Survei Jakpat : Investor Meminati Investasi Perhiasan dan Tabungan Emas
Survei Jakpat bertajuk Indonesia Investment Trends yang dirilis pada 24 Oktober 2024 melakukan survei terhadap 2.088 responden di seluruh Indonesia tentang tren investasi, baik bagi mereka yang sudah memiliki maupun yang berencana untuk berinvestasi. Hasil survei menunjukkan bahwa 3 dari 4 orang pernah memiliki investasi. Lebih detail, 83% dari pemilik ini mengelola produk investasi mereka secara rutin dengan perhiasan sebagai produk yang paling banyak dikelola dengan persentase 30%.
Produk lain yang juga digemari adalah logam mulia/tabungan emas (21%) dan properti (17%). Sementara, 16% responden rutin mengelola reksa dana dan 13% mengelola saham. “Setiap tahun selalu ada pertumbuhan positif jumlah investor di produk pasar modal di saham maupun reksa dana. Pertumbuhan paling besar terjadi pada segmen investor muda. Walaupun investor muda ini masih mendominasi, namun penguasaan asetnya tidak sebesar investor dari segmen usia yang lebih matang,” ujar Kepala Riset Jakpat, Aska Primardi seperti ditulis swa.co.id di Jakarta,Selasa (29/10/2024).
Terkait awal mula, 43% responden itu mulai berinvestasi di usia 20-an. Sementara yang lain mulai berinvestasi di usia 30-34 tahun dengan persentase 20%. Lalu, 44% orang sudah berinvestasi selama lebih dari 2 tahun, sedangkan 1 dari 5 orang mulai rutin berinvestasi selama kurang dari 6 bulan. Berbicara soal sumber dana investasi, hampir 60% responden menyatakan berasal dari gaji. Sumber lainnya adalah tabungan (53%) dan bonus (46%). Lebih dari 50% orang menginvestasikan 10-30% dari pendapatan mereka tiap bulan.
Survei Jakpat ini mengidentifikasi minat yang tinggi untuk berinvestasi itu diikuti dengan literasi yang cukup tentang investasi. Hal ini terlihat dari besarnya alokasi dana investasi dari total pendapatan bulanan yang tidak terlalu besar, namun yang penting hal ini rutin dilakukan setiap bulan. "Selain itu tampaknya mereka juga dapat memisahkan mana uang panas dan mana uang dingin yang bisa dipakai untuk investasi,” tutur Aska.
Lebih dari 40% responden mendapatkan informasi terkait produk-produk investasi dari rekomendasi orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau kerabat. Beberapa lainnya dari sosial media seperti akun Youtube tidak resmi seperti para profesional atau reviewer (27%) dan website resmi penyedia produk investasi (26%).
Platform investasi digital
Selain tabungan emas, platform penyedia investasi yang banyak digunakan adalah reksa dana (16%) dan mata uang kripto/cryptocurrency (13%). Saham dan obligasi/sukuk ritel/Surat Berharga Nasional (SBN) juga diminati. Bibit merupakan platform yang paling banyak digunakan untuk investasi digital, yaitu untuk reksa dana (62%), saham (46%), dan obligasi (62%). Di sisi lain, layanan keuangan digital Dana juga cukup banyak digunakan sebagai platform investasi, yakni pada tabungan emas (30%) dan reksa dana (23%). (*)