LKL International dan Fastech Bentuk Joint Venture Produksi Alkes di Indonesia
LKL International Bhd, perusahaan asal Malaysia yang bergerak di bidang alat dan furnitur kesehatan, bersinergi dengan PT Fasilitas Teknologi Nusantara (Fastech) dalam bentuk perusahaan joint venture. Langkah ini ditujukan untuk memperkuat ekspansi bisnis ke pasar alat kesehatan (alkes) di Indonesia, yang dinilai sebagai pasar potensial utama di kawasan ASEAN.
Dalam perusahaan patungan ini, LKL International menguasai porsi saham sebesar 51% atau setara dengan Rp 5,1 miliar, sementara Fastech memiliki saham 49% atau Rp 4,9 miliar. Pembentukan perusahaan patungan ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada kuartal keempat tahun 2024, seiring dengan investasi signifikan yang akan diberikan oleh LKL untuk mengembangkan bisnis tersebut.
Zulkarnin Bin Ariffin, Direktur Eksekutif LKL International Bhd, menyatakan kerja sama ini merupakan tonggak penting bagi ekspansi bisnis LKL di pasar ASEAN, khususnya di Indonesia. “Usaha patungan ini tidak hanya memperkuat posisi kami di sektor alat kesehatan, tetapi juga mendukung pengembangan sektor kesehatan di Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan akses terhadap produk medis berkualitas,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang ditulis swa.co.id di Jakarta, Sabtu (19/10/2024).
LKL yang telah berpengalaman dalam produksi alat dan furnitur kesehatan, akan mengandalkan keahliannya untuk mendukung pengembangan bisnis joint venture ini. Mereka berharap dapat menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal Indonesia, serta meningkatkan efisiensi dalam penjualan alat kesehatan di Indonesia.
Di sisi lain, Fastech sebagai mitra lokal akan menyediakan jaringan distribusi serta pengetahuan pasar yang solid, yang diharapkan dapat mempercepat penetrasi produk-produk joint venture ini ke rumah sakit, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya di seluruh Indonesia.
Dengan pembentukan joint venture ini, LKL International Bhd berharap dapat meningkatkan daya saing mereka di industri alat kesehatan, yang terus berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap layanan kesehatan di Indonesia.
CEO Fastech Hendrik Tjandra meyakini bahwa kerja sama itu akan berdampak back bagi kedua negara. “SKami percaya dengan kerja sama ini akan berdampak baik untuk kedua pihak di dua negara, dari aspek kesehatan, transfer knowledge, dan akan memajukan UMKM di Indonesia,” ujar Hendrik Tjandra, CEO Fastech. (*)