Business Research

Sektor Padat Modal Dominasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Oleh Admin
Sektor Padat Modal Dominasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Eric Sugandi, ekonom Standard Chartered Bank

Meski ekonomi Indonesia tumbuh 6 persen, sejumlah tantangan masih menghantui. Menurut Eric Sugandi, ekonom Standard Chartered Bank, salah satu tantangan itu adalah masalah kesenjangan baik sosial maupun ekonomi.

Terkait masalah kesenjangan, ia memaparkan, salah satu yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didorong oleh sektor industri padat modal. “Kalau dari sisi permintaan, sektor yang paling banyak mendorong pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga. Dari sisi lapangan usaha, yang banyak mendorong pertumbuhan ekonomi kita dan punya kontribusi yang besar adalah sektor trade, hotel dan restoran; sektor transportasi dan komunikasi; dan sektor financial services,” terang Eric, kepada sejumlah wartawan dalam forum media briefing terkait prediksi ekonomi 2013, di Jakarta, Rabu (5/12/2012).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan riset Standard Chartered, ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, sektor tersebut pun menunjukkan tingkat pertumbuhan riil rata-rata yang cukup tinggi, khususnya sepanjang tahun 2001-2011. Namun, kata Eric, sektor perdagangan, hotel, dan restoran ternyata lebih banyak digerakkan oleh para pedagang besar.

“Apa implikasinya? Pertumbuhan ekonomi Indonesia itu lebih banyak digerakkan oleh sektor-sektor yang padat modal, bukan padat karya,” lanjut Eric.

Lalu, bila melihat sektor manufaktur, sektor ini sebenarnya punya kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan PDB. Tetapi, tingkat pertumbuhan sektor ini sendiri tidak tinggi. Pertumbuhannya lebih kecil ketimbang ketiga sektor yang telah disebutkan sebelumnya.

Eric pun menyebutkan, hal ini bisa diakibatkan oleh sengitnya persaingan produk manufaktur lokal dengan produk manufaktur asal China. Dengan begitu, ia menyebutkan, “Jadi kita agak sulit mengharapkan pertumbuhan manufaktur yang pesat katakanlah seperti dekade 70-an atau 80-an. Walaupun sektor ini kontribusinya terhadap GDP itu masih besar.” (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved