diageo,” ujar O’Keeffe di Tabanan, Senin (14/10/2024) kemarin.

O’Keeffe, pada keterangan tertulisnya itu, mengatakan fasilitas terbaru inimendukung ambisi Diageo memperluas jangkauan pasar ke konsumen di Asia Pasifik dan meningkatkan kontribusi terhadap penjualan produk dan bisnis Diageo di pasar global. Saat ini, 37,1% dari penjualan Diageo di seluruh dunia berasal dari Asia.

Corporate Relation Director di Diageo Indonesia, Dendy Borman, menyatakan, penambahan fasilitas pabrik itu meningkatkatkan pasokan minuman beralkohol premium untuk domestik dan ekspor. “Jadi, fasilitas ini untuk kebutuhan gudang yang terintegrasi sehingga mampu mendukung kebutuhan ekspor," ucap Dendy.

Ground breaking fasilitas produksi Diageo di Tabanan, Bali, pada Senin (14/10/2024). (Foto : Istimewa).

Sejalan dengan komitmen global Diageo terhadap keberlanjutan, fasilitas produksi di Tabanan ini menggunakan energi yang lebih hemat sebesar 95% jika dibandingkan energi pada produksi konvesional. Metode ini berkontribusi terhadap program ESG-nya (Enviromental, Social & Governance) Diego yang bertajuk Diageo Society 2030: Spirit of Progress.

Pada kesempatan ini O'Keeffe membuka Rumah Nyambu atau Nyambu Sustainability Hub, pusat kolaborasi untuk masyarakat agar dapat berkumpul bersama dengan Diageo dan organisasi lain serta lembaga swadaya masyarakat untuk berdiskusi tentang isu mendesak, berinovasi, dan berbagi pengetahuan tentang keberlanjutan. Hub ini merupakan kolaborasi antara masyarakat Nyambu, Desa Wisata Ekologis, Yayasan Wisnu, dan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari yang didukung oleh Diageo.

“Filosofinya kita tumbuh bareng-bareng, Diageo tidak mau tumbuh sendiri tapi tumbuh bersama dengan masyarakat," ungkapnya. Diageo bekerja sama dengan dengan Yayasan Bambu Lestari dengan program lima tahunan untuk konservasi air, karena elemen utama dari bisnis Diageo adalah air.“Elemen utama bisnis kita adalah air, jadi kami berkomitmen untuk menjaga air dan kelestarian lingkungan sekitar bekerjasama dengan elemen masyarakat,” sebutnya. (*)

# Tag