Searce: Kesiapan Data Organisasi Jadi Fondasi Implementasi AI

Kayla Spiess, Chief Marketing Officer Searce dan Benedikta Satya, Country Director Searce Indonesia. (dok. Searce)

Potensi pertumbuhan bisnis yang transformatif dengan menggunakan artificial intelligence (AI) kian tak terhindarkan. Searce sebagai perusahaan managed services provider dan sistem integrator untuk layanan Google Cloud dan AWS menilai bahwa AI secara fundamental mengubah cara organisasi beroperasi saat ini serta membantu mereka mempersiapkan fase pertumbuhan masa depan berikutnya.

Berdasarkan whitepaper yang diluncurkan Searce bertajuk “The State of AI 2024” ditemukan bahwa sebanyak 80% data perusahaan masih belum dimanfaatkan karena masalah kualitas, aksesibilitas, dan tata kelola sehingga menjadi penghalang utama bagi keberhasilan inisiatif AI. Selain itu, hanya 14% bisnis yang berhasil meningkatkan skala uji coba AI mereka hingga melampaui tahap eksperimental.

Dalam survei yang dilakukan terhadap 300 eksekutif dan senior teknologi dari organisasi di seluruh AS dan Inggris dengan pendapatan setidaknya $500 juta, sebanyak 33% responden mengatakan pendorong utama adopsi AI adalah untuk mendorong pertumbuhan pendapatan dan peluang bisnis baru. Lalu diikuti 23% responden mengatakan untuk penghematan biaya dan otomatisasi proses, dan 20% untuk enhanced customer service.

Kayla Spiess, Chief Marketing Officer Searce menyampaikan bahwa Searce melakukan pendekatan personal, memahami bahwa setiap klien memiliki kebutuhan dan tantangan yang unik. “Kami menawarkan solusi yang disesuaikan di berbagai industri, dari startup hingga perusahaan besar, dengan fokus pada transformasi digital dan adopsi cloud. Keahlian kami terletak pada pemanfaatan AI dan analisis data untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi bisnis,” ujarnya saat media briefing di Jakarta, (16/10/24).

Searce dapat membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam mengimplementasikan AI generatif ke dalam strategi pemasaran mereka dengan memberikan solusi yang disesuaikan. Kemudian menawarkan keahlian dan dukungan dengan memandu perusahaan melalui seluruh proses adopsi AI, mulai dari strategi dan implementasi hingga pelatihan dan dukungan berkelanjutan.

Pada kesempatan yang sama, Benedikta Satya, Country Director Searce Indonesia mengungkapkan hal yang paling utama adalah bukan hanya paham tentang AI itu sendiri tapi juga mengarti bahwa fondasi setiap perusahaan ataupun industri itu berbeda-beda, prioritas yang mereka miliki tentunya juga berbeda-beda. Budaya masing-masing perusahaan juga berbeda satu dengan lainnya.

“Di sinilah peran Searce sebagai konsultan IT untuk membantu para kilen dan mengevaluasi apa yang diperlukan oleh customer. Misalnya, ketika mereka ingin mengadaptasi AI, apakah data perusahaannya sudah benar karena segala implementasi AI tentunya akan mengambil dari sumber data tersebut. Searce dapat memberikan evaluasi awal mengenai apa yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan keberhasilan bisnis perusahaan tersebut,” papar Benedikta.

Berbicara mengenai etika penggunaan AI, Kayla menambahkan pada dasarnya teknologi ini untuk mengoptimalkan. Penerapan teknologi adalah untuk memenuhi kecepatan di mana kita mencoba untuk tumbuh.

“Jadi membuat pagar pembatas yang jelas itu penting. Kita membutuhkan manusia untuk melengkapinya. Terkadang konten format yang terlalu rumit tetap membutuhkan manusia untuk mengeditnya dan menggunakan pemikiran orisinal. Banyak orang berpikir bagaimana kalau pekerjaan saya tergantikan oleh AI, tetapi ini menjadi momen untuk kita benar-benar belajar lebih banyak lagi dari teknologi ini,” ujar Kayla. (*)

# Tag