Ini Aspirasi Pelaku Industri Bali Kepada Menteri Pariwisata
I Gde Wiratha, founder Bounty Group di Bali, menyampaikan aspirasinya mengenai pelantikan Widiyanti Putri Wardhana sebagai Menteri Pariwisata dan Ni Luh Enik Ernawati selaku Wakil Menteri Pariwisata. Gde mengatakan jabatan yang diemban oleh Widiyanti dan Ni Luh itu merupakan keputusan politik sehingga seluruh pelaku pariwisata, termasuk yang ada di Bali, harus menerima penetapan ini.
Kendati demikian, Gde menghimbau Menpar dan Wamenpar untuk mengembangkan industri pariwisata dari hulu ke hilir. "Ingat, pariwisata bukan hanya tentang hotel, tentang airline atau tentang destinasi dan jumlah wisatawan. Dunia pariwisata itu bicara tentang rasa yang sangat tinggi," tutur Gde saat dihubungi swa.co.id pada Senin (21/10/2024).
Tugas Menpar dan Wamenpar, menurut Gde, diharapkan menjadi motor penggerak yang menyokong pariwisata Bali yang berkelanjutan. "Semoga beliau- beliau tidak gamang," harapnya. Gde menjabarkan segmen pariwisata di Bali itu beragam, mulai dar kelas asongan hingga bintang 5. Kemudian, wisatawan backpacker hingga artis dan pemimpin dunia. "Kami yang di Bali pasti akan mendampingi dan membantu Menpar serta Wamenpar. Itu pasti. Marilah kita menghormati pilihan presiden Prabowo Subianto," ucap Gde.
Pada kesempatan terpisah, Widiyanti mengatakan Kementerian Pariwisata berkomitmen untuk memastikan pariwisata yang kesinambungan dan mengakselerasi industri ini menggunakan teknologi. "Saya berkomitmen agar pariwisata mencapai pencapaian yang lebih besar. Apalagi saat ini sektor pariwisata Indonesia kini berada pada peringkat 22 dari 190," ujar Widiyanti di sela-sela Serah Terima Jabatan seperti dikutip dari YouTube Kemenparekraf di Jakarta, Senin (21/10/2024)
Dia mengungkapkan program kerjanya pada enam bulan mendatang, yaitu penguatan potensi pariwisata Indonesia. "Dalam enam bulan ke depan, saya akan fokus empat strategi utama untuk memperkuat potensi pariwisata, yaitu infrastruktur, investasi, sumber daya manusia, dan promosi," ucap Widiyanti.
Selain itu, Widiyanti bakal memperbanyak transformasi pariwisata dengan pihak-pihak terkait dan memanfaatkan kecerdasan buatan (artificiall inteligence/AI) untuk pemasaran berbasis digital dan AI travel system, diversifikasi atraksi nusantara, serta event berskala internasional."Saya juga akan merancang kerja sama dengan instansi, khususnya untuk transfer knowledge, menggunakan sekolah unggulan, sekolah pariwisata kelas dunia. Saya optimis pariwisata menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia," tuturnya.
Gde dan rekan seprofesinya di Bali bakal menyelarskan dan bersinergi dengan program Kementerian Pariwisata di era Kabinet Merah Putih ini. Oh ya, Gde adalah pelaku industri kawakan di Bali. Dia dijuluki sebagai Raja Leisure Bali. Pria berusia 67 tahun ini merintis bisnis wisata sejak 3 dekade silam. Gde ketika berusia 31 tahun sudah memiliki hotel 200 kamar di Kuta, Bali. Hotelnya diberi nama Bounty Hotel.
Ia dikenal sebagai pioner pariwisata Bali lantaran memulai pub yang pertama di Pulau Dewata. Sebut saja, Double Six sebagai klub yang pertama beroperasi di Kuta, Bali. Ia memulai bisnis taksi saat masyarakat Bali belum terbiasa dengan moda transportasi ini. Gde sempat merajai bisnis taksi lantaran memiliki armada taksi sebanyak 800 unit. Bisnis taksinya sudah gulung tikar.
Gde sejak 1999 mengoperasikan Bounty Cruises, pionir penyedia jasa kapal pesiar di Bali. Kapal pesiar berkapasitas 600 orang dan 2 kapal kecil lainnya. Langkah berani Gde berlanjut di periode berikutnya.
Pada 2003, Gde menggarap bisnis penerbangan, melalui PT Air Paradise International dan PT Air Paradise Indonesia. Dia mengantongi dua izin maskapai penerbangan dan mengoperasikan empat pesawat Airbus. Pangsa pasar terbesar Paradise Air adalah penumpang dari Australia. Paradise Air pernah menerbangkan lebih dari 20 ribu penumpang per bulannya.
Bom Bali 2 berdampak negatif terhadap bisnis maskapai penerbangannya itu. Lagi-lagi, bisnisnya gulung tikar. Saat ini, bisnisnya masih menggurita meski ia melakukan perampingan dan mulai menyerahkan operasional hotel, pub, diskotek, resto termasuk Ku De Ta, biro perjalanan dan cruise kepada putranya, Calvin Wiratha. (*)