Kolaborasi Pengusaha-Pemerintah: Jalan Menuju Industrialisasi Lebih Kuat

Acara Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia bertajuk "Urgensi Industrialisasi untuk Mencapai Pertumbuhan 8%", Jakarta, Rabu (16/10/2024). (Foto: Audrey/SWA)

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menegaskan pentingnya kolaborasi strategis antara pelaku usaha dan pemerintah dalam memperkuat industrialisasi. Menurut I Made Dana Tangkas, Chairman Apindo Business & Industry Learning Center, sinergi dengan pemerintah sangat krusial, terutama dalam pemanfaatan insentif fiskal dan regulasi yang mendukung.

"Kami juga berharap kepemimpinan mendatang dapat memberikan kebijakan yang pasti untuk pelaku usaha, jadi jangan sering berubah karena itu membuat pengusaha bingung," ujar Made Dana dalam acara yang diselenggarakan oleh Core Indonesia bertema “Urgensi Industrialisasi untuk Mencapai Pertumbuhan 8%”, pada Rabu (16/10/2024).

Dalam dunia bisnis, kesepakatan bahwa industrialisasi adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi semakin menguat. Pebisnis menilai bahwa industrialisasi harus diintegrasikan ke dalam seluruh aspek kegiatan ekonomi. Tidak hanya menambah nilai produk, industrialisasi juga harus menciptakan daya saing yang didukung oleh infrastruktur yang baik, tenaga kerja profesional, serta penguasaan teknologi modern, termasuk teknologi informasi yang terus berkembang.

"Kita harus memberikan nilai tambah, dan yang tidak kalah penting adalah daya saing. Ini bukan hanya soal sumber daya alam, tetapi juga didukung oleh infrastruktur yang memadai, tenaga kerja yang kompeten dan profesional, serta penguasaan teknologi, termasuk pemanfaatan IT yang semakin berkembang saat ini," ujar Made Dana.

Produk yang dihasilkan, lanjut Made Dana, harus berkualitas tinggi dengan proses produksi yang cepat. Hal ini penting untuk memenuhi permintaan yang meningkat seiring dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. "Permintaan naik, industri ikut naik, produsen naik, manufaktur naik, tapi kualitas tetap harus terjaga. Kita juga perlu membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, produk yang 'customize'," tambahnya.

Tantangan dan Solusi Industrialisasi

Untuk mencapai target ambisius tersebut, Made Dana menekankan pentingnya memperkuat rantai pasok melalui diversifikasi sumber daya. Ini sangat penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang dapat memengaruhi rantai pasokan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah peningkatan kompetensi SDM melalui investasi pendidikan vokasi, yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi era transformasi industri 4.0.

Adopsi teknologi dan inovasi menjadi faktor kunci lainnya. Made juga menyoroti pentingnya penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), yang tidak hanya meningkatkan daya saing tetapi juga membuka akses lebih luas ke pendanaan internasional.

Namun, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan utama dalam industrialisasi. Keterbatasan infrastruktur dan logistik menjadi hambatan, dengan sekitar 40% wilayah yang masih kekurangan akses ke infrastruktur dasar. Di sisi lain, keterbatasan SDM dan teknologi juga menjadi masalah. Berdasarkan laporan World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 141 negara dalam kesiapan teknologi.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi global juga menjadi tantangan besar bagi industrialisasi di Indonesia. Made menyebutkan bahwa kondisi ini berdampak pada rantai pasok, serta munculnya tekanan untuk mengurangi emisi karbon, yang pada gilirannya memengaruhi efisiensi produksi dan daya saing Indonesia di pasar global.

Dengan tantangan yang ada, strategi industrialisasi yang komprehensif dan kolaborasi erat antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Penerapan teknologi, peningkatan kualitas SDM, serta penguatan rantai pasok adalah langkah-langkah vital untuk memastikan Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. (*)

# Tag