ERHA Clinic: Tak Ingin Sekadar Menjadi Klinik Kecantikan!
Seperti hamparan kain yang ditenun dengan penuh detail, ERHA Clinic telah membangun reputasinya dalam industri kecantikan Indonesia. Dari sebuah klinik kecil di Kemang pada 1998, kini ERHA menjadi jaringan besar dengan 123 klinik yang tersebar dari Aceh hingga Maluku.
Namun, lebih dari sekadar jaringan klinik, ERHA menawarkan pendekatan berbeda dalam memandang kecantikan. “Kami tidak sekadar membuat orang cantik; tujuan utama kami adalah membuat kulit sehat. Cantik hanyalah bonus,” ungkap Oemar Saputra, Head of CSR, Corporate Relations, People Engagement & Culture Development Arya Noble Group, dalam acara BizzComm Podcast, siniar kerja sama SWA dan dengan LSPR Faculty of Business.
Di tengah persaingan sengit, pernyataan sederhana ini menjelaskan mengapa ERHA berbeda; mereka tak sekadar menjual penampilan, tapi menawarkan kesehatan kulit yang abadi. Dan pendekatan ERHA yang holistik ini hadir bukan tanpa strategi. Mereka telah menganyam inovasi dalam setiap aspek bisnis, termasuk strategi pemasaran yang mampu menggerakkan hati. Salah satu kampanye yang mencuri perhatian adalah ‘Intelligent Choice’, sebuah ajakan bagi konsumen untuk memilih dengan bijak dan cerdas.
Kampanye ini bukan sekadar slogan; ia mencerminkan visi ERHA sebagai pendamping yang memahami kebutuhan konsumen. “ERHA ingin menjadi pilihan yang tepat, bukan sekadar pilihan yang populer,” kata Oemar. Kampanye ini telah berhasil memperkuat ikatan emosional antara konsumen dan merek, menjadikan ERHA lebih dari sekadar klinik kecantikan.
Melengkapi kampanye cerdasnya, ERHA menggandeng teknologi kecerdasan buatan untuk menciptakan pengalaman yang lebih kaya bagi para konsumennya. Di balik alat Skin Age Detector, tersimpan impian besar untuk memudahkan pelanggan dalam memahami kondisi kulit mereka secara akurat.
“AI bukan sekadar tren, tetapi bagian dari proses bisnis kami,” Oemar menambahkan. Teknologi ini bukan hanya alat, tetapi medium bagi ERHA untuk merangkul setiap pelanggan dengan pemahaman yang lebih mendalam, menjadikan perjalanan merawat kulit terasa lebih personal dan berharga.
Langkah berani ERHA dalam memanfaatkan teknologi diperkuat oleh aplikasi digitalnya, ‘ERHA Buddy’. Aplikasi ini bukan sekadar platform transaksi; ia adalah jembatan antara konsumen dan klinik. Melalui ERHA Buddy, pelanggan bisa berkonsultasi dengan dokter, membeli produk, dan mengatur jadwal perawatan dari mana saja.
“ERHA ingin aksesibilitas menjadi bagian dari kenyamanan pelanggan,” ujar Oemar. Dengan aplikasi ini, mereka hadir di ujung jari setiap orang, membuat perawatan kulit menjadi lebih sederhana tanpa harus berkunjung langsung ke klinik.
Media sosial juga menjadi kanvas tempat ERHA melukiskan komitmennya. Dengan konten yang informatif dan edukatif, ERHA memanfaatkan media sosial sebagai sarana membangun kesadaran dan edukasi. Alih-alih sekadar menjual produk, klinik ini menyampaikan nilai dan visi melalui berbagai platform digital, memperlihatkan wajah yang ramah dan mendalam di era digital ini.
Di balik kemegahan produk dan inovasi teknologi, ERHA berdiri teguh dengan fondasi sumber daya manusia yang solid. Oemar mengungkapkan bahwa budaya perusahaan ERHA menekankan pada nilai keberlanjutan dan pengembangan karyawan. “Kami ingin karyawan kami tidak hanya fokus pada pekerjaan tetapi juga peduli terhadap lingkungan,” kata Oemar.
