Cetak Laba Bersih Rp10,55 Miliar di Kuartal III/2024, Ini Keran Pendapatan VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR)
PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk atau VKTR mengalami penurunan laba bersih pada kuartal III/2024 menjadi Rp10,55 miliar. Sebelumnya, perusahaan mencetak laba sebesar Rp19,51 miliar pada kuartal III/2023, turun 45,93 dari periode sebelumnya.
Adapun pendapatan perusahaan pada kuartal III/2024 sebesar Rp645,80 miliar. Pendapatan ini menurun 27,52% dari kuartal III/2023 sebesar Rp890,99 miliar.
Keran pendapatan perusahaan berasal dari penjualan pihak ketiga komponen suku cadang dan besi bekas serta kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Masing-masing pendapatannya sebesar Rp608,85 miliar dan Rp38,98 miliar.
Penjualan tersebut disokong oleh pihak ketiga seperti PT Hino Motors Manufacturing Indonesia, yang menyumbang penjualan sebesar Rp148,68 miliar. Kemudian, disusul oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors sebesar Rp114,79 miliar dan PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia sebesar Rp122,35 miliar.
Namun, perusahaan berhasil menekan beban pokok penjualan pada kuartal III/2024. Total beban pokok penjualan sebesar Rp521,45 miliar, menurun 29,04% dibandingkan sebelumnya sebesar Rp734,85 miliar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan beban pokok penjualan manufaktur seperti bahan baku, beban pabrikasi, hingga tenaga kerja langsung, serta biaya perdagangan.
Terkait aset dan liabilitas, VKTR mencetak total aset sebesar Rp1,73 triliun pada kuartal II/2024. Aset tersebut naik 4,22% dari periode sebelumnya sebesar Rp1,66 triliun. Ini disebabkan peningkatan piutang lain-lain pihak ketiga karena adanya kerja sama dengan pihak ketiga.
“Peningkatan uang muka disebabkan adanya pembayaran uang muka kepada vendor terkait: untuk pembangunan proyek pabrik di Magelang, pembelian bis listrik dalam bentuk CKD, dan pembelian bahan material untuk produksi,” tegas Direktur Keuangan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, Achmad Amri Aswono Putro, dalam keterbukaan informasi yang dikutip pada Senin (28/10/2024).
Peningkatan total aset itu juga disebabkan karena peningkatan pada pajak dibayar muka karena pembayaran pajak PPN Masukan. Selain itu, terdapat peningkatan aset pajak tangguhan karena naiknya pajak penghasilan yang dapat ditangguhkan. Terakhir, terdapat peningkatan aset tidak lancar karena commitment fee kepada vendor dan adanya uang jaminan listrik.
Adapun liabilitas perusahaan, tercatat Rp574,23 miliar pada kuartal III/2024, meningkat 10,32% dari periode sebelumnya sebesar Rp520,50 miliar. Peningkatan liabilitas ini disebabkan adanya peningkatan pinjaman jangka pendek dari pinjaman baru ke Bank Ina Perdana Tbk.
VKTR juga mengalami peningkatan utang usaha karena utang usaha kepada pihak ketiga dari pembelian material produksi. Utang lain-lain juga meningkat karena utang dividen kepada PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors. Terakhir, perusahaan mengalami peningkatan pinjaman jangka panjang karena adanya penarikan fasilitas pinjaman ke Bank Ina Perdana Tbk.
Manajemen perusahaan menyebutkan, VKTR menarik sebagian fasilitas pinjaman dari Bank Ina Perdana Tbk sebesar Rp12,81 miliar pada 3 Oktober 2024. Perusahaan juga menandatangani perjanjian pembiayaan investasi sewa pembiayaan dengan PT Mitsubishi HC Capital and Finance Indonesia (MHCI) senilai Rp88,37 miliar.
Kerja sama ini melibatkan anak perusahaan VKTR, yaitu PT Sarana Ekomobilitas Indonesia (SEI). Adapun jangka waktu masa sewa pembiayaan selama 36 bulan setelah tanggal penyerahan. (*)