Dengan inisiatif seperti “10 Area Waste”, ERHA menciptakan ekosistem kerja yang tidak hanya efisien, tetapi juga selaras dengan lingkungan. Ini adalah sebuah konsep atau inisiatif yang diterapkan oleh ERHA Klinik untuk mengurangi limbah dan meningkatkan kesadaran lingkungan di antara karyawan mereka. Program ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja yang lebih berkelanjutan dengan mengidentifikasi sepuluh area atau kategori limbah utama yang dapat dikurangi atau dioptimalkan.
Tujuan dari "10 Area Waste" adalah untuk membangun pola pikir keberlanjutan dalam keseharian para karyawan ERHA, mengingatkan mereka akan pentingnya pengelolaan limbah dan efisiensi di tempat kerja. Dengan inisiatif ini, ERHA berupaya tidak hanya memberikan dampak positif pada lingkungan, tetapi juga menciptakan kesadaran akan keberlanjutan sebagai bagian dari budaya perusahaan mereka. Intinya: di dalam ERHA, setiap karyawan bukan hanya sekadar pekerja; mereka adalah penjaga nilai, membawa tanggung jawab untuk menciptakan solusi bagi konsumen.
Keterikatan ini menciptakan semangat yang terpancar di seluruh jaringan klinik ERHA. Dari Aceh hingga Maluku, setiap klinik memiliki standar layanan yang sama, seolah-olah terikat oleh benang merah yang tak kasat mata. “Di ERHA, setiap orang dituntut untuk menjadi bagian dari solusi,” ungkap Oemar. Dengan filosofi ini, ERHA memastikan bahwa di setiap kota, pelanggan mendapatkan pengalaman yang sama, membuktikan bahwa kecantikan tak mengenal batas wilayah.
Karena itulah, perjalanan ERHA tak berhenti pada layanan kulit semata. Dengan kepedulian yang mendalam terhadap lingkungan, ERHA meluncurkan program ‘Start to Change’ dan ‘Cosmetic Reverse Vending Machine’ sebagai bagian dari upaya circular economy.
Melalui program ini, ERHA mengajak konsumen untuk mengembalikan botol kosmetik bekas yang nantinya diolah kembali. “Kami ingin sampah skincare tidak hanya dibuang begitu saja, tapi bisa diolah untuk kebaikan,” kata Oemar. Inisiatif ini tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan, tetapi juga mendapat sambutan hangat dari konsumen, menunjukkan bahwa tanggung jawab lingkungan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan ERHA.
Langkah ini bahkan membawa manfaat yang lebih luas. Sampah kosmetik yang dikumpulkan digunakan untuk membiayai beasiswa bagi anak-anak yang putus sekolah. “Dari sampah kita bisa memberikan beasiswa kepada 30 anak,” tutur Oemar dengan bangga.
Dengan ini, ERHA membuktikan bahwa kecantikan bisa melampaui batas fisik, memberi harapan bagi generasi masa depan. Dari setiap botol yang dikembalikan, ada kontribusi kecil untuk pendidikan, menjadikan setiap produk yang terjual bukan hanya sarana perawatan diri, tetapi juga bentuk investasi sosial.
Ketika berbicara tentang masa depan, Oemar penuh keyakinan bahwa ERHA akan terus berkembang. “Kami berharap ERHA dapat menjadi klinik kecantikan nomor satu di Indonesia dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” ucapnya. Dengan rencana ekspansi dan penguatan infrastruktur, ERHA bertekad untuk terus tumbuh tidak hanya dari sisi bisnis, tetapi juga dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dalam perjalanan panjangnya, ERHA Klinik telah menjadi lebih dari sekadar klinik kecantikan. Di dalamnya, ada inovasi yang dirangkai dengan hati-hati, nilai-nilai yang ditanamkan dengan penuh kasih, dan tanggung jawab sosial yang melampaui batas industri agar bisa memberikan kebaikan bagi masyarakat. (*